Mantan Karyawan Activision Blizzard Buka Suara Soal Kekerasan Seksual

Activision Blizzard kali ini sedang menghadapi tuntutan dari mantan karyawannya. Sebelumnya gugatan diajukan oleh negara bagian California beberapa hari lalu dilontarkan kepada Activision Blizzard yang dianggap memiliki budaya kerja yang buruk.
Pasalnya, karyawan pria di sana sangat menonjol. Mereka bisa minum alkohol di tempat kerja, dan melecehkan rekan kerja secara seksual. Sementara perusahaan sejauh ini berusaha menjauhkan diri dari klaim tersebut, tapi sepertinya hal tersebut sangat sulit.
Pasalnya sebanyak 33 karyawan dan mantan karyawan Activision Blizzard secara terbuka mendukung gugatan itu. Di Twitter, mereka yang telah bekerja dengan Activision Blizzard selama dua hingga tiga belas tahun menggemakan tuduhan dalam gugatan ini untuk melangkah lebih jauh.
Pernyataan-pernyataan ini melukiskan gambaran seksisme yang dinormalisasi, kekerasan seksual, tekanan teman sebaya untuk menggunakan narkoba, dan bagi siapapun yang berbicara, karier mereka akan rusak.
“Selama waktu saya di Blizzard, saya mengalami pelecehan seksual dari beberapa teman pria. Selain itu kekerasan seksual juga kerap saya alami. Hal ini terus menerus berlanjut. Pergi ke HR bukan pilihan. Kalian jika pergi ke HR, mereka akan membagikan cerita kalian,” ucapnya.
Di balik gugatan itu yang mendukung adalah Cher Scarlett, yang telah bekerja bersama Blizzard selama setahun.
“Saya akan kesulitan menemukan seseorang yang tidak menyaksikan seks di ruang permainan, minuman bersoda di kamar mandi, atau setidaknya karyawan wanita akan dilecehkan, minimal satu kali,” ucapnya.
Perilaku semacam ini sudah ada sejak lama, ketika Stephanie Krutsick menjelaskan bagaimana dia dilecehkan di BlizzCon pada tahun 2013. Di situ juga dijelaskan bahwa anggota staf senior melakukan minum-minum ketika kerja atau mencoba mencium rekan wanita.
Karyawan ini tidak hanya berbicara tentang pelecehan seksual, tetapi juga seksisme yang tampaknya menjadi hal yang wajar di sana. Alex Ackerman mengatakan dia keluar dari Blizzard karena stress yang menyebabkan rambutnya rontok.
Pasalnya, dia dianggap punya performa buruk, padahal data di kantor menunjukan sebaliknya.
Selain itu, gugatan ini juga didukung oleh Kevin Meier, yang berbicara tentang pelecehan yang dia alami dan saksikan ketika dia bekerja sebagai manajer personalia pada tahun 2012. Tentunya pengakuan yang dilontarkan mantan karyawan Blizzard ini menjadi hal yang mencengangkan.
Untuk saat ini Activision Blizzard telah membantah keras tuduhan yang diajukan dalam gugatan tersebut. Perusahaan mengklaim bahwa tuduhan itu adalah hal yang salah. Mereka menyatakan juga sangat kooperatif dalam penyelidikan ini.
Sumber: The Gamer