Apa Itu Terra Luna? Harga, Chart, dan Penyebab Anjlok

Intinya sih...
Terra Luna adalah proyek blockchain yang dikembangkan oleh Terraform Labs pada tahun 2018 di Korea Selatan.
Terra Luna sempat menyentuh harga puncak sekitar $119.51 sebelum akhirnya kolaps pada Mei 2022, kehilangan hampir $45 miliar dari kapitalisasi pasarnya.
Penyebab jatuhnya nilai Terra Luna antara lain kegagalan sistem algoritmik, penarikan dana massal dari Anchor Protocol, manipulasi pasar, krisis kepercayaan, dan kondisi pasar kripto global.
Dunia kripto penuh dengan kejutan, ada proyek yang tiba-tiba naik daun, dan ada juga yang anjlok hingga nyaris tak bersisa.
Salah satu contoh paling ekstrem adalah Terra Luna. Buat kamu yang belum tahu apa itu Terra Luna, artikel ini akan membahas sejarahnya, pergerakan harganya, penyebab jatuhnya, dan pelajaran penting yang bisa kamu petik.
Mengenal Terra Luna: Proyek Kripto yang Pernah Jadi Sorotan
Terra Luna adalah proyek blockchain yang dikembangkan oleh Terraform Labs pada tahun 2018 di Korea Selatan.
Pendirinya adalah Do Kwon dan Daniel Shin. Proyek ini dikenal sebagai platform pembayaran berbasis stablecoin algoritmik, terutama TerraUSD (UST) yang dipatok ke dolar Amerika Serikat.
Token LUNA berfungsi sebagai aset cadangan untuk menjaga stabilitas nilai UST, sekaligus token tata kelola jaringan. Uniknya, Terra Luna tidak menggunakan aset seperti USD sebagai jaminan.
Sebaliknya, mereka mengandalkan sistem dua token, yaitu UST dan LUNA, dalam skema burn and mint equilibrium.
Ini artinya saat satu token dicetak, yang lain dibakar untuk menjaga keseimbangan pasokan dan nilai.
Salah satu DApp paling populer di ekosistem ini adalah Anchor Protocol, yang menjanjikan bunga hingga 19,45% bagi pengguna yang menyimpan UST.
Model ini sempat membuat banyak orang tertarik karena keuntungannya yang tinggi, namun di balik itu tersimpan risiko besar.
Pergerakan Harga dan Chart Terra Luna dari Awal Hingga Sekarang
Jika kamu bertanya apa itu Terra Luna dalam konteks nilai dan pergerakan harga, kamu wajib tahu bahwa proyek ini sempat menyentuh harga puncak sekitar $119.51 sebelum akhirnya kolaps pada Mei 2022.
Dalam waktu satu minggu, nilai pasar Terra Luna dan UST anjlok hingga menghapus hampir $45 miliar dari kapitalisasi pasarnya. Sebelum crash, LUNA sempat masuk dalam 10 besar cryptocurrency terbesar di dunia.
Namun, setelah sistem mint-burn diaktifkan secara besar-besaran oleh para investor panik, jumlah LUNA beredar meningkat drastis dan harga turun hingga nyaris nol.
Pasca-krisis, komunitas Terra menyetujui peluncuran jaringan baru bernama Terra 2.0, sementara blockchain lama berganti nama menjadi Terra Classic dengan token LUNA Classic (LUNC).
Namun Terra 2.0 tidak berhasil menarik perhatian besar seperti pendahulunya, dan nilainya juga cenderung lesu di berbagai bursa.
Penyebab Utama Anjloknya Nilai Terra Luna
Kejatuhan Terra Luna bukanlah kebetulan. Ada beberapa faktor utama yang berkontribusi pada keruntuhan proyek ini:
Kegagalan sistem algoritmik – Mekanisme burn and mint tidak cukup kuat untuk menjaga nilai UST saat terjadi tekanan besar di pasar.
Penarikan dana massal dari Anchor Protocol – Beberapa hari sebelum runtuh, banyak investor menarik dananya secara bersamaan, memicu kepanikan.
Manipulasi pasar – Menurut SEC, pihak seperti Jump Trading diduga memainkan peran dalam mempertahankan nilai UST secara artifisial.
Krisis kepercayaan – Saat UST mulai kehilangan patokannya terhadap USD, kepercayaan publik langsung runtuh.
Kondisi pasar kripto global – Harga Bitcoin dan aset digital lain juga sedang menurun tajam, memperburuk situasi.
Selain itu, investigasi hukum di berbagai negara juga turut mengungkap berbagai kelalaian dan potensi penipuan oleh pihak pengembang Terraform Labs.
Apa yang Bisa Dipelajari dari Kasus Terra Luna?
Dari skandal ini, kamu bisa mengambil beberapa pelajaran penting:
Jangan tergiur oleh imbal hasil tinggi tanpa mengecek fondasi proyek.
Sistem algoritmik yang belum teruji rentan terhadap manipulasi dan kegagalan.
Regulasi dan transparansi penting untuk melindungi investor.
Risiko proyek DeFi (decentralized finance) harus dipahami secara mendalam sebelum berinvestasi.
Kamu juga perlu waspada dengan proyek yang terlalu bergantung pada satu mekanisme ekonomi atau terlalu didorong oleh satu tokoh sentral seperti Do Kwon.
Terra Luna kini menjadi studi kasus klasik dalam dunia kripto.
Dari proyek ambisius dengan dukungan miliaran dolar hingga jadi simbol kegagalan stablecoin algoritmik, kisahnya menunjukkan betapa pentingnya kehati-hatian dalam investasi digital.
Dengan mengetahui apa itu Terra Luna secara menyeluruh, kamu bisa lebih bijak menilai proyek kripto lainnya di masa depan.
Ingat, dunia kripto bisa menawarkan peluang besar, tapi juga menyimpan risiko yang tak kalah besar.
Semoga pembahasan apa itu Terra Luna ini membantumu memahami seluk-beluk proyek yang satu ini dan menjadikannya pelajaran berharga di era keuangan digital!