7 Game FPS Terbaik di PS2 yang Masih Layak Dimainkan Hingga Sekarang

Untuk kamu yang suka game fast paced dan tanpa basa-basi, Quake 3: Revolution menjadi salah satu judul game yang tidak akan membuat kamu cepat bosan. Walaupun versi PS2 ini kehilangan fitur online yang jadi andalan versi PC-nya, game ini tetap suguhkan sensasi tembak-tembakan intens berkat berbagai map dan mode permainan yang tersedia.

Berbeda dari Quake 2 yang punya alur cerita di mode single-player, Revolution justru memilih pendekatan yang berbeda, yakni campaign-mua diisi oleh pertarungan ala multiplayer melawan bot. Jadi kalau jika cari game yang fokus ke skill dan refleks tanpa banyak cutscene, ini jawabannya.

Menariknya lagi, meski terasa seperti deathmatch nonstop, game ini tetap memberikan progres dan variasi yang sudah cukup untuk membuat kamu betah main selama berjam-jam.

Apabila kamu penggemar Star Wars, Battlefront 2 versi 2005 di PS2 merupakan sebuah game yang benar-benar menyajikan keseruan perang galaksi yang masif. Dengan mode single-player dan mode multiplayer, game tersebut berhasil memadukan cerita, aksi, dan strategi dalam satu paket lengkap.

Salah satu daya tarik utamanya adalah beragam mode permainan yang membawamu ke berbagai era Star Wars, baik itu era Clone Wars hingga era Rebellion. Kamu bisa memilih berbagai class pasukan, mengendalikan kendaraan ikonik seperti AT-AT atau X-Wing, bahkan memainkan karakter seperti Darth Vader dan Luke Skywalker.

Menariknya lagi, kamu bisa memilih bermain dalam mode first-person atau third-person, sesuai gaya bermain kamu. Fleksibilitas ini membuat game jadi jauh lebih nyaman dinikmati oleh berbagai jenis pemain.

Dengan semua fitur tersebut, tidak heran jika Battlefront 2 dianggap sebagai salah satu game Star Wars terbaik sepanjang masa, dan warisannya masih terasa hingga Battlefront versi sekarang.

Half-Life adalah salah satu game paling berpengaruh di sepanjang sejarah industri video game. Game ini dikenal karena suguhkan cerita lewat gameplay, bukan lewat cutscene panjang atau dialog yang terpisah.

Kamu berperan sebagai ilmuwan Gordon Freeman yang harus bertahan hidup di fasilitas penelitian yang kacau setelah gagal membuka portal ke dunia alien.

Di Half-Life, kita dipaksa untuk berpikir lewat puzzle dan pergerakan yang terukur. Pertempurann realistis, atmosfer menegangkan, dan alur cerita yang mengalir secara organik bisa kamu temukan di game ini.

Meskipun kontrol versi untuk PS2 ini agak butuh penyesuaian, namun secara keseluruhan, elemen yang ditawarkan tetap autentik dan memuaskan. Seandainya kamu ingin tahu akar dari banyak game FPS modern, Half-Life adalah tempat yang tepat untuk memulai perjalanan tersebut.

Red Faction membawa sesuatu yang sangat jarang ada di game FPS waktu itu, yakni lingkungan yang bisa dihancurkan. Dengan menggunakan teknologi Geo-Mod, kamu bisa menghancurkan dinding, membuat jalan pintas, atau sekadar meledakkan ruang musuh.

Latar belakang cerita game ini berada di Mars, dengan konflik antara penambang dan korporasi kejam yang mengeksploitasi mereka. Tidak hanya seru dari gameplay, Red Faction juga punya cerita orisinal yang solid, sesuatu hal yang belum banyak ditemukan di game FPS pada awal 2000-an.

Game ini mendapat pujian karena inovasinya dan tetap dikenang sebagai pelopor dalam menghadirkan dunia interaktif pada genre FPS.

Sebelum Call of Duty menjadi raja FPS, Medal of Honor adalah pemimpinnya. Frontline menjadi debut gamenya di PS2, dan sukses besar berkat misi objektif yang kuat dan feel Perang Dunia II yang autentik.

Kamu akan merasakan berbagai misi yang mengacu pada peristiwa nyata, termasuk invasi Normandia dan sabotase fasilitas Nazi. Musik orkestra epik, narasi serius, dan gameplay yang fokus pada misi membuat game ini berbeda dan tidak hanya “tembak sana-sini” saja.

Alih-alih merombak total formula, Frontline memilih untuk memperbaiki hal-hal yang sudah berhasil di versi sebelumnya—dan hasilnya ternyata luar biasa. Sampai sekarang, banyak yang masih mengenang game tersebut sebagai salah satu FPS WW2 terbaik yang pernah ada.

Sebagai sekuel dari Red Faction, ekspektasi terhadap Red Faction 2 sendiri cukup tinggi. Sayangnya, banyak penggemar merasa game ini meninggalkan elemen-elemen terbaik dari game pertamanya. Perubahan drastis dalam pendekatan cerita dan gameplay membuat sebagian pemain kecewa.

Namun, bukan berarti Red Faction 2 adalah game yang buruk. Sebaliknya, game ini tetap menawarkan aksi FPS yang bagus dengan nuansa futuristik serta mekanik yang cukup menarik, walaupun memang tidak sekompleks pendahulunya.

Bagi pemain yang tidak membandingkannya langsung dengan game pertama, Red Faction 2 bisa jadi adalah FPS PS2 underrated yang patut dicoba. Meskipun tidak revolusioner, gameplay-nya tetap menyenangkan, dengan aksi intens dan variasi senjata yang cukup seru.

Tak diragukan lagi, TimeSplitters 2 adalah game FPS terbaik di PS2, bahkan menjadi yang tertinggi rating-nya di Metacritic dengan skor 90. Dibuat oleh Free Radical Design (yang berisi mantan pengembang GoldenEye 007 di Nintendo 64), game ini menggabungkan humor dan variasi level yang luar biasa.

Setiap level dalam campaign single-player mempunyai misi dengan tujuan yang berbeda, ada yang menyusup ke markas rahasia sampai dengan menembak zombie di laboratorium. Misi pembuka di Dam bahkan mengajak kita bermain secara diam-diam, sesuatu yang tidak umum di FPS saat itu.

Fitur paling inovatifnya adalah Mapmaker, kita dapat membuat level sendiri—baik untuk multiplayer maupun story mode. Fitur ini memberi umur panjang bagi game TimeSplitters 2 karena komunitas bisa terus menciptakan challenge baru.

PS2 memang dikenal luas lewat katalog game-game action dan adventure-nya, tapi kontribusi konsol ini terhadap genre FPS juga tidak bisa diremehkan. Kira-kira, apakah ada game yang membuat kamu tertarik untuk memainkannya?