Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Pengalaman Toge Productions Dengan Bea Cukai, Hadiah Kena Pajak!

Belakangan ini banyak netizen yang membagikan pengalaman mereka dengan institusi Bea Cukai. Tak terkecuali dari sisi developer game Indonesia, Toge Productions juga punya pengalaman berurusan dengan Bea Cukai, yang sayangnya semuanya dalam konteks negatif.

Sudah beberapa kali Toge Productions memberikan klarifikasi terkait barang-barang mereka yang masuk dari luar negeri. Barang-barang tersebut merupakan hadiah maupun alat produksi yang krusial untuk pengembangan game, namun Bea Cukai bersikeras semuanya harus dikenai pajak.

Memangnya seperti apa pengalaman mereka berurusan dengan otoritas Bea Cukai?

Founder Toge Productions ceritakan pengalamannya dengan Bea Cukai

twitter.com/kerissakti

Kris Antoni, founder dari Toge Productions, menulis pengalamannya berurusan dengan Bea Cukai Indonesia sebagai bentuk tanggapan dari cerita Fatimah Zahratunnisa, penyanyi Indonesia yang berbasis di Jepang dan sebelumnya viral soal pengalamannya ditagih pajak untuk hadiah piala yang ia dapatkan di Jepang.

“Waktu 2013 Toge Productions menang award Flash Game Summit di San Francisco, tapi karena kita nga bsa pergi terima awardnya jadi pialanya dikirim ke Indonesia. Sampai di Jakarta pialanya kena pajak Bea Cukai 1 juta lebih,” tulis Kris di Twitter.

Saat itu mereka melayangkan protes ke Bea Cukai, namun keputusan akhirnya mereka tetap harus membayar pajak. Kejadian terus berlanjut selama 3 tahun karena Toge memenangkan 3 penghargaan berturut-turut. “Bayangin aja pajaknya berapa,” bubuhnya.

Drama devkit Nintendo Switch sampai masuk acara TV

twitter.com/kerissakti

Kris kemudian melanjutkan ceritanya seputar devkit Nintendo Switch yang dulu juga sempat viral. Bahkan, kasusnya dengan Bea Cukai itu jadi salah satu topik di dalam acara Customs Protection di stasiun TV NET..

“Gw berasa kayak dikriminalisasi dan kayak dikasih pertanyaan-pertanyaan yang menjebak,” kenang Kris.

Bagi Kris, devkit itu sangat penting untuk game yang dikembangkan oleh Toge Productions, karena lewat devkit itu, game seperti A Space for the Unbound bisa rilis di konsol dan menuai berbagai kesuksesan di pasar internasional.

“Devkit itu teknologi proprietary yang tidak bisa direplikasi di Indonesia. Kalo Indonesia mau maju, tech kayak gini harus dipermudah aksesnya. Ini malah dihambat negara sendiri,” sambungnya.

Ia bersyukur bahwa sekarang developer Indonesia sudah banyak dibantu oleh organisasi seperti AGI hingga kementrian seperti Kemenparekraf dan Kemenkominfo. Meski demikian, proses di Bea Cukai selalu terhambat.

Staf Bea Cukai minta maaf kepada Kris dan Toge Productions

twitter.com/kerissakti

Kisah dari Kris tersebut tak ayal turut mengundang reaksi dari netizen, sebagaimana kisah-kisah lain tentang Bea Cukai. Namun, ada satu komentar dari sosok yang diduga merupakan staf Bea Cukai yang menyangsikan kesaksian dari Kris tersebut.

Widy Heryanto, seseorang yang diduga merupakan staf analis dari Bea Cukai berdebat dengan Kris soal aturan impor dan kepabeanan. Yang disayangkan, Widy menimpali beberapa komentar netizen dengan panggilan “babu”.

Selang beberapa waktu, Widy kemudian menulis tweet baru berisi permintaan maaf. Saat ini, akun Twitter Widy dikunci dan tidak bisa dilihat orang lain.

Komentar Widy di atas pun sampai ke telinga komedian Arie Kriting, yang kemudian meneruskannya kepada salah satu staf Kemenkeu, Yustinus Prastowo. “Banyak terima kasih untuk masukan yang sangat baik. Kami sudah menyampaikan ke internal untuk lebih menahan diri dan bijak bersikap. Terima kasih untuk masukan dan kritik publik,” tulis Yustinus.

Untuk lebih banyak informasi seputar esports dan video game, jangan lupa untuk follow akun Instagram GGWP.ID di @ggwp_esports!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mecca Medina
EditorMecca Medina
Follow Us