Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Mahal dan Penuh Bug, Apakah Upin & Ipin Universe Layak Dibeli?

Apakah Upin & Ipin Universe Layak Dibeli? (store.epicgames.com)
Apakah Upin & Ipin Universe Layak Dibeli? (store.epicgames.com)
Intinya sih...
  • Harga game Upin Ipin Universe di Steam dan Nintendo eShop mencapai Rp579.000 hingga Rp654.000, tergolong tinggi untuk game indie SEA.
  • Game ini menawarkan visual yang hidup, fitur gameplay lengkap, namun masih memiliki bug dan glitch yang mengganggu pengalaman bermain.
  • Upin & Ipin Universe ditujukan untuk pasar global dengan harga setara game AAA, namun kualitasnya belum setara dengan kompetitornya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sekarang, kita akhirnya bisa Kampung Durian Runtuh, bertemu Tok Dalang, main gasing bareng di Upin & Ipin Universe, bahkan masak ayam goreng khas Kak Ros, semua itu dikemas dalam satu game open-world yang seru. Kedengarannya menarik, kan?

Tapi tunggu dulu, begitu lihat harga di Steam atau Nintendo eShop, harganya dibanderol sekitar Rp579.000 hingga Rp654.000, melihat hal tersebut, pertanyaan pun mulai bermunculan, apakah gamenya sendiri layak untuk dibeli? Terutama jika kita bandingkan dengan game indie lain atau bahkan game AAA dari studio besar (mengingat harganya yang melambung tinggi.

Hari ini, kami akan mencoba untuk mengupas Upin & Ipin Universe, mencakup harga dan gameplay, menelusuri sisi positif, masalah teknis, serta melihat bagaimana game ini berdiri di tengah kompetisi game indie dan AAA, terutama di pasar Asia Tenggara.

1. Harga Game Upin & Ipin Universe Terlalu Mahal?

Harga Game Upin & Ipin Universe Terlalu Mahal? (streamline-studios.com)
Harga Game Upin & Ipin Universe Terlalu Mahal? (streamline-studios.com)

Salah satu hal pertama yang bikin komunitas gamer SEA terbelalak adalah harganya. Di Steam, PlayStation Store, dan Nintendo eShop, Upin & Ipin Universe dibanderol dengan harga setara US$39.99 atau sekitar Rp600.000. Untuk sekuruan game indie, apalagi dari Asia Tenggara, angka ini tergolong tinggi.

Sebagai perbandingan, game indie terkenal seperti Stardew Valley dan Hollow Knight hanya dijual di kisaran Rp100.000 - Rp150.000, bahkan harga game Upin & Ipin Universe ini setara dengan game AAA seperti Claire Obscure Expedition 33.

Yang jadi permasalahan. Daya beli gamer Indonesia dan Malaysia (yang menjadi target pasar) jelas berbeda dari gamer di Amerika atau Jepang. Banyak yang merasa, untuk seukuran IP dari SEA yang dikenal murah, harga setara game global ini terlalu ambisius. Walaupun ada juga yang berpendapat harga ini adalah bentuk "dukungan" untuk industri game setempat, tetapi kenyataannya gamer tetap berharap value yang didapat setara dengan uang yang dikeluarkan.

Harga tinggi ini juga membuat banyak orang membandingkannya dengan membuat thread bahkan konten YouTube perihal perbandingan game indie vs AAA, dan sejauh ini, hasilnya masih bikin mikir dua kali sebelum checkout di keranjang Steam.

2. Visual dan Fitur Upin & Ipin Universe

Visual dan Fitur Upin & Ipin Universe (Steam)
Visual dan Fitur Upin & Ipin Universe (Steam)

Satu hal yang patut diapresiasi dari Upin & Ipin Universe adalah keberaniannya memakai Unreal Engine 5, engine kelas berat yang biasa dipakai untuk game AAA. Ini bukanlah langkah kecil untuk studio game dari Malaysia.

