EKSKLUSIF: Digital Happiness Bantah Penggunaan Gen AI di DreadOut 3

- Tim Digital happiness membantah tuduhan generative AI dalam DreadOut 3
- DH menyayangkan dugaan tersebut karena tidak ada dasar yang jelas
- DH berharap orang-orang tidak melakukan witch hunt tanpa bukti yang kuat
Pengumuman DreadOut 3 tidak luput dari diskusi hangat di media sosial, khususnya yang berhubungan dengan topik generative AI.
Di media sosial, terdapat dugaan yang menyebut ilustrasi promosional untuk DreadOut 3 digambar menggunakan bantuan generative AI.
Hal ini disebabkan karena netizen menemukan beberapa kejanggalan dalam ilustrasi Linda yang sedang menatap cermin, baik dari sisi anatomi, komposisi, hingga lighting.
GGWP berbicara kepada Andre Agam, Public Relations & Marketing Manager Digital Happiness untuk berbagi pandangannya terhadap dugaan tersebut. Berikut adalah wawancara eksklusifnya.
1. Tim Digital happiness bantah tuduhan generative AI

Kepada GGWP, Andre sangat menyayangkan dugaan dan tuduhan seputar penggunaan generative AI di dalam DreadOut 3.
"Gua menyayangkan karena gua tahu cara kerja anak-anak semua, artist-artist juga, dan omupied (ilustrator artwork DreadOut3) itu salah satu keluarga terdekatnya di Digital Happiness juga. Yang pasti di lingkaran artist, gua bilang kalau lu kenal sama orangnya, lu pasti tahu yang sebenarnya," kata Andre.
Ia juga menyebut bahwa tuduhan soal generative AI tersebut tidak memiliki dasar sama sekali.
"Kalau misalnya ngomongin soal imperfection, ngomongin soal hal yang aneh atau shading yang aneh, namanya artist yang beda-beda. Kita bakal coba kasih salah satu konten, yang dimana isinya mungkin sharing soal development artnya DreadOut 3, 3D atau 2D. Yang pasti 2D dulu karena udah ramai gitu," lanjutnya.
Andre berharap semua orang bisa menahan diri dan tidak melakukan witch hunt dengan memberi tuduhan tanpa bukti yang kuat, bukan sekedar dugaan saja.
2. Promotional art dibuat dengan photo bashing

Dalam postingan di akun Facebook pribadinya, Andre membagikan beberapa material desain dari pembuatan promotional art DreadOut 3, yang digarap oleh ilustrator omupied.
Berdasarkan flow kerjanya, omupied nampak menggunakan teknik photo bashing, dimana dua atau lebih foto berbeda dirangkai menjadi sebuah gambar baru.
"Iya, early productionnya yang bersangkutan pake teknik itu," terang Andre.
omupied kemudian menggunakan referensi dari gambar photo bashing tersebut untuk melakukan paintover dan menciptakan hasil gambar yang sekarang.
3. Betulkah Digital Happiness menggunakan AI tool dalam produksi game?
Tuduhan penggunaan generative AI dari netizen juga semakin kuat lewat sebuah podcast bersama The Lazy Monday di bulan Maret 2024. Di podcast tersebut, Rachmad Imron, CEO Digital Happiness menyebutkan perusahaannya akan menggunakan AI sebagai pre-production tool.
Terkait hal ini, Andre juga menyayangkan bahwa statement Rachmad tersebut dipotong di luar konteks.
"Betul CEO kita bilang bahwa AI itu membantu, tapi dalam praktek di Digital Happiness itu kita juga nyobanya sebagai pre-production tools. Balik lagi ya, pre-production tools bukan production tools. Karena kalo pre-production ya ibaratnya lu nanya ChatGPT cara mandi, tapi kan yang mandi tetap lu kan? Lu nanya ChatGPT cara masak ya kan yang masak tetap lu juga," terang Andre.
Ia menjelaskan penggunaan AI dalam pre-production adalah sebagai guideline, sementara tim artist membuat aset dari nol, dengan menggunakan guideline tersebut.
"Jadi concept art dan juga key art itu tidak ada yang pake AI, jadi kalo ada yang ngomong AI retouch atau bahkan AI generated itu sih salah ya. Karena proses penggambarannya dari 0, (dan AI) itu hanya pre-productionnya aja gitu," tutup Andre.