EKSKLUSIF: First Look DreadOut 3, Ada Bocoran Cerita?

- Tim Digital Happiness sedang memproduksi DreadOut 3 dengan latar belakang Linda yang semakin kelam.
- Game ini akan menampilkan hantu-hantu original dengan nuansa horor Asia, serta fitur gameplay non-linear dan soundtrack yang lebih gelap.
- DreadOut 3 menggunakan Unreal Engine 5 untuk menciptakan pengalaman bermain yang lebih realistis, dan rencananya akan dirilis terlebih dahulu di PC sebelum konsol.
DreadOut 3 sedang diproduksi oleh tim Digital Happiness. Apa yang bisa kita nantikan di dalam game horor ini?
DreadOut 3 masih menampilkan sosok Linda Meilinda yang kini benar-benar terbenam dalam perannya sebagai Keepers of the Dark. Tugas yang ia emban semakin berat untuk menjaga dunia nyata dari kegalapan makhluk supranatural.
GGWP melakukan wawancara dengan Andre Agam, Public Relations & Marketing Manager Digital Happiness soal beberapa bocoran eksklusif seputar DreadOut 3. Baca selengkapnya di bawah ini!
1. Latar belakang Linda semakin kelam

Apa yang mendasari DH untuk membuat game ketiga DreadOut? Apakah masih ada cerita Linda yang belum tersampaikan?
Intinya adalah DH itu selalu bikin flagship itu kalau kita lagi pengen mengkompilasi skill-skill sama knowledge yang kita ambil dari flagship sebelumnya gitu. Misalnya kayak Dreadout 1 kan secara kreatif kita bikin gamenya pake Unity. Di DreadOut 2 flagship kedua nya itu kita pindah ke Unreal. Sekarang DreadOut 3, kita pengen nyoba fitur-fitur next gen nih. Kayak, kita belum pernah bikin game buat PS5, buat next gen lah kasarnya.
Nah, itu soal teknis, tapi kalau soal kreatif, soal cerita tuh sebenernya itu pun masih diawang-awang, soalnya Linda tuh udah bener-bener beda dari yang pertama yang kedua.
Di dua game sebelumnya, Linda masih berstatus anak SMA. Nah di Dreadout 3 ini, apa profesi dari Linda ini?
Kalau lu bisa bayangin DreadOut 1 sama DreadOut 2 kan Linda tuh masih anak SMA. Dan sekarang Linda lebih noir, lebih ala-ala orang dewasa gitu ya, karena sudah dewasa juga dia. Udah keluar SMA , kita belum bayangin mau DO atau mau kuliah yang pasti dia udah dewasa ya.
Tanggung jawabnya juga lebih besar dan nggak cuman tanggung jawab kayak makan atau cari karier, tapi juga ke tanggung jawab yang udah meliputi dua alam, alam real sama alam hantu. Kalau di lore-nya Dreadout ada satu gelar ya, namanya Keepers of the Dark. Si Keepers-Keepers ini, tujuannya menahan dunia nyata dari ancaman-ancaman dedemit. Sekarang explorenya di situ.
Yang pasti fokus utamanya di horror, jelas, dan horror itu diambil dari hantu-hantu yang lebih gila lagi, yang lebih threatening lagi, dan nanti twist-nya ada di kondisi mental thought Linda.
Kita bisa melihat sosok Linda yang lebih dewasa, dan mungkin kelelahan. Bagaimana pendekatan kalian untuk karakter Linda di game ketiga ini?
Sebenernya Linda tuh kasian. Dia tuh di DreadOut 1, dia nyasar di kota kosong, dia harus nyari temen-temennya, dan ternyata dia punya satu kekuatan mistis ngusir setan gitu. Di DreadOut 2, udah temen-temennya pada meninggal, dibuli di sekolah, terus ternyata guru yang jadi antagonis utamanya masih hidup, dia lagi-lagi disuruh sama keadaan untuk menyelamatkan dunia.
Memang bener banget kalau Linda tuh capek, karena dia juga nggak pengen-pengen amat sebenernya. Dia dipaksa sama keadaan untuk menyelamatkan dunia. Kalau misalnya lu liat kayak trope-trope superhero kan, "Saya ingin menyelamatkan dunia, saya pengen saving everybody," Linda emang gak pengen. Dia begini memang karena keadaan aja, makanya stress. Temen-temennya pada meninggal.
DreadOut yang ketiga ini dia lebih dewasa dan lebih punya self control. Ibaratnya kayak detektif dunia astral, dan itu datang dengan segala plus-minusnya. Dia udah berdamai, tapi dia juga masih punya kayak keterpaksaan kalau bisa dibilang.
2. Lebih seram, lebih Asia

