House of Gucci (2021): Leto tampil eksentrik sebagai Paolo Gucci, memberi warna unik pada drama penuh intrik.
Lord of War (2005): Peran Vitaly Orlov menunjukkan kedalaman emosional dan kritik sosial terhadap industri senjata.
Mr. Nobody (2009): Leto memerankan Nemo Nobody dengan kecerdasan dan keberanian dalam memilih proyek film tak biasa.
Jared Leto dikenal sebagai aktor dengan totalitas tinggi yang mampu berubah total dalam setiap perannya. Dari film biopik hingga sci-fi futuristik, Leto selalu memberikan kesan mendalam lewat penampilan eksentrik dan emosional.
Selain Tron Ares yang kini sedang ramai dibicarakan, Leto telah mencatat banyak karya besar yang memperlihatkan kemampuan akting luar biasa. Berikut sepuluh film terbaik Jared Leto yang wajib kamu tonton, menampilkan sisi berbeda dari karier panjangnya di Hollywood.
Disutradarai Ridley Scott, House of Gucci menampilkan Jared Leto sebagai Paolo Gucci, sosok eksentrik dalam keluarga besar industri fashion legendaris. Dengan prostetik berat dan transformasi total, Leto hampir tak dikenali. Perannya memberi warna unik pada drama penuh intrik ini, menghadirkan sisi humor dan tragedi sekaligus.
Meski filmnya menuai kritik beragam, performa Leto justru menjadi salah satu hal paling menonjol. Ia berhasil mencuri perhatian di antara bintang besar seperti Lady Gaga, Adam Driver, dan Al Pacino, menjadikan House of Gucci tontonan wajib bagi penggemar akting teatrikalnya.
Dalam Lord of War garapan Andrew Niccol, Jared Leto berperan sebagai Vitaly Orlov, adik dari Yuri (Nicolas Cage), dua saudara pedagang senjata ilegal. Vitaly adalah sosok yang penuh konflik batin, sering kali digambarkan terhimpit antara keserakahan dan nurani.
Meski bukan pemeran utama, Leto tampil menawan dengan kedalaman emosional yang kuat, memperkuat kritik sosial film terhadap industri senjata dunia. Dinamika moral antara kedua karakter ini membuat Lord of War menjadi salah satu film kejahatan paling tajam dan relevan hingga kini.
Leto memerankan Nemo Nobody, manusia terakhir di bumi yang hidup di masa depan dalam film Mr. Nobody. Ceritanya penuh filosofi tentang pilihan hidup dan realitas paralel. Film karya Jaco Van Dormael ini menantang nalar, memadukan narasi non-linear dengan visual spektakuler.
Leto berhasil memerankan berbagai versi dari satu karakter dalam berbagai kemungkinan kehidupan. Dengan perpaduan sains, drama, dan introspeksi eksistensial, Mr. Nobody menjadi film yang menunjukkan kecerdasan dan keberanian Leto dalam memilih proyek film yang tak biasa.
Kembali bekerja sama dengan David Fincher setelah Fight Club, Jared Leto tampil sebagai Junior, salah satu perampok dalam thriller Panic Room. Bersama Forest Whitaker dan Dwight Yoakam, ia berusaha membobol rumah Jodie Foster yang menyembunyikan diri di ruang aman. Leto menghadirkan energi berapi-api dan temperamen tinggi yang menambah ketegangan film.
Meski perannya relatif kecil, kehadirannya memperkuat atmosfer tegang khas Fincher. Panic Room adalah contoh bagaimana Leto mampu memaksimalkan peran sekunder untuk mencuri perhatian penonton.
Peran Jared Leto sebagai Rayon, seorang transgender dengan HIV, membawanya meraih Oscar sebagai Aktor Pendukung Terbaik. Dalam film karya Jean-Marc Vallée ini, Rayon menjadi mitra dan sahabat bagi Ron Woodroof (Matthew McConaughey) dalam memperjuangkan akses obat untuk penderita AIDS.
Leto tampil dengan empati luar biasa, membawa kemanusiaan dan kelembutan dalam kisah penuh penderitaan. Dallas Buyers Club menjadi bukti nyata kemampuan Leto menembus batas karakter dan menyentuh hati penonton lewat transformasi total.
Dalam film arahan James Mangold ini, Jared Leto berperan sebagai Toby, kekasih dari karakter utama yang diperankan Winona Ryder. Walau durasi tampilnya singkat, kehadiran Toby memperkuat sisi emosional cerita tentang kesehatan mental dan kehidupan di rumah sakit jiwa.
Girl, Interrupted dikenal karena performa kuat Winona Ryder dan Angelina Jolie, namun Leto menambahkan sentuhan manusiawi pada narasi kelam tersebut. Film ini menjadi salah satu karya awal yang memperlihatkan potensi besar Leto sebagai aktor drama serius.
