Kontroversi Penilaian Sensor Game: Stellar Blade vs. Dead Space

Lagi-lagi jagat game dihebohkan dengan kontroversi seputar penilaian sensor dari CERO (Computer Entertainment Rating Organization) terhadap dua game yang tengah ramai diperbincangkan. Game yang dimaksud adalah Stellar Blade, garapan SHIFT UP Corporation, dan Dead Space, yang merupakan salah satu game horror paling ikonik pada masanya.
Pada konteks ini, kami akan merunut perbedaan penilaian yang diberikan oleh CERO kepada kedua game tersebut, serta menggali alasan dibalik keputusan tersebut.
Perbedaan Penilaian CERO

Pertama-tama, mari kita telaah penilaian yang diberikan oleh CERO kepada kedua game ini. Stellar Blade, yang menampilkan karakter utama wanita dengan mengusung gaya hack ‘n’ slash, mendapatkan penilaian “CERO D”, yang berarti cocok untuk pemain berusia 17 tahun ke atas.
Sementara itu, Dead Space tidak mendapatkan penilaian apapun dari CERO, yang secara efektif membuatnya dilarang beredar di Jepang.
Pertanyaan yang muncul adalah, mengapa Stellar Blade bisa lulus sensor sedangkan Dead Space tidak? Menilik pernyataan Shaun Noguchi, General Manager dari EA Jepang, ada kekecewaan yang tersirat dibalik keputusan CERO ini. Dia merasa bahwa EA diperlakukan tidak adil karena game mereka, Dead Space, tidak lolos sensor, sementara Stellar Blade, yang juga memiliki konten kekerasan, berhasil melewati proses sensor.
Pernyataan yang dikutip dari akun X, menampilkan keraguan yang dirasakan oleh Shaun Noguchi terhadap penilaian CERO. Dia menyoroti fakta bahwa Dead Space tidak diperbolehkan menampilkan bagian tubuh yang terpotong atau organ dalam yang terburai, namun hal ini ditemui pada game Stellar Blade yang masih mendapatkan rating CERO D. Hal ini menggambarkan ketidakadilannya dalam menilai kedua game tersebut.
Seperti yang kita tahu, menurut CERO, alasan mereka tidak meloloskan Dead Space adalah karena konten kekerasan yang dimilikinya, yang memperlihatkan detail-detail yang dianggap terlalu ekstrem.

Namun, yang menarik adalah Stellar Blade juga memiliki konten serupa, namun tetap lulus sensor dengan rating yang sama. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang konsistensi mereka terhadap proses penilaian sensornya.
Kontroversi ini tidak hanya menciptakan kekecewaan bagi pihak-pihak yang terlibat, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang konsistensi dan transparansi dalam proses penilaian sensor game oleh lembaga seperti CERO. Keputusan yang diambil memiliki dampak yang luas, baik bagi industri game maupun para penggemarnya. Tanggapan kamu?