10 Film Horor Slasher Modern Terbaik untuk Ditonton

Tidak ada ikon horor modern sekuat Art the Clown. Dalam Terrifier 2, badut bisu ini naik level dari sekadar pembunuh brutal menjadi simbol kegilaan sinematik. Film karya Damien Leone ini menampilkan adegan sadis yang ekstrem namun dikemas dengan gaya visual memukau.

Sienna Shaw menjadi final girl baru yang berani, membawa keseimbangan antara kekerasan dan keberanian. Dengan durasi panjang dan gore yang mengerikan, Terrifier 2 bukan untuk yang lemah hati, tapi jelas menjadi mahakarya slasher modern.

Disutradarai oleh Ti West, X memadukan nostalgia tahun 1970-an dengan eksplorasi ketakutan terhadap penuaan dan seksualitas. Film ini mengikuti kru film dewasa yang syuting di peternakan milik pasangan tua misterius.

Tak lama, satu per satu dari mereka diburu secara sadis. Dibalut sinematografi indah dan akting luar biasa dari Mia Goth (yang memerankan dua karakter sekaligus), X berhasil menjadi pembuka trilogi horor terbaik dekade ini bersama Pearl dan MaXXXine.

Film karya Chris Nash ini membawa pendekatan tak biasa: alih-alih mengikuti korban, kamera justru mengikuti sang pembunuh.

Dengan gaya sinematografi seperti third-person video game, penonton menyaksikan sang zombie pembunuh Johnny menuntut balas setelah peninggalannya dicuri. Setiap pembunuhan dilakukan dengan tenang, lambat, tapi luar biasa brutal. In a Violent Nature bukan hanya slasher berdarah, ia adalah meditasi gelap tentang kematian dan kekerasan dalam bentuk paling mentah.

A24 menghadirkan satire tajam terhadap generasi media sosial lewat Bodies Bodies Bodies. Sekelompok anak muda kaya mengadakan pesta saat badai, memainkan permainan pembunuhan pura-pura yang akhirnya berubah nyata.

Film ini cerdas dalam menertawakan ego, narsisisme, dan paranoia anak muda masa kini. Akting Maria Bakalova dan Rachel Sennott memberi energi segar, sementara akhir ceritanya yang ironis akan membuatmu tertawa getir. Ini adalah slasher yang berbicara tentang zaman kita dengan cara paling kejam dan lucu.

Reboot ini berhasil menghidupkan kembali franchise lama dengan pendekatan lebih serius dan atmosferik. Wrong Turn (2021) menyingkirkan formula mutan kanibal dan menggantinya dengan sekte misterius di pegunungan Appalachian.

Dengan karakter utama perempuan tangguh bernama Jennifer Shaw, film ini menampilkan pertarungan bertahan hidup yang menegangkan. Naskahnya lebih matang, temanya lebih relevan, dan ending-nya meninggalkan rasa tak nyaman khas horor sejati.

Bayangkan Friday the 13th bertemu Freaky Friday. Dalam film ini, seorang remaja bernama Millie tanpa sengaja bertukar tubuh dengan pembunuh berantai terkenal, Blissfield Butcher. Christopher Landon mengarahkan film ini dengan energi tinggi, menghadirkan kombinasi sempurna antara komedi dan kekerasan.

Vince Vaughn tampil brilian sebagai remaja perempuan yang terjebak di tubuh pembunuh. Dengan gaya slasher klasik dan humor yang segar, Freaky membuktikan bahwa formula lama bisa terasa baru jika dieksekusi dengan cerdas.

Remake dari film kultus 1982 ini bukan sekadar nostalgia, ini adalah reinterpretasi feminis yang tajam. Disutradarai oleh Danishka Esterhazy, Slumber Party Massacre menyingkirkan eksploitasi dan menghadirkan protagonis perempuan yang kuat, sambil tetap menghormati akar slasher klasik.

Dengan humor gelap dan twist cerdas, film ini berhasil menjadi komentar sosial tanpa kehilangan keseruan berdarahnya. Sebuah remake yang tahu kapan harus menghormati masa lalu dan kapan harus menertawakannya.

Salah satu slasher comedy paling cerdas dekade ini. The Blackening memparodikan stereotip ras dalam film horror the Black character dies first dengan cara yang penuh tawa dan tetap menegangkan. Ceritanya mengikuti sekelompok teman yang terjebak di kabin dan harus memainkan permainan maut bernama The Blackening.

Dengan dialog tajam dan karakter kuat, film ini membuktikan bahwa horor dan komedi bisa berkolaborasi tanpa kehilangan gigi tajamnya.

Netflix membangkitkan kembali semangat Goosebumps dengan sentuhan berdarah lewat trilogi Fear Street. Setiap film mulai dari 1994, 1978, dan 1666, menggabungkan misteri supernatural dengan gaya slasher klasik.

Sutradara Leigh Janiak sukses menciptakan dunia yang saling terhubung, penuh nostalgia dan pembunuhan brutal. Adegan “bread slicer” di Part One sudah menjadi legenda baru dalam sejarah genre ini. Bagi pemula di dunia slasher, trilogi ini adalah pintu masuk yang sempurna.

Setelah 16 tahun hanya menjadi trailer palsu di Grindhouse, Eli Roth akhirnya mewujudkan Thanksgiving menjadi film penuh. Mengambil latar kota Plymouth saat perayaan Thanksgiving, film ini menggabungkan humor, kekerasan, dan komentar sosial tentang konsumerisme.

Dengan adegan pembunuhan kreatif dan atmosfer khas Roth, Thanksgiving menjadi tontonan yang pas untuk libur November, gila, berdarah, dan penuh ironi. Tak hanya nostalgia, tapi juga bukti bahwa Roth masih tahu cara menghibur sambil membuat kita menutup mata.

Era modern telah membuktikan bahwa slasher tidak mati, ia hanya beradaptasi. Dari brutalitas Terrifier 2 hingga satir tajam Bodies Bodies Bodies, genre ini terus berkembang dengan ide segar dan karakter kuat.

Setiap film di daftar ini membuktikan bahwa darah dan teriakan masih bisa punya makna, baik lewat humor, pesan sosial, maupun eksplorasi psikologis. Jika kamu menganggap slasher hanya nostalgia masa lalu, sepuluh film ini siap membuktikan bahwa teror modern jauh lebih hidup dari yang kamu kira.

1. Apa itu genre slasher?

Genre slasher adalah subgenre horor yang menampilkan pembunuh brutal yang memburu korban satu per satu, sering kali dengan senjata tajam dan adegan berdarah.

2. Mengapa film slasher modern menarik untuk ditonton?

Karena selain penuh ketegangan dan gore, film slasher modern kini memadukan unsur humor, kritik sosial, dan karakter kuat, menjadikannya lebih relevan dan segar.

3. Film mana yang paling ekstrem dalam daftar ini?

Terrifier 2 (2022) dikenal sebagai yang paling brutal, dengan adegan sadis dan efek praktikal yang ekstrem, cocok untuk penggemar horor keras.

4. Adakah film yang ringan dan lucu di antara daftar ini?

Ya, Freaky (2020) dan The Blackening (2022) menggabungkan elemen komedi dengan kekerasan berdarah secara cerdas dan menghibur.

5. Di mana bisa menonton film-film ini?

Sebagian besar tersedia di platform streaming seperti Netflix, Amazon Prime Video, dan HBO Max, tergantung wilayah dan lisensi tayang.