Sebagai Paul Allen, Jared Leto menjadi korban ikonik dari karakter psikopat Patrick Bateman (Christian Bale) dalam American Psycho. Meski bukan peran utama, kemunculannya di adegan legendaris pembunuhan dengan kapak membuatnya tak terlupakan.
Film satir karya Mary Harron ini mengkritik budaya materialistik dan narsistik dunia korporat. Leto, dengan wajah lugu namun sombong, menjadi simbol sempurna dari “korban kesempurnaan palsu” yang diciptakan masyarakat. Hingga kini, adegan Bateman dan Allen masih sering disebut sebagai momen paling terkenal dalam karier awal Leto.
Dalam sekuel epik Blade Runner garapan Denis Villeneuve, Leto berperan sebagai Niander Wallace, ilmuwan misterius sekaligus antagonis utama. Wallace adalah sosok dingin dan visioner yang berambisi menciptakan dunia baru lewat teknologi replikan.
Dengan gaya bicara tenang namun mengancam, Leto berhasil menciptakan karakter yang menakutkan tanpa harus banyak aksi. Di antara sinematografi menakjubkan dan skor musik futuristik, penampilan Leto memperkuat nuansa spiritual sekaligus menakutkan dari dunia Blade Runner 2049.
Sebagai Harry Goldfarb, Jared Leto menampilkan salah satu performa paling intens sepanjang kariernya. Film karya Darren Aronofsky ini menggambarkan kehancuran akibat kecanduan narkoba dengan gaya visual yang brutal dan emosional.
Leto memainkan karakter yang perlahan terjerumus ke jurang kehancuran, bersama ibunya (Ellen Burstyn) dan kekasihnya (Jennifer Connelly). Requiem for a Dream bukan tontonan ringan, tetapi menjadi karya penting yang memperlihatkan keberanian Leto mengeksplorasi sisi tergelap manusia.
Dalam film kultus Fight Club karya David Fincher, Leto tampil sebagai Angel Face, salah satu anggota klub pertarungan rahasia yang dijalankan Tyler Durden (Brad Pitt). Walau bukan karakter utama, penampilannya mencuri perhatian dengan visual mencolok dan adegan brutal yang membekas.
Leto berhasil menunjukkan sisi eksentrik sekaligus rapuh dalam dunia penuh kekacauan. Fight Club menjadi salah satu film paling berpengaruh dalam sejarah sinema modern, dan Leto berkontribusi besar dalam membangun atmosfer anarkis yang ikonik.
Jared Leto adalah aktor dengan kemampuan transformasi luar biasa, mampu berpindah dari karakter lembut ke sosok mengerikan dengan mudah. Dari Requiem for a Dream yang gelap hingga Blade Runner 2049 yang futuristik, setiap perannya memperlihatkan dedikasi ekstrem terhadap seni peran. Sebelum menonton Tron Ares, deretan film ini bisa jadi pengingat mengapa Jared Leto tetap dianggap salah satu aktor paling unik dan berani di Hollywood.
Siapa sebenarnya Jared Leto dan apa yang membuatnya terkenal?
Jared Leto adalah seorang aktor, musisi, dan sutradara asal Amerika Serikat. Ia dikenal luas berkat perannya dalam film Dallas Buyers Club (2013) yang membuatnya meraih Academy Award, serta sebagai vokalis utama band rock Thirty Seconds to Mars.
Apa saja film terkenal yang pernah dibintangi Jared Leto? Beberapa film ikonik yang dibintanginya antara lain: Requiem for a Dream (2000), Dallas Buyers Club (2013), Suicide Squad (2016), Blade Runner 2049 (2017), House of Gucci (2021), dan Morbius (2022).
Apakah Jared Leto hanya berkarier di dunia akting?
Tidak. Selain akting, Jared Leto juga aktif di dunia musik sebagai vokalis dan penulis lagu utama untuk band Thirty Seconds to Mars, yang ia dirikan bersama saudaranya, Shannon Leto.
Apa gaya hidup Jared Leto yang menarik perhatian publik?
Jared Leto dikenal sebagai seorang vegan dan aktivis lingkungan. Ia mendukung berbagai organisasi seperti WWF dan Habitat for Humanity, serta aktif dalam kampanye sosial dan kemanusiaan.
Mengapa penampilan Jared Leto sebagai Joker di Suicide Squad menuai kontroversi?
Penampilannya sebagai Joker mendapat kritik karena dianggap terlalu berbeda dari versi sebelumnya dan tidak sesuai ekspektasi penggemar. Meski begitu, Leto tetap dikenal sebagai aktor yang berani mengambil peran-peran ekstrem dan transformatif.