EKSKLUSIF — Teknologi Canggih di Balik Agni: Village of Calamity

Intinya sih...
Game Agni: Village of Calamity dibuat dengan Unreal Engine 5, teknologi terkini yang memastikan kualitas visual dan animasi setara game AAA.
Animasi karakter yang halus dan realistis dalam game ini didapat dari teknologi motion capture menggunakan program Rokoko.
Pegawai Separuh Interactive tersebar di seluruh Indonesia, koordinasi pekerjaan dilakukan dengan software Perforce untuk efisiensi.
Penasaran nggak, bagaimana game Agni: Village of Calamity dibuat? Apa saja teknologi yang ada di balik game ini?
Agni: Village of Calamity yang diproduksi oleh Separuh Interactive, merupakan game survival horor buatan Indonesia, yang menarik perhatian berkat presentasi sinematiknya.
Game ini memiliki desain karakter, animasi, visual, dan environment bergaya realistis. Tidak hanya terlihat nyata, suasananya juga mendorong nuansa seram dari game horor ini.
"Kami ingin menggunakan semua teknologi yang kita punya untuk membawa Agni menjadi realita," ujar Ardhan, produser game Agni: Village of Calamity secara eksklusif kepada GGWP.
Mari kita bedah Agni: Village of Calamity, untuk melihat apa saja teknologi yang berhasil mewujudkan game ini!
1. Memanfaatkan kemampuan Unreal Engine 5
Ardhan menjelaskan, Agni: Village of Calamity dibuat dengan menggunakan Unreal Engine. "Teknologi yang kita pakai sekarang itu stack yang digunain sama Unreal," jelasnya.
Versi Unreal yang digunakan sendiri adalah yang paling terbaru, yaitu Unreal Engine 5. Hal ini memastikan agar Agni dibuat dengan semua teknologi terkini yang ditawarkan oleh Unreal Engine.
"Semua teknologi yang digunain sama Unreal Engine 5 itu juga setara AAA ya. Gua nggak akan bilang Agni itu game AAA, tapi tool-nya ada di sana. Tinggal apakah kita mau nge-explore itu," ujar Ardhan.
Selain itu, mengingat pegawai Separuh Interactive tersebar di seluruh Indonesia, software lain yang digunakan untuk mengkoordinasikan pekerjaan adalah Perforce.
"Jadi kita punya kantor, tapi pegawai kita ada di seluruh Indonesia. Kita punya 1-2 server berjalan dan kemudian commit di sana," lanjutnya.
2. Motion capture menggunakan Rokoko
Keunggulan dari Agni sendiri adalah animasi karakter yang halus dan lifelike. Semua itu dapat terwujud berkat teknologi motion capture (mocap). "Kita punya studio mocap karena kita mengerjakan outsourcing untuk proyek AAA dan sebagainya," papar Ardhan.
Separuh Interactive menggunakan program mocap bernama Rokoko, untuk menangkap gerakan Agni dan karakter lainnya di dalam game. Menurut Ardhan, Rokoko merupakan program mocap yang tidak hanya terjangkau, tapi memungkinkan mereka untuk bereksperimen dengan teknologi ini dengan lebih leluasa.
"Gua nggak akan bilang Rokoko murah, tapi lebih terjangkau untuk kita miliki dengan program indie mereka. Jadi ada diskon untuk small company yang ngebantu kita untuk coba-coba dulu. Mungkin nanti harapannya jika Agni meledak, kami akan fokus pada mocap (dengan alat yang lebih baik)," jelasnya.
Agni: Village of Calamity saat ini masih dikembangkan untuk platform PC dan Xbox.