Secara visual, Kampung Durian Runtuh tampil hidup. Mulai dari rumah kayu sederhana, suara ayam berkokok, sampai pemandangan sawah dan hutan tropisnya terasa cukup autentik. Detail ini bisa membuat penggemar serialnya langsung merasa nostalgia.

Fitur gameplay juga lumayan lengkap untuk ukuran game keluarga, kamu bisa menemukan memancing, bercocok tanam, hingga eksplorasi lingkungan layaknya game anak-anak dari Asia Tenggara. Game ini juga mendukung voice acting dalam Bahasa Malaysia dan Inggris, lengkap dengan subtitle multibahasa yang menjadi nilai tambah tersendiri untuk pasar internasional.

Namun, ada harga yang harus dibayar untuk semua itu. Penggunaan Unreal Engine 5 ternyata tak hanya membutuhkan tim yang andal, tetapi juga dana besar untuk lisensi dan produksi. Hal inilah yang kemungkinan besar berkontribusi pada harga jualnya yang tinggi.

Sayangnya, meskipun secara teknis terkesan ambisius, banyak yang merasa hasil akhirnya belum sepenuhnya matang. Dunia terasa cantik, tapi juga kosong. Karakter-karakter yang bisa diajak interaksi terbatas, dan gameplay terasa repetitif setelah beberapa jam.

3. Bug dan Glitch masih banyak

Bug dan Glitch masih banyak (youtube.com/@WindahBasudara)
Bug dan Glitch masih banyak (youtube.com/@WindahBasudara)

Meski visualnya indah di awal, banyak pemain justru dibuat frustrasi oleh sejumlah masalah teknis yang cukup mengganggu. Laporan soal bug dan glitch di Upin & Ipin Universe tersebar luas di berbagai forum dan review pengguna, mulai Steam, sampai X (dulu Twitter).

Beberapa masalah yang paling sering disebut:

  • Kamera yang sulit dikontrol, terutama saat mendekati objek seperti mobil atau pintu, bahkan saat memainkan layangan pun kameranya tidak berfungsi dengan baik.

  • Glitch grafis seperti tekstur yang tiba-tiba hilang atau karakter yang tersangkut di objek.

  • Performa lambat meski dijalankan di PC berspesifikasi tinggi, beberapa gamer dengan GPU RTX 3060 sempat mengeluh perihal framerate drop hingga di bawah 30 FPS.

Ada pula yang menyebut game ini terasa seperti “asset flip”, istilah untuk game yang terlihat dibuat hanya dengan aset bawaan engine tanpa ada banyak penyesuaian. Sehingga membuat kualitas akhirnya kalah jauh dibandingkan game lain yang juga memakai Unreal Engine 5, seperti Clair Obscur Expedition 33 atau The First Descendant.

Masalah teknis ini jadi pukulan telak, apalagi ketika harganya tak jauh berbeda dengan game -game besar lain yang jauh lebih stabil. Menariknya, ada pula laporan bahwa beberapa ulasan negatif tentang bug dihapus dari halaman Steam gamenya.

4. Target pasar Upin & Ipin Universe

Target pasar Upin & Ipin Universe (Steam)
Target pasar Upin & Ipin Universe (Steam)

Salah satu ambisi besar dari Upin & Ipin Universe adalah menembus pasar global. Dengan harga US$39.99 (~Rp600.000) yang diseragamkan di Nintendo eShop dan platform lain, tampak jelas bahwa game ini tidak hanya menyasar pemain dari Asia Tenggara, tetapi juga gamer internasional.

Namun kenyataannya, IP Upin & Ipin lebih kuat dikenal di wilayah seperti Indonesia, Malaysia, Brunei, dan sebagian Singapura. Di luar itu? Popularitasnya masih sangat terbatas. Artinya, sebagian besar potensi penjualan tetap bergantung pada pasar SEA yang daya belinya jauh lebih rendah.

Dari sisi gameplay, game ini memang menawarkan pendekatan santai ala Stardew Valley, bercocok tanam, memancing, memasak, dan bersosialisasi dengan warga kampung. Aktivitas ini sangat cocok untuk anak-anak dan keluarga.

