Sumber: instagram.com/fandidk
Menurutnya, profesi Streamer lebih menjanjikan daripada Talent. Ia pun menjelaskan alasan pernyataannya tersebut.
"Sebenarnya menurut gue, profesi Talent Esports itu agak riskan. Karena probabilitas terkena layoff atau apanya itu, banyak banget. Jadi agak sedikit lumayan menakutkan lah. Tapi kalau sebagai Streamer itu lebih menjanjikan dan menarik. Asalkan, pembawaan kita bagus, terus crowd-nya mendukung, komunitasnya ada, itu pasti lebih menarik sebagai Streamer sih," jelasnya panjang lebar.
Fandi yang saat ini juga tengah bekerja sebagai pegawai di sebuah kantor otomotif tersebut, menceritakan kalau dirinya sebenarnya nggak mengerti dunia esports pada awalnya.
"Awalnya, gue benar-benar nggak ngerti dunia esports. Terus diajarin perlahan, dan sekarang akhirnya bisa paham serta berkembang. Walaupun perkembangannya agak sedikit lama, tapi akhirnya bisa paham juga," ucapnya malu-malu.
Ia juga mengatakan tantangan yang ditemui sebagai seorang Talent di sebuah organisasi esports. Apalagi menurutnya, sekarang ada banyak banget Talent dan Brand Ambassador (BA) baru yang terus bermunculan.
"Yang pasti untuk bisa keep-up dengan trend, dan untuk tetap bisa perform, itu yang agak sulit. Karena banyak banget Talent atau BA baru yang bermunculan di setiap musimnya," tutur Fandi yang sudah cukup lama bergelut di ekosistem esports.
Pria yang akan berusia 28 tahun pada 2025 ini juga menceritakan suka dan duka yang ia alami selama terjun di dunia esports.
"Jelas ada suka dan duka. Karena kalau angka lagi turun atau aku lagi nggak perform itu benar-benar terasa sih. Ya walaupun, kita tetap harus perform, dan di-push terus. Kalau untuk sukanya, gue sebagai seorang ekstrovert banyak menemukan pengalaman baru. Gue senang banget ketemu orang random yang baru kenalan, ketemu dunia baru. Itu lebih bagus daripada gue diam doang," ucapnya bersemangat.