Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
#MAIN Khuga Bash! feature.jpg
Dok. Khuga Labs

Intinya sih...

  • Khuga Bash! Dibangun Bersama Komunitas Dunia

  • Awal Mula Khuga Bash! Terpilih untuk Tampil di Tokyo Game Show 2025

  • Pandangannya Terhadap Ekosistem Game

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

MAIN (Made in Indonesia) adalah sebuah konten spesial dari GGWP yang dibuat untuk merayakan kehadiran 8 game buatan Indonesia di panggung Tokyo Game Show (TGS) 2025. Di sinilah, kamu akan mengetahui lebih dalam mengenai kisah di balik layar game tersebut, hingga akhirnya bisa mewakili Indonesia di salah satu acara game internasional paling bergengsi saat ini.

Pada artikel MAIN kedua ini, kami akan mengulas game Khuga Bash! buatan Khuga Labs.

Permainan yang diisi dengan karakter kucing menggemaskan namun mematikan ini memang sudah digandrungi oleh pecinta game di dunia, sejak perilisannya pada 17 Mei 2024 lalu.

Bahkan di laman Steam saja, game petarungan aksi multiplayer ini mendapatkan beragam ulasan positif dari gamer seluruh dunia.

Namun siapa sangka, kalau game ini nyatanya berasal dari Indonesia loh. Bahkan terbaru, Khuga Bash! juga akan mewakili Indonesia untuk tampil di Tokyo Game Show 2025 mendatang.

Eksklusif kepada GGWP, Gilang Gitarana, selaku Co-Founder Khuga Labs, menceritakan perjalanan game buatannya itu bisa melaju ke Tokyo Game Show 2025 hingga cerita menarik di balik pembuatan permainannya tersebut.

Khuga Bash! Dibangun Bersama Komunitas Dunia

Dok. Khuga Labs

Eksklusif kepada GGWP, Gilang mengatakan kalau nama 'Khuga' yang ada di judul gamenya itu ternyata diambil dari plesetan 'Khucing Garong'. Game ini menghadirkan lima kucing petarung yang ikonik, sekaligus membangun sebuah IP yang bisa menyatu dalam pop culture universe.

"(Maka dari itu), game dan IP kami ini bukan hanya soal pertarungan, tetapi juga tentang perjalanan dan kebersamaan," ungkapnya.

Gilang juga menjelaskan bahwa kehadiran game ini bukan hanya dari hasil kerja tim internal, namun juga dari karya kolektif komunitas dunia. Ia bahkan mengisahkan cerita yang menyentuh mengenai salah satu anggota komunitasnya.

Ya, Gilang menceritakan bahwa anggota komunitasnya yang bernama Mes itu memang sering ikut serta dalam mengembangkan game Khuga Bash!. Namun, ia tiba-tiba menghilang dan tidak melakukan aktivitas online, hingga baru diketahui bahwa dirinya sudah wafat.

"Kami memulai IP ini dari NFT Project di 2022. Dari situ, kami berhasil menggalang dana dan membangun komunitas global yang aktif hingga hari ini. Komunitas ini tak hanya mendukung, tapi juga ikut berkontribusi dalam pengembangan cerita dan game kami."

"Salah satu kisah yang paling berkesan terjadi saat kami pertama kali membawa game ini ke publik di Gamescom Asia 2023 di Singapura. Beberapa anggota komunitas kami yang tinggal di sana turut membantu kami memamerkan game. Salah satu dari mereka, bernama Mes, warga Singapura yang sangat aktif di Discord dan X, selalu menemani kami mengembangkan game ini hampir setiap malam."

"Namun, pada Desember 2024, beliau tiba-tiba menghilang dari aktivitas online. Kami baru tahu dari kerabatnya bahwa beliau wafat pada November. Kabar ini sangat menggetarkan hati kami. Sebagai bentuk penghormatan, kami mengabadikan Mes menjadi salah satu karakter penting di Khuga Bash!. Bagi kami, inilah bukti nyata bahwa game ini bukan hanya hasil kerja tim internal, tapi karya kolektif komunitas," ceritanya.

Meski begitu, ia mengaku kalau ada rasa kebahagiaan tersendiri saat melihat karyanya bisa dinikmati oleh orang lain di berbagai dunia.

