1998: The Toll Keeper Story akhirnya resmi dirilis hari ini di Steam dan Google Play. Game karya GameChanger Studio ini menjadi salah satu karya lokal paling berani tahun ini, karena mengangkat tema krisis finansial 1998 di Indonesia, sebuah periode kelam yang jarang disentuh oleh industri game Asia.
Disutradarai oleh Riris Marpaung, game ini terinspirasi langsung dari pengalaman pribadinya yang sempat terjebak di tengah kerusuhan 1998. “Game ini sangat personal. Saya ingin menggambarkan ketakutan dan kebingungan yang saya rasakan saat itu,” ungkap Riris.
Dalam game ini, pemain berperan sebagai Dewi, seorang penjaga gerbang tol yang sedang hamil dan berjuang melindungi keluarganya di tengah kekacauan sosial dan politik. Kisah Dewi bukan tentang menjadi pahlawan, melainkan tentang bertahan hidup di tengah dunia yang berubah drastis.
Melalui gameplay bergaya narrative simulation, pemain akan merasakan bagaimana rasanya menjadi “semut kecil” yang mencoba bertahan di tengah pertarungan para “gajah besar.”
Selain menyuguhkan cerita emosional, 1998: The Toll Keeper Story juga membawa misi sosial. Sebanyak 20% dari pendapatan Artbook 1998 di bulan pertama peluncuran akan disumbangkan ke komunitas Indonesian Women in Game (IWIG), untuk mendukung kreativitas perempuan di industri ini.
Game ini dibanderol USD 11,99 atau sekitar IDR98.000 di Steam dan Google Play, dengan diskon peluncuran 18% untuk versi PC. Dua DLC tambahan, Digital ArtBook dan Original Soundtrack, juga tersedia di Steam seharga USD 5,99 atau IDR 49.000 dengan potongan 10%.
Sebuah kisah personal, pahit, namun penuh harapan, 1998: The Toll Keeper Story mengingatkan kita bahwa bahkan di masa tergelap sekalipun, manusia tetap bisa menemukan makna untuk bertahan.
