Menurut Studi Terbaru, Lootbox Memiliki Sifat Seperti Judi
Lootbox atau biasa dikenal sebagai kotak jarahan di dalam game merupakan salah satu hal yang dibenci oleh gamer. Lebih dari itu, pemerintah sebuah negara terkadang sangat fokus untuk menekan kehadiran lootbox dengan berbagai.
Bahkan sebuah penelitian baru-baru ini dilakukan dan hasilnya lootbox seperti judi. Secara sistem, lootbox seperti judi karena adanya transaksi secara terstruktur dan secara psikologis memiliki kemiripan.
Menurut sebuah studi dari Dr. James Close, pria merupakan sosok utama dari target marketing lootbox terutama mereka yang masih berusia muda dengan pendidikan formal yang kurang.
Laporan dari lembaga amal GambleAware melibatkan 14.000 pemain, dan menyerukan agar game dengan kotak jarahan supaya dibatasi dengan usia tertentu dan bahkan ada undang-undang yang mengatur bahwa kotak jarahan tidak boleh diaplikasikan pada game anak-anak.
Tentunya apa yang ditekankan oleh berbagai pihak ada benarnya. Apalagi sistem kotak jarahan ini tidak memiliki reputasi baik di dalam komunitas gamer.
Mayoritas membenci dan menentang sistem yang satu ini. Pasalnya, orang-orang harus menghabiskan banyak uang demi mendapatkan item atau sesuatu yang mereka inginkan di dalam game tersebut.
Dr. James Close yang mengerjakan laporan tersebut berbicara tentang keprihatinannya.
“Individu yang berisiko masuk ke dalam lingkaran buruk ini adalah anak muda, gamer, dan yang sudah terbiasa berjudi,” tuturnya.
“Pekerjaan kami telah menetapkan bahwa kotak jarahan memang punya perilaku yang sama dengan perjudian. Gamer didorong untuk membeli sesuatu dengan teknik yang sama seperti perjudian misalnya dengan batas waktu sehingga gamer takut ketinggalan,” lanjutnya.
Tapi para publisher dan developer game menegaskan bahwa lootbox bukan perjudian dan seharusnya tidak dimasukan ke dalam undang-undang perjudian.
EA dan Epic Games adalah dua publisher yang pernah terlibat sengit dalam pembahasan mengenai lootbox.
Bagaimana menurut kalian? Di Jerman, game yang memiliki kotak jarahan dikategorikan sebagai game untuk usia 18 tahun dan wacana ini sepertinya akan digarap serius.
Pasalnya, banyak sejumlah cerita di mana gamer melakukan perilaku buruk berkat hal ini misalnya saja mencuri barang milik orang tuanya.
Sumber: The Gamer