"Rasanya akan selalu spesial. Meskipun ini bukan kali pertama game kami dimainkan oleh publik global, tetap saja ada kebahagiaan tersendiri saat melihat orang lain menikmati karya kami," tuturnya.

Selain itu, Khuga Bash! juga mengangkat budaya lokal meski tidak dominan di IP mereka. Hal ini dikarenakan pihaknya ingin IP miliknya tersebut lebih bersifat universal dan dapat diterima di berbagai kultur.

"Ada elemen-elemen khas Indonesia yang kami sisipkan, seperti satu level bertema Bali, skin karakter terinspirasi dari Gatotkaca, hingga topi berbentuk kardus mi instan yang familiar bagi masyarakat Indonesia. Kami juga menyesuaikan elemen-elemen game agar relevan dengan komunitas kami di Jepang, Korea, Amerika Serikat, dan negara lainnya," tuturnya.

Kini, Khuga Bash! pun terpilih sebagai salah satu game yang akan mewakili Indonesia di TGS 2025 mendatang.

Awal Mula Khuga Bash! Terpilih untuk Tampil di Tokyo Game Show 2025

Dok. Khuga Labs

Gilang menceritakan awal mula gamenya bisa terpilih untuk mewakili Indonesia di ajang Tokyo Game Show 2025 mendatang. Semuanya ternyata bermula dari program seleksi game Indonesia kolaborasi antara EKRAF (Ekonomi Kreatif), AGI (Asosiasi Game Indonesia), dan Pemprov (Pemerintah Provinsi) DKI Jakarta.

"Kami mengetahui informasi mengenai program seleksi game Indonesia untuk dibawa ke Tokyo Game Show melalui Instagram Ekraf. Program ini merupakan kolaborasi antara EKRAF, AGI, dan Pemprov DKI. Kami pun mengikuti proses seleksi tersebut dengan mempresentasikan IP (Intellectual Property) dan game kami, yaitu Khuga, Khuga Bash!, dan Khuga Rumble Arena. Alhamdulillah, kami terpilih menjadi salah satu dari delapan studio yang akan mewakili Indonesia di TGS 2025," ucapnya.

Ia pun mengaku sangat senang karena game miliknya terpilih untuk bisa mewakili Indonesia di ajang bergengsi tersebut. Apalagi menurutnya, TGS merupakan platform yang sangat penting untuk developer game lokal seperti dirinya.

"Kami sangat senang dan merasa bangga. Ini adalah momen yang memotivasi kami untuk terus berkarya. Setelah tiga tahun mengembangkan IP dan game kami, kesempatan untuk memperkenalkannya di panggung internasional seperti TGS adalah pencapaian yang sangat berarti."

"(Apalagi) event besar seperti TGS menjadi funnel strategis bagi game developer Indonesia untuk mendapatkan eksposur internasional, menjaring peluang kerja sama, hingga akses ke investasi. Jepang sendiri adalah pionir dalam industri game global, jadi bisa tampil di TGS adalah peluang besar untuk memperluas jaringan dan memperkenalkan karya kita ke pasar global," tutur Gilang.

Tentu saja, kesempatan ini menurutnya tidak lepas dari dukungan berbagai pihak untuk ekosistem game lokal di Indonesia.

Pandangannya Terhadap Ekosistem Game Lokal di Indonesia

Dok. Khuga Labs

Sebagai developer lokal di Indonesia, Gilang merasa bahwa dukungan dari berbagai pihak untuk ekosistem game di Tanah Air terlihat semakin matang. Bahkan kini, sudah ada banyak sekali event dan inisiatif tentang game.

"Dukungan ekosistem semakin matang, mulai dari pemerintah, asosiasi, hingga komunitas. Banyak event dan inisiatif seperti game jam, showcase, serta pelatihan yang membuka jalan bagi developer baru."

"Ekosistem lokal juga sudah jauh berkembang. Komunitas sangat solid, media dan KOL juga banyak yang aktif mendukung game buatan developer Indonesia. Asosiasi dan pihak-pihak terkait juga aktif menginisiasi banyak kegiatan yang memperkuat ekosistem ini," ucapnya.