Tapi yang jadi masalah, dunianya terasa kosong. Interaksi terbatas, misi yang repetitif, dan konten yang minim membuat replayability-nya rendah. Setelah 3 - 5 jam bermain, banyak yang merasa tak ada hal baru yang bisa dieksplorasi.

Buat pemain muda atau fans berat Upin & Ipin, mungkin ini bukan masalah besar. Tapi bagi mereka yang sudah terbiasa dengan game simulasi kehidupan seperti Doraemon: Story of Seasons atau Rune Factory, apa yang ditawarkan oleh gamenya terasa kurang menggigit.

5. Perbandingan Game Indie vs AAA

Perbandingan Game Indie vs AAA (jabarekspres.com)
Perbandingan Game Indie vs AAA (jabarekspres.com)

Saat bicara soal harga dan kualitas, wajar jika banyak yang mulai membandingkan Upin & Ipin Universe dengan game lain, baik dari kategori indie maupun AAA. Pertanyaannya, apakah game ini memberikan value yang setara dengan kompetitornya? Mari kita lihat beberapa contohnya.

Di sisi game indie, ada SpongeBob SquarePants: Battle for Bikini Bottom – Rehydrated dan Shin Chan: Me and the Professor on Summer Vacation. Keduanya menyasar pasar yang mirip, yaitu anak-anak dan keluarga, namun dijual dengan harga yang jauh lebih murah (Rp150.000–Rp300.000) dan punya performa yang jauh lebih stabil.

Sementara itu, di kubu game simulasi keluarga, kita punya Doraemon: Story of Seasons dan Rune Factory yang dikenal dengan kedalaman sistem farming-nya, karakter yang bisa dikembangkan, hingga cerita yang panjang dan imersif. Dibandingkan game-game ini, Upin & Ipin Universe terasa seperti game demo dan tidak menawarkan experience yang penuh.

Bahkan jika kita naik ke ranah AAA, game dengan harga setara seperti Spider-Man: Miles Morales atau Final Fantasy VII Remake Intergrade berada di kisaran Rp600.000 - Rp800.000, harganya tidak terpaut jauh, namun kualitas dan kontennya jelas berbeda kelas.

Kesimpulannya? Dalam perbandingan game indie vs AAA, Upin & Ipin Universe berada di posisi yang sulit, harga mendekati AAA, kualitas masih setara atau bahkan di bawah beberapa game indie.

6. Kontroversi dan Persepsi Publik

Kontroversi dan Persepsi Publik (YouTube.com/Les' Copaque Production)
Kontroversi dan Persepsi Publik (YouTube.com/Les' Copaque Production)

Di balik visual yang manis dan niat baik mengangkat budaya SEA, Upin & Ipin Universe ternyata tak lepas dari kontroversi. Salah satu yang paling disorot adalah dugaan pelanggaran hak tenaga kerja di Streamline Studios, salah satu pihak yang terlibat dalam pengembangan game ini.

Meski belum ada klarifikasi resmi, isu ini cukup ramai dibicarakan di platform seperti X. Banyak yang menyerukan boikot, mempertanyakan etika di balik pembuatan game yang seharusnya mewakili nilai-nilai keluarga.

Tak berhenti di situ. Komunitas juga dibuat geram karena adanya laporan bahwa ulasan negatif di Steam sempat dihapus oleh pihak developer atau publisher. Langkah ini dianggap sebagai upaya menutupi kritik, yang justru memperburuk citra game tersebut.

Meskipun ada sebagian penggemar yang tetap membela game ini, dengan menyebut harga tinggi sebagai bentuk dukungan untuk game Unreal Engine 5 buatan Malaysia dan kebangkitan industri game di sana, tapi realitanya, mayoritas suara yang berteriak cenderung merasa kecewa.

