Sebelum dikenal sebagai streamer HOK, Binx merupakan seorang pro player League of Legends (LOL). Ia mengaku awalnya hanya bermain untuk mendapatkan billing gratis di warnet. Namun tanpa disadari, ia berhasil meraih top 1 Challenger, sebuah pencapaian yang membuat namanya mulai dilirik komunitas.
“Kalau yang esports secara resmi, ya berarti paling dari League of Legends sih. Awalnya main game ini buat dapet billing gratis di warnet saja, eh nggak sadar sudah top 1 challenger, terus ada orang-orang yang lirik, terus mulai nge-team deh,” ungkap Binx.
"Ya dari situ pikirnya, kayak seru sih, bersaing sama orang orang yang memang kuat, yang sama punya keinginan buat menang kayak kita, terus adrenalinnya, price pool-nya juga menggiurkan. Akhirnya ketagihan deh."
Dari League of Legends ini juga, ia menemukan idolanya, yaitu Doubelift. Binx sangat mengagumi sosok Doublelift, legenda League of Legends asal NA tersebut.
Ia menuturkan, “Orang tuanya dibunuh oleh kakaknya sendiri tepat sebelum final LCS big tournament. Tetapi dia tetap memilih tanding keesokan harinya, lalu menang. Mentalnya, profesionalitasnya itu bikin gua sampai sekarang masih merinding kalau inget ceritanya ini. Bener-bener GOAT.”
Meski begitu, perjalanan pro scene tidak selalu mulus. Setelah beberapa tahun, tawaran tim mulai berkurang hingga akhirnya Binx memilih pensiun.
Ia menambahkan, “Kalau soal pensiun sih kayaknya karena sudah nggak ada yang nawarin saja deh, sepertinya karena sudah tua juga.”
Kini, ia pun sudah beralih menjadi seorang streamer. Walaupun sebelumnya, Binx menjadikan streaming sebagai escape tool saat merasa jenuh dengan rutinitas bootcamp.
“Karena kalau sudah bootcamp kan fokus, benar-benar tiap hari kerjanya cuma latihan, scrim, review, tidur. Streaming tuh awalnya buat escape tool saja, jadi ada temen ngobrol baru,” ucapnya sambil tertawa.
Meski kini fokus di konten, Binx tak menutup kemungkinan kembali ke pro scene bila ada tawaran menarik.
"Kalau ada tawaran yang interesting, mungkin ya balik lagi ke pro scene," jawabnya.