Dari sisi tema cerita, apa hal yang ingin kalian angkat di DreadOut 3?
Di DreadOut, yang sering dihargai sama orang-orang itu itu aspek desain hantunya. Jadi kita pasti selalu double down di situ juga. Kita punya satu konsep yang namanya Ghostpedia, di mana isinya adalah hantu-hantu original yang kita buat. Misalnya ada pocong, oke pocong itu pop culture, tapi pocongnya DreadOut beda sama pocong biasanya. Itu selalu jadi edge-nya DreadOut selama kita bikin game, dan itu jadi aspek utama juga untuk orang bisa engage soal hantunya, dengan lawan hantu-hantu yang aneh, keren dan seram.
Satu lagi, kalau bikin orang hook yang pasti ya horrornya terasa Asia sih. Itu sebenernya hook yang jarang, Bukan tiba -tiba lu keluar nemu rumah gubuk atau tiba-tiba hantunya ngomong bahasa Indonesia, tapi atmosfir keseluruhannya terasa beda aja. Kalau lu main Clair Obscur kan setting-nya di Eropa, Prancis banget, walaupun game-nya ga bilang itu di Perancis. Nah mungkin seperti itu kali ya.
Sudah sejak lama DreadOut kental dengan unsur budaya Sunda. Apakah di DreadOut 3 ini kita bisa melihat inspirasi supranatural dari daerah lain?
Benar, kalau bisa dibilang dari game yang pertama kita Sundanese banget. Nama kata terutama aja Linda Meilinda ya, nama yang sangat Sunda sekali. Tapi semakin ke sini, semakin zoom out lah ya kasarnya, dimana kita bawa hantu tuh nggak cuma dari jawa Barat doang. Misalnya ada hantu Kalimantan lah, ada palasik.
Kita belum bisa bilang sekarang sih, cuman akan ada hantu-hantu yang memang tidak strictly dari Indonesia, tapi tetap pakai vibe horror Asia gitu. Misalnya lu nonton horror Thailand, itu kan serem banget tuh. Nah, horror Thailand tuh serem tapi bukan horror barat juga, tetep horror Asia. Nah, kalau hatunya bisa dibayangkan seperti itu lah, ga cuman di Indonesia aja tapi mungkin lebih Asian.
Bagaimana pendekatan DreadOut 3 dari sisi soundtrack?
Memang sedikit departure ya, bahwa kita nggak totally tradisional musik lagi. Dari DreadOut 1 kan super tradisional, musik-musik Sunda tuh kental sekali. Di DreadOut 2 lebih modern dengan adanya musik elektronik, musik akustik juga. Di DreadOut 3 kita mungkin nggak terlalu lokal, tapi kita pengen nyari approach yang lebih lebih gelap. Karena memang Linda ceritanya kelam banget di DreadOut 3.
Yang pasti approach-nya nggak akan lebih elektronik kayak Nine Inch Nails kalau gue bilang. Mungkin lebih eksperimental, lebih industrial, dan lebih gelap gitu.
3. Lompatan jauh berkat Unreal Engine 5

