Komdigi resmi meluncurkan Indonesia Game Rating System (IGRS) di IGDX 2025.
IGRS mengelompokkan game ke dalam lima kategori usia dan melakukan penilaian berdasarkan sejumlah indikator konten.
IGRS hadir untuk melindungi industri game Indonesia dan memberikan panduan yang jelas bagi para developer, penerbit, pemain, dan orang tua.
Di hari ketiga Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) 2025, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) resmi meluncurkan Indonesia Game Rating System (IGRS), sebuah layanan klasifikasi game berdasarkan konten dan kelompok usia.
Inisiatif ini bertujuan untuk melindungi kepentingan seluruh pelaku game dari penyalahgunaannya, sekaligus memastikan konten yang beredar tetap sesuai dengan norma dan karakter budaya Indonesia.
IGRS mengelompokkan game ke dalam lima kategori usia, yakni:
3+
7+
13+
15+
18+
Penilaian dilakukan berdasarkan sejumlah indikator, seperti darah, mutilasi, dan kanibalisme; simulasi dan/atau kegiatan judi; kekerasan horor; rokok dan zat adiktif lainnya; interaksi daring; penampilan tokoh; serta penggunaan bahasa.
Melalui sistem ini, Komdigi ingin memastikan para developer, penerbit, pemain, hingga orang tua dapat memiliki panduan yang jelas dalam memahami kesesuaian usia dan konten dari setiap game yang beredar di Indonesia.
“IGRS untuk melindungi industri game, dan para gamers khususnya anak-anak. Memberikan kepercayaan pada pelaku games, terutama orang tua yang memberikan aspirasinya,” ujar Meutya Hafid, Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Peluncuran IGRS menjadi bagian dari komitmen pemerintah untuk menciptakan ekosistem game yang sehat, aman, dan beretika, sekaligus memberi arah bagi industri kreatif digital agar tumbuh sejalan dengan nilai-nilai masyarakat Indonesia.