Banyak yang berharap seharusnya game ini bisa jadi game anak-anak terbaik dari Asia Tenggara bila dikelola dengan lebih transparan, matang secara teknis, dan harga yang lebih bersahabat. Tapi saat ekspektasi bertemu kenyataan yang tak sepadan, kritik pun tak bisa dihindari.

7. Game ini buat siapa?

Game ini buat siapa? (duniaku.idntimes.com)
Game ini buat siapa? (duniaku.idntimes.com)

Di tengah segala kritik dan kontroversinya, ada satu hal yang tak bisa disangkal, Upin & Ipin Universe punya tempat khusus di hati penggemarnya. Buat mereka yang tumbuh bersama serial Upin & Ipin, bermain game ini bisa jadi sarana nostalgia yang hangat, seakan-akan kembali ke masa kecil yang sederhana dan penuh tawa.

Game ini menyajikan berbagai aktivitas yang lekat dengan budaya Melayu. Elemen-elemen ini memberikan pengalaman yang tidak ditawarkan oleh game internasional lain, dan bisa dibilang merupakan nilai jual unik dari game tersebut.

Bagi pasar yang mengenal dan mencintai IP ini, konten seperti itu punya daya tarik emosional yang kuat. Tapi di sisi lain, bagi pemain yang tidak punya ikatan nostalgia, kekosongan dunia, minimnya konten, dan keberadaan bug jadi kendala besar yang sulit diabaikan, apalagi mengingat harga yang dipatok setinggi itu.

8. Kesimpulan

Upin & Ipin Universe (dok. Streamline Studios/Upin & Ipin Universe)
Upin & Ipin Universe (dok. Streamline Studios/Upin & Ipin Universe)

Kalau kamu bertanya, "Apakah Upin & Ipin Universe layak dibeli sekarang dengan harga Rp600.000?" Jawabannya tergantung siapa kamu.

Bagi penggemar berat Upin & Ipin, yang ingin merasakan dunia Kampung Durian Runtuh dalam bentuk open-world 3D, dan tak keberatan dengan bug maupun konten yang belum sepenuhnya matang, game ini menawarkan elemen nostalgia yang menyenangkan. Apalagi jika kamu memang ingin mendukung perkembangan game Unreal Engine 5 buatan Malaysia.

Tapi untuk gamer umum yang mengharapkan sensasi sekelas Stardew Valley atau Doraemon: Story of Seasons, dengan dunia hidup dan gameplay kompleks, kamu mungkin akan merasa harga ini terlalu mahal untuk apa yang ditawarkan sekarang. Terutama jika melihat bug dan glitch di Upin & Ipin Universe yang masih belum tertangani dengan baik.

Melihat realita harga, performa, dan konten saat ini, saran terbaik  dari penulis adalah tunggu sampai ada update atau diskon besar-besaran. Game ini punya potensi besar, tapi belum siap bersaing di level harga yang ditargetkannya.

FAQ

  1. Berapa harga game Upin Ipin Universe di Steam dan Nintendo?
    Harga resminya berkisar antara Rp579.000 hingga Rp654.000 tergantung platform seperti Steam, PlayStation Store, atau Nintendo eShop.

  2. Apakah Upin Ipin Universe layak dibeli dengan harga tersebut?
    Untuk penggemar berat Upin & Ipin, mungkin layak (dan harus kaya juga). Namun secara umum, fitur dan performa saat ini belum sepadan dengan harga Rp600.000.

  3. Apa saja fitur utama dalam Upin Ipin Universe?
    Fitur utamanya meliputi open-world Kampung Durian Runtuh, aktivitas seperti memancing, memasak, dan bermain gasing, dengan voice acting dan subtitle multibahasa.

  4. Apakah game ini cocok untuk anak-anak?
    Ya, game ini ditujukan untuk keluarga dan anak-anak dengan konten edukatif dan minim kekerasan.

  5. Apakah ada bug dan glitch di game ini?
    Ya, beberapa pengguna melaporkan glitch grafis, performa lambat, dan masalah kamera yang mengganggu pengalaman bermain.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mecca Medina
EditorMecca Medina
Follow Us