Meski begitu, tentu ada tantangan besar yang masih harus dihadapi oleh pengembang lokal di Tanah Air. Salah satunya adalah cara untuk bisa bersaing di pasar yang sudah didominasi oleh game-game luar negeri.

"Tantangannya, tentu saja, adalah bagaimana kita bisa bersaing di pasar yang sudah didominasi oleh game-game luar negeri. Walau begitu, kami percaya potensi kita besar, apalagi dengan segmen-segmen global baru seperti Web3 game yang sudah mulai berkembang," lanjutnya.

Gilang juga mengatakan bahwa dukungan terhadap karya game anak bangsa bisa ditingkatkan kembali, terutama dari sisi pendanaan dan publikasi.

"(Karena) banyak negara lain yang memiliki program hibah atau dev grant nasional untuk proyek game potensial. Dukungan yang kami dapatkan untuk tampil di TGS ini adalah contoh nyata sinergi antara pemerintah, asosiasi, dan pelaku industri. Kami harap dukungan semacam ini bisa terus berlanjut dan diperluas," sarannya.

Harapannya untuk Hari Game Indonesia

Dok. Khuga Labs

Hari Game Indonesia (HARGAI) memang selalu jatuh pada 8 Agustus. Hari tersebut pun hadir untuk merayakan dan menghargai kontribusi industri game lokal, serta terus mendukung perkembangan game di Indonesia.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Gilang. Menurutnya, Hari Game Indonesia bukan hanya sekedar perayaan belaka. Namun, sebagai bentuk apresiasi terhadap usaha dan karya anak bangsa.

"Hari Game Indonesia adalah bentuk pengakuan terhadap eksistensi dan perjuangan para developer lokal. Ini bukan sekadar perayaan, tapi bentuk apresiasi terhadap usaha dan karya anak bangsa yang ingin bersaing di ranah global," katanya.

Ia pun punya harapan besar terhadap industri game Indonesia di masa depan. Apalagi, jika melihat tren positif pada beberapa waktu belakangan ini.

"Kami melihat tren yang sangat positif, dari sisi kualitas maupun kuantitas karya yang dihasilkan tiap tahun. Harapan kami, game lokal bisa lebih kuat di pasar domestik dan tak kalah bersaing di kancah internasional. Selain itu, kami juga ingin melihat lebih banyak inisiatif dari pelaku industri global untuk mendukung developer Indonesia baik melalui kolaborasi, publishing, maupun teknologi layanan."

"Tentu saja, sebagai developer, kami pun harus terus meningkatkan kualitas, tidak hanya dalam aspek pengembangan, tetapi juga dalam hal publishing, monetisasi, marketing, dan relasi industri," jelasnya.

Di kesempatan ini, ia juga memberikan pesan kepada para gamer dan developer muda Indonesia.

"Tetap semangat! Tingkatkan kualitas dan jangan ragu untuk berkolaborasi. Jangan berjalan sendiri! Bangun komunitas yang kuat dan saling mendukung. Manfaatkan ekosistem yang sudah mulai terbentuk, dan teruslah belajar dari sesama. Untuk gamer indonesia, yuk mainkan game-game karya developer lokal!" pesannya.

Rencana Setelah TGS 2025 dan Langkah Khuga Bash! Selanjutnya

Gilang mengatakan bahwa saat ini pihaknya memang sudah punya rencana untuk menghadirkan gamenya di platform lain, seperti mobile dan konsol. Ia bahkan mengatakan kalau pihaknya sudah bekerja sama dengan publisher asal Amerika Serikat bernama Andrometa.

"Saat ini kami sedang dalam proses porting Khuga Bash ke platform mobile dan konsol, bekerja sama dengan publisher asal Amerika, Andrometa," ungkapnya.

Ia juga mengatakan kalau pihaknya akan terus mengembangkan IP Khuga milik mereka, dan terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak.

"Kami akan terus mengembangkan IP Khuga melalui game-game baru, serta merilis Khuga Bash! dan Khuga Rumble Arena di lebih banyak platform. Selain itu, kami juga terbuka untuk berkolaborasi dengan developer, komunitas gamer dan IP lokal lainnya demi tumbuh bersama," tutup Gilang Gitarana.

Editorial Team