Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel GGWP lainnya di IDN App

Masih ragu-ragu dengan Steam Deck disaat kalian memiliki banyak koleksi game yang merupakan non-Steam? Melalui perjalanan singkat ini, penulis akan sedikit menjelaskan tentang kompatibilitas antara Steam OS dengan game diluar Steam.

Popularitas Steam Deck serta harga yang semakin terjangkau tentu membuat para konsumen tertarik dengan UMPC satu ini. Sebuah perangkat yang tampak mampu menjalankan begitu banyak game dimanapun dan kapanpun terdengar sebagai sebuah konsep yang menarik.

Berbeda dengan Laptop, UMPC datang dengan bentuk yang lebih kecil dan “portabel” layaknya sebuah handheld. Steam Deck sendiri memiliki bobot yang lumayan besar dan berat, namun daya tariknya justru datang dari ergonomiknya.

Lantas, bagaimanakah pengalaman bermain Steam Deck untuk para gamer yang tidak begitu tertarik dengan game Steam?

Game non-steam bisa dilibas dengan tanda petik.

Dari perjalanan penulis mencoba sejumlah game non-Steam, Steam OS dalam Steam Deck nyatanya tidak seribet yang disebut oleh para konsumen, namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

Untuk menjalankan game non-steam umum seperti sebuah fan-game, kalian hanya perlu menambahkan file .exe menuju Steam sebagai non-steam game. Lalu, kalian mungkin harus bereksperimen dengan versi Proton yang kompatibel.

Disaat tidak ada satupun Proton yang tampak mampu menjalankan game yang kalian mau, disinilah program seperti Bottles mulai dibutuhkan. Proses yang diperlukan untuk menjalankan game awalnya terkesan ribet, namun hasil akhirnya sangatlah memuaskan.

Performa yang didapat mungkin tidak akan ideal saat dimainkan melalui Desktop Mode. Satu solusi yang bisa dicoba adalah memasukkan entry Game dari Bottles menuju Steam. Lalu, kalian bisa kembali ke Gaming Mode dan coba menjalankan game dari Steam.

How big is the difference? Perbedaan performa dari Desktop Mode dan Gaming Mode terasa cukup signifikan. Penulis mencoba menjalankan The Division di Desktop Mode dan terlihat adanya stutter konstan saat menggerakkan kamera. Isu tersebut hilang saat menjalankan The Division melalui Gaming Mode.

Butuh Launcher lain? Ada solusinya!

Berbicara mengenai The Division, penulis memainkan game ini melalui launcher Ubisoft Connect. Yes, kalian bisa menambahkan launcher resmi seperti Epic dan EA.

Berkat komunitas Linux yang begitu solid, sudah ada banyak solusi yang mempermudah pengguna menambahkan launcher. Salah satu opsi favorit penulis adalah NonSteamLaunchers.

Dengan menjalankan file yang disediakan, kalian bisa menambahkan launcher pilihan menuju Steam dan langsung mengunduh game melalui Gaming Mode. It’s just that simple!

Not all games are built the same.

Salah satu game yang ingin sekali penulis mainkan adalah Bombergirl. Dan jujur saja, pertamakali mengatur Bottles untuk satu game ini terasa begitu ribet dan memusingkan.

Memang, ada sebuah panduan yang diunggah melalui Rentry, namun bagi konsumen yang buta dengan Linux, bersiaplah untuk kebingungan. Dari istilah Flatpak menuju Non-snap, istilah-istilah ini terdengar asing bagi pengguna Windows.

Setelah troubleshooting kesana kemari, Bombergirl akhirnya bisa dijalankan. Ini hanyalah satu dari sebagian besar game yang membutuhkan tahap ekstra untuk dimainkan berkat sistem login melalui browser yang wajib dijalankan.

Dan tentunya, ada hal yang lebih buruk, yaitu Anticheat. Memang, banyak pencipta Anticheat yang mulai mengimplementasikan kompatibilitas untuk Linux, namun keputusan untuk meng-update versi datang dari sang publisher dan pengembang game.

Tidak diperbarui? Selamat, kalian tidak bisa memainkan game! Begitulah kenyataan pahit yang harus ditelan oleh pemilik Steam Deck dengan Steam OS.

Masih ada banyak isu lain yang harus diterima begitu saja jika kalian enggan berpindah dari Steam OS. Contoh lainnya adalah tidak adanya XBOX Game Pass yang menawarkan ratusan game dengan biaya subskripsi super terjangkau.

Solusi mudah? Install Windows!

Untungnya, dengan begitu banyak tutorial untuk memasang Windows baik single maupun dual boot, kesulitan-kesulitan diatas dapat dihilangkan dengan instan.

Namun, harus diingat bahwa Steam Deck diciptakan secara khusus dengan Steam OS untuk mendapatkan performa game paling optimal. Menggunakan Windows bisa mengakibatkan penurunan performa baik kecil maupun besar.

Jika kalian memang menginginkan seluruh game bisa dijalankan tanpa perlu troubleshooting, Windows adalah satu-satunya jalan. Selebihnya, Steam OS masih menghadirkan performa yang lebih stabil, terlebih dengan update-update yang rutin dibawakan Valve.

Tetap worth it? Atau skip ke Ally saja?

Setelah meminang Steam Deck selama kurang lebih seminggu, penulis percaya bahwa UMPC ini tetaplah worth it untuk dibeli, sekalipun jika game kalian masuk dalam kategori non-Steam. Kenapa?

Selain dari harganya yang terjangkau, handheld ini menawarkan kebebasan para konsumen untuk berekspresi! Ingin game Steam? Steam OS mudah untuk digunakan. Ingin OS yang lebih bersahabat? Lepaskan penat kalian dan install Windows!

Dimulai dari kisaran 6,7 juta Rupiah, kalian bisa meminang handheld unik satu ini dan mulai menjalankan ribuan game keren. Merasa kurang? Banyak modifikasi yang bisa dilakukan, seperti upgrade SSD, ganti analog dengan Hall Sensor, hingga mengganti layar dengan 1200P dari DeckHD! The possibility is endless!

Editorial Team