Presiden Donald Trump Akan Melarang Penggunaan Aplikasi TikTok di Amerika?

Presiden Donald Trump mengatakan bahwa ia akan melarang aplikasi video pendek TikTok untuk beroperasi di Amerika Serikat. Beliau menolak kemungkinan kesepakatan bagi Microsoft untuk membeli aplikasi dari perusahaan induknya yang berasal dari Cina.
Pejabat keamanan AS mengungkapkan kekhawatirannya, aplikasi buatan perusahaan China ByteDance itu bisa dimanfaatkan untuk mengumpulkan data pribadi warga Amerika.
“Sepanjang TikTok mengkhawatirkan, kami melarangnya dari AS,” kata Trump kepada wartawan di dalam pesawat kepresidenan, Air Force One.
Tidak jelas otoritas apa yang dilanggar oleh TikTok. Serta belum jelas bagaimana larangan akan ditegakkan dan tantangan hukum apa yang akan dihadapinya. “Yah, aku punya otoritas itu,” katanya.
TikTok mengoperasikan versi aplikasi yang serupa namun terpisah di China, yang dikenal sebagai Douyin. Dikatakan bahwa semua data pengguna AS disimpan di AS, dengan cadangan di Singapura.

Minggu ini, Tik Tok mengatakan kepada pengguna dan regulator bahwa mereka akan menerapkan tingkat transparansi yang tinggi, termasuk memungkinkan peninjauan algoritmanya.
Popularitas TikTok
Aplikasi ini telah meningkat pesat popularitasnya di AS dan negara-negara barat lainnya. TikTok menjadi platform media sosial Tiongkok pertama yang mendapatkan daya tarik yang signifikan dengan pengguna di luar negara asalnya.
Aplikasi ini telah diunduh hingga 315 juta kali dalam tiga bulan pertama tahun ini. Lebih banyak dibandingkan unduhan (dalam quartal ) aplikasi lain mana pun dalam sejarah, menurut perusahaan analisis Sensor Tower.
Sementara itu pakar keamanan cyber mengatakan bahwa risiko potensial TikTok terhadap keamanan nasional sebagian besar adalah teori. Hingga saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa data pengguna TikTok telah disalahgunakan oleh pihak intelijen Tiongkok.
Langkah untuk melarang TikTok terjadi pada saat ketegangan yang meningkat antara pemerintah Trump dan pemerintah China atas sejumlah masalah. Masalah tersebut meliputi sengketa perdagangan dan penanganan Beijing terhadap wabah virus corona.
Aplikasi ini dilaporkan memiliki sekitar 800 juta pengguna bulanan aktif, yang sebagian besar berada di AS dan India.
India telah memblokir Tik Tok dan aplikasi China lainnya. Australia, yang telah melarang Huawei dan pembuat peralatan telekomunikasi ZTE. Saat ini juga mempertimbangkan untuk melarang Tik Tok.