Serial Devil May Cry versi animasi sukses hebohkan penggemar dengan visual khas dan aksi brutal.
Adi Shankar kembali membuktikan kemampuannya lewat serial ini, dengan nuansa urban yang pekat dan tone lebih dewasa.
Animasi digarap oleh Studio Mir dari Korea Selatan, dengan aksi brutal dan perpaduan koreografi cepat serta desain dunia gelap yang memukau.
Serial Devil May Cry versi animasi terbaru di Netflix sukses membuat para penggemar heboh. Diadaptasi dari franchise game legendaris milik Capcom, serial ini hadir dengan gaya visual khas, aksi brutal, dan sentuhan noir yang memikat.
Diproduseri oleh Adi Shankar dan dianimasikan oleh Studio Mir, kisahnya berpusat pada Dante sang pemburu iblis, yang harus menghadapi ancaman invasi makhluk kegelapan. Berikut tujuh fakta menarik yang bikin serial ini jadi perbincangan hangat!
Serial Devil May Cry ini telah dinanti sejak pengumumannya beberapa tahun lalu. Sejak saat itu, pembaruan proyek ini dirilis secara bertahap, hingga akhirnya tayang eksklusif di Netflix. Ini menjadi bagian dari komitmen Netflix dalam mengadaptasi cerita-cerita dari video game populer.
Setelah kesuksesan proyek Castlevania, ekspektasi fans sangat tinggi dan kini terbayar lunas lewat aksi Dante yang penuh gaya dan cerita gelap yang menarik.
Nama Adi Shankar bukan asing di kalangan pecinta animasi adaptasi video game. Setelah sukses besar dengan Castlevania, ia kembali membuktikan kemampuannya lewat Devil May Cry. Shankar berperan sebagai produser eksekutif dan membawa nuansa urban yang pekat dengan aroma noir.
Kolaborasinya dengan tim kreatif Korea Selatan membuat serial ini tampil beda, dengan visual keren dan tone yang lebih dewasa dari sebelumnya.
Animasinya digarap oleh Studio Mir, rumah produksi asal Korea Selatan yang terkenal lewat The Legend of Korra dan DOTA: Dragon’s Blood. Empat sutradara, Han Seung-woo, Park So-young, Kim Sun-min, dan Hong Jee-young, berkolaborasi menghadirkan delapan episode yang intens, masing-masing berdurasi 21–32 menit. Perpaduan koreografi aksi cepat dan desain dunia gelap menjadikan setiap episode begitu memukau dan tak terduga.
Meski diangkat dari game, serial ini tidak mengikuti alur cerita secara langsung. Beberapa karakter lama muncul dalam versi yang berbeda, seperti Mary Arkham dan Enzo Ferino.
Fokus utama tetap pada Dante yang berhadapan dengan invasi iblis serta ancaman dari entitas misterius bernama White Rabbit. Serial ini menggabungkan konflik pribadi, pertarungan antar dimensi, dan dinamika relasi penuh twist, cocok buat penonton lama maupun baru.
Sosok Dante dihidupkan oleh Johnny Yong Bosch, aktor suara kawakan yang dikenal lewat perannya sebagai Ichigo di Bleach. Mary Arkham disuarakan oleh Scout Taylor-Compton, sementara Hoon Lee memerankan White Rabbit. Pengisi suara lain seperti Chris Coppola (Enzo) juga turut memperkuat atmosfer gelap yang dibangun serial ini. Dengan akting vokal yang kuat, setiap karakter terasa hidup dan penuh emosi.
Soundtrack dalam serial ini dikomposeri oleh Jarome Harmsworth, Joel Harmsworth, dan Power Glove. Musiknya penuh ketegangan dengan campuran synth dan rock elektronik yang membangun suasana aksi dan horor secara bersamaan.
Nuansa musik yang edgy dan cepat sangat cocok dengan pertarungan cepat khas Dante, memberikan efek adrenalin yang membuat penonton makin terhanyut dalam dunia penuh iblis ini.
Salah satu elemen baru yang membuat serial ini menarik adalah kehadiran sosok White Rabbit. Karakter ini bukan bagian dari game, namun menjadi tokoh penting dalam cerita serial.
Dengan desain misterius dan motif yang belum sepenuhnya terungkap, White Rabbit menjadi ancaman besar yang menggerakkan konflik utama. Kehadirannya menambah lapisan baru dalam mitologi Devil May Cry, membuka banyak kemungkinan untuk musim selanjutnya.