Pengertian Istilah Gas Fee di NFT Beserta Cara Hitungnya

Gas fee atau jika diartikan ke Bahasa Indonesia biaya gas merupakan sebuah biaya yang harus dibayarkan oleh pengguna untuk mengimbangi energi yang digunakan dalam komputasi. Hal ini diperlukan untuk memproses sebuah transaksi di blockchain Ethereum.

Gas fee memiliki kesamaan dengan biaya admin yang diterapkan di berbagai hal, seperti kartu kredit atau bank di mana kamu bisa dikenakan biaya tersebut setiap melakukan aktivitas transaksi tertentu.

Nah, gas fee ini harus kamu bayarkan untuk melakukan minting smart contract ke dalam blockchain. Biaya yang harus kamu bayarkan akan ditentukan oleh jumlah atau tingkat permintaan cryptocurrency di pasar saat itu.

Sementara itu di NFT, besaran gas fee juga bergantung dari berapa lama waktu proses minting karya NFT-nya. Semakin cepat proses minting yang kamu lakukan, maka semakin tinggi pula biaya yang harus kamu bayarkan. Untuk kamu yang masih bingung apa itu minting NFT? Kamu bisa membaca artikel di bawah ini!

Baca Juga : Minting NFT, Apa Maksudnya dan Bagaimana Caranya?

Kehadiran gas fee sangat penting untuk memudahkan penghitungan sumber daya yang digunakan saat melakukan transaksi di NFT, khususnya minting.

Bukan cuma itu, gas fee juga berfungsi membantu mengamankan jaringan yang digunakan oleh pengguna. Gas fee dapat untuk mencegah spamming maupun tindak kecurangan lainnya di sistem blockchain.

Sebelumnya, perlu diingat bahwa gas fee ditentukan oleh beberapa faktor. Mulai dari harga aset kripto yang digunakan di waktu tersebut, tingkat kompleksitas operasi/transaksi, dan jumlah pengguna yang bertransaksi.

Gas diukur dalam satuan GWEI. Satu GWEI bernilai 0,000000001 ETH atau sepersejuta Ether. Jumlah minimum gas yang diperlukan untuk memproses sebuah transaksi saat ini adalah 21.000.

Maka, untuk menghitung NFT gas fee yang dibutuhkan adalah sebagai berikut jumlah minimum gas x harga gas yang dicatat dalam GWEI.