Kalian menyebut bahwa DreadOut 3 mengusung gameplay non-linear. Bisa dijabarkan lebih lanjut?
Jadi, kita pengen banget dulu bikin open world, tapi ternyata bikin game open world mahal sekali. Itu impian kita dari DreadOut 2 sebenernya, DreadOut 2 tuh tadinya pengen open world juga. Ternyata setelah di-assess secara capability nggak nyampe, ya sudah kita scale down. Scale down-nya dengan cara apa? DreadOut 2 dibikin dimana lu bisa pindah-pindah tempat, ada loading screen sebelum pindah-pindah tempat. Nah, non linear-nya seperti itu pengennya, jadi bisa pindah-pindah map terus nanti berpetualang di masing-masing map itu.
Di DreadOut 2 yang nggak kesampaian itu memang masih per-chapter gitu approach-nya, jadi masih linear, walaupun sebenernya open nih bisa jalan -jalan. Nah, DreadOut 3 kita pengennya lebih non-linear lagi, dimana nanti Linda bisa kemana-mana terserah dia. Kalau story branching tuh, dari satu cerita lurus nanti dia terus bercabang, ujungnya jadi satu lagi. Langkah yang lu ambil selama perjalanan lu, bebas mau kemana aja, tapi nanti tetap pada ending ujungnya.
Apa saja hal-hal baru yang bisa kita tunggu di DreadOut 3?
Technically, untuk kita mencapai gameplay yang non-linear ternyata cukup sulit dibandingkan dengan linear gameplay. Dibanndingkan dengan linear story, non-linear ternyata adjustment-nya lumayan besar, jadi itu juga salah satu hal yang baru buat kita.
Kalau soal teknis, yang pasti fitur-fitur Unreal Engine 5 akan kita coba pakai, sambil masih tetap memperhatikan apakah fitur-fitur ini looks good atau plays good. Apakah enak buat dilihat dan tetap enak dimainkan? Maksud enak mainkan itu apakah gamer keberatan nggak kalau misalnya kita bikin game yang looks good, tapi apakah semua orang punya RTX 4080? Nggak juga, kan?
Jadi game-nya kita pasti tetap dioptimize, kalau misalnya gak cakep-cakep tapi akhirnya nggak dipake, itu karena memang tujuannya salah satunya untuk optimizing. Kita bikin supaya speknya low enough untuk bisa dimainkan sama orang-orang yang speknya mungkin medium kali ya.
Kalau soal fitur, mungkin sekarang masih too early ya, karena kita juga kalau dibilang process development memang belum jauh -jauh banget. Cuma kita mencoba meng-cater dari non-linearity itu. Mungkin nanti ada fitur-fitur lain; ada side quest lah, ada collectibles, atau ada fitur-fitur gameplay yang baru. Yang pasti terakhir puzzle-nya kita tetap enhance lagi, karena kalau horror, tanpa puzzle itu kayaknya aneh aja.
Dari sisi teknologi/engine, perkembangan apa saja yang kalian implementasikan ke DreadOut 3? Apa perbedaan memakai Unreal Engine 4 dan 5?
Menurut kita itu sebenernya pindah ke Unreal 5 itu neccessary step, karena memang sudah seharusnya. Kalau lu nanya mungkin 2 -3 tahun lalu, kita masih pake Unreal 4. Bahkan DreadHaunt aja sebelumnya masih pake Unreal 4, di masa sudah rilis Unreal 5.
Perspektif kita, kalau memang produknya dimulai ketika udah ada Unreal 5, ya udah pake Unreal 5 anyway aja. Ngapain pake yang last gen kasarnya. Pertimbangan utamanya kalau soal ngomongin Unreal. misalnya lu sekarang sedang bikin game di Unreal 4, terus bulan depan dirilis Unreal 5. Kalau cuman naik versi 0.1 itu masih gampang adjustment-nya, karena kalau naik 1 versi 4 ke 5, nah itu banyak sekali masalah-masalah yang muncul.
Makanya waktu itu kita bikin Graveless di Unreal 4. Unreal 5 muncul kita upgrade Unreal 5, itu banyak sekali adjustment-nya. Itu jadio hal yang bikin lama juga dari sisi bikinnya. Makanya, despite adanya fitur -fitur baru yang dibanggain sama Epic Games, dan dipake sama developer game kebanyakan apalagi yang triple A, kita ngerasa selain fitur-fitur itu upgrade, pindah ke Unreal 5 tuh udah jadi hal yang wajib.
4. Menjelang perilisan DreadOut 3

Apa ekspektasi kalian ketika DreadOut 3 nanti rilis? Apakah ada target penjualan?
Yang pasti untuk DreadOut 3, kita pengen laku, dan yang pasti setelah GTA 6 ya supaya tidak tenggelam animonya. Yang pasti DreadOut 3 ini jadi statement lagi, bahwa kita tuh cinta horror klasik, dan kita ingin lebih merepresentasikan budaya Asia juga. Tidak dalam hal yang norak gitu, karena ini bukan sekadar game karya anak bangsa, tapi game yang dinikmati di kalangan anak bangsa dan juga global git.
Kita cukup berhasil, senang banget syukurnya, bahwa di produk-produk kita yang sebelumnya dihargai oleh orang-orang di kalangan internasional, dan bahkan dengan konteks kita membawa budaya Indonesia dan Asia gitu. Kita akan terus keep up di sana dan yang pasti kita dengerin fans, dengerin user, temen-temen media dan jurnalis, bahwa apa yang dipengen kita dengerin semua.
Jadi intinya memang dari 3 hal yang kita umumin kemarin: Linda yang tetap jadi Linda ,tetap jadi protagonist; terus horornya dikentalin lagi dan tetap pakai smartphone; dan tetap mengambil inspirasi utama dari game horror klasik Jepang.
Lastly, apakah nanti DreadOut 3 akan rilis serentak di konsol, atau di PC dulu?
Itu sebabnya kita sekarang announce di Steam dulu ya. Memang Digital Happiness itu jangkauan teknologinya sekarang di PlayStation dan Xbox, mungkin itu dua yang paling posible di awal-awal release gitu. Jadi prosesnya gini, kita PC dulu karena kita bikinnya memang based on PC game. Kalau ternyata kita punya waktu, kita langsung simultaneous release sama Xbox Series X/S. Kalau misalnya nggak ada, pasti PC dulu.
Kita tuh punya partnership baru nih dengan Soft Source, selain dia publisher, dia juga bisa membantu kita untuk porting ke PlayStation 5. Nanti bagian konsol itu biasanya mereka yang urusin gitu. Mungkin nggak langsung bareng, tapi setelah di PC dalam waktu dekat bakal release di konsol gitu. Bukan berarti Time Exclusive ya, karena ini masalah waktu aja sih gitu oke ya.