5 Peran Orang Tua dalam Mendampingi Anak yang Suka Main Game

Orang tua punya peran penting dalam mendampingi anak yang suka bermain game. Main game elektronik di smartphone, konsol, PC, atau perangkat lain sudah menjadi aktivitas yang digandrungi anak-anak, remaja, bahkan dewasa.
Sayangnya, tidak sedikit orang tua yang masih memandang main game sebagai kegiatan yang sepenuhnya negatif. Sebaliknya, membiarkan anak bermain game tanpa batasan dan pengawasan juga bisa jadi bumerang.
Lalu bagaimana peran orang tua untuk bisa menciptakan budaya main game yang sehat dan seimbang bagi anak dan keluarga? Berikut ini GGWP.ID berikan rangkumannya dari berbagai sumber.
Peran Orang Tua untuk Anak yang Suka Main Game
Dengarkan dan Pahami

Langkah pertama yang bisa orang tua lakukan untuk mendampingi anak bermain game secara sehat adalah mendengarkan dan memahami, sebelum mengasumsikan bahwa game sepenuhnya memberikan dampak buruk.
Tanya anak dan dengarkan apa yang jadi alasan mereka begitu menyukai game yang dimainkannya. Pahami bahwa bermain game sudah hal yang tak terpisahkan di kehidupan anak di zaman teknologi seperti sekarang.
Dengarkan ketika anak bercerita dengan antusias mengenai game yang dimainkannya dan apa saja yang ia lakukan bersama teman-temannya di sana. Pahami bahwa main game menjadi ajang bersosialisasi bagi anak.
Dengan proses mendengarkan dan memahami ini, orang tua bisa melanjutkan peran di tahapan selanjutnya dengan lebih bijak dan rasional.
Memberikan batasan

Setelah mendengarkan dan memahami, orang tua harus mulai membuat batasan yang adil dan rasional. Batasan waktu sangat penting agar anak tetap bisa hidup seimbang.
Batasan waktu berguna agar anak tetap mendapatkan tidur yang cukup, makan yang cukup, waktu untuk belajar dan bersosialisasi dengan orang lain secara langsung yang juga cukup.
Ketika anak terlihat kesulitan membagi waktunya, bantu anak membuat batasan dan skala prioritas, bukan langsung melarang dan membuat anak tidak main game sama sekali.
Diskusikan perjanjian batasan waktu ini dengan anak. Libatkan mereka dalam proses ini agar anak memahami pentingnya batasan dalam hidup, termasuk dalam bermain game.
Orang tua dan anak juga bisa diskusikan sanksi yang bakal diberlakukan jika perjanjian mengenai batasan waktu ini dilanggar. Ini juga berguna untuk membangun tanggung jawab.
Mengawasi dan menjelaskan

Setelah dua tahapan di atas, orang tua juga sangat berperan dalam mengawasi dan menjelaskan hal-hal yang tidak dimengerti anak dari game yang ia mainkan.
Bukan dalam hal memenangkan atau menambah skill bermain game, tapi menjelaskan istilah, kata-kata, atau adegan yang butuh bantuan penjelasan orang tua untuk memahaminya.
Anak memang berisiko terpapar bahasa kasar yang tidak pantas ketika bermain game online bersama pemain lain dari seluruh dunia. Orang tua wajib mengawasi dan menjelaskan hal ini.
Pastikan anak memahami mana yang boleh dan tidak boleh ditiru dari game yang ia mainkan, dan dari teman bermainnya di game online.
Pastikan juga anak bermain game yang sesuai dengan usianya. Biasanya game akan mengeluarkan age ratings untuk membantu orang tua menentukan hal ini.
Awasi dan jelaskan juga perihal menggunakan uang yang bijak. Jika anak ingin menggunakan uang untuk game yang dimainkannya, anak bisa mengganti dengan pekerjaan nyata seperti membantu tugas di rumah.
Bantu anak terhindar dari kekerasan online seperti cyberbullying, grooming, pelecehan, dan lain sebagainya. Buat anak merasa nyaman untuk berbicara kepada anda ketika anak menemukan hal yang membuatnya tidak nyaman ketika bermain game.
Memberikan alternatif kegiatan offline yang menyenangkan

Dalam mendampingi anak yang suka bermain game, orang tua juga harus bisa menghadirkan alternatif kegiatan offline yang menyenangkan. Ini penting agar anak tidak terjebak dalam candu game.
Pahami bahwa sebagian besar alasan anak bermain game adalah untuk melepaskan penat dan rasa lelah dari kegiatannya di sekolah dan di tempat kerja. Memberikan alternatif kegiatan untuk melepas lelah bisa jadi solusi orang tua.
Apalagi, jika kegiatan ini melibatkan aktivitas fisik yang menyehatkan. Orang tua juga bisa menyiasatinya dengan mengajak anak bermain game yang melibatkan gerakan fisik seperti dancing game.
Memberikan batasan mana yang fiktif mana yang nyata. Ada hal-hal yang bisa dilakukan di dalam game namun tidak boleh dilakukan di dalam game.
Tidak cuma di game, hal serupa sebenarnya penting dilakukan orang tua ketika anak mengonsumsi informasi hiburan dari media lain seperti film dan komik.
Mendukung minat dan bakat

Peran orang tua selanjutnya adalah mendukung anak. Jika anak mulai memperlihatkan bakat dan minatnya di bidang game tertentu yang memiliki skema kompetitif, maka orang tua berperan dalam mendukungnya.
Tentu saja, bentuk dukungan ini disertai dengan pengawasan dan batasan yang seimbang seperti yang sudah dijelaskan di atas. Bantu mereka menyalurkan bakat dan minat tersebut secara positif.
Peran tambahan:
Mencari bantuan profesional
Orang tua bisa mencari bantuan profesional ketika anak sudah kesulitan mengontrol kecanduannya terhadap game. Berikut ciri-ciri ketika orang tua sudah harus mencari bantuan professional:
-Anak sudah mulai mengalami konsentrasi yang buruk ketika di sekolah akibat kelelahan terlalu banyak bermain game.
-Game sudah menjadi aktivitas yang membuat anak kekurangan tidur, makan, dan membersihkan diri.
-Anak mulai kesulitan bersosialisasi secara langsung dan hanya bisa bersosialisasi dengan orang lain secara online.
-Anak tidak lagi menikmati kegiatan apapun di luar bermain game.
– Anak hanya bisa memikirkan game
Sumber: youngminds.org.uk