Layanan Netflix Dikabarkan Bakal Merambah Industri Gaming

Sebuah laporan baru dari Bloomberg telah menyatakan bahwa layanan Netflix sedang mempertimbangkan untuk memperluas penawaran streaming ke bidang game dalam waktu dekat. Sebagai bagian dari ekspansi baru di luar film dan acara TV, raksasa streaming yang satu ini telah mempekerjakan Mike Verdu yang merupakan mantan karyawan EA dan eksekutif Facebook.
Buat yang belum tahu, Verdu bertanggung jawab untuk membawa game ke platform Oculus Facebook dan sebelumnya mewakili seri Medal of Honor dan Command & Conquer untuk EA. Mempertimbangkan bahwa persaingan terkait streaming game mulai memanas, masuk akal jika layanan Netflix terjun ke sini.
Netflix memang bukanlah sebuah perusahaan biasa. Di tahun 2008 mereka sukses besar ketika digunakan sebagai salah satu aplikasi untuk Xbox 360. engan diskon khusus untuk anggota Xbox Live Gold, Netflix tiba-tiba naik daun. Mereka memberikan keuntungan besar untuk Microsoft serta diri mereka sendiri.
Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah Netflix akan menciptakan gamenya sendiri atau hanya bekerjasama dengan Google Stadia atau Amazon Luna. Tapi tidak menutup kemungkinan juga mereka akan melakukannya nanti.
Apapun masalahnya, tampaknya Netflix memang benar-benar serius melakukannya. Mereka tidak akan menunggu waktu sampai internet bisa menyapa masyarakat dunia. Selama Netflix mengadopsi model yang mirip dengan GameFly, di mana kalian apat memilih disk fisik yang dikirim melalui pos selain streaming, mungkin cara ini akan membuat semua orang bisa mendapatkan serta mencoba layanan ini.
Netflix berencana menghabiskan uang miliaran dolar demi mencapai ambisinya di tahun 2021. Lantas berapa banyak yang ingin mereka habiskan? Menurut berbagai sumber informasi, mereka bakal menghabiskan uang nyaris US$20 miliar untuk tahun 2021. Ini adalah peningkatan anggaran yang luar biasa dari tahun 2020.
Variety menuturkan, Netflix berencana menghabiskan uang US$17 miliar di tahun 2021. Sebelumnya di tahun 2020 mereka hanya memiliki anggaran sebesar US$11,8 miliar sedangkan di tahun 2019 mereka menghabiskan sekitar US$13,9 miliar.
“Seperti yang telah kami catat sebelumnya, penundaan produksi COVID-19 membuat beberapa film didorong ke 2021. Dan meskipun peluncuran vaksin sangat tidak merata di seluruh dunia, kami mencadangkan dan memproduksi dengan aman di setiap pasar utama, kecuali Brasil dan India,” ucapnya.
“Jika lancar dan berlanjut, kami bisa menghabiskan lebih dari US$17 miliar dalam bentuk tunai untuk konten tahun ini dan kami akan terus memberikan rangkaian judul yang luar biasa untuk para subscriber kami dengan lebih banyak judul original dari tahun lalu,” pungkasnya.
Sumber: The Gamer