Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Bak Tarzan di Dunia Nyata! 3 Anak Ini juga Dibesarkan oleh Hewan Liar Part 1

Kamu mungkin sudah mengetahui mengenai kisah Tarzan. Ya, kisah itu menceritakan seorang anak kecil yang dibesarkan oleh sekelompok hewan.

Namun kamu percaya enggak sih, kalau kisah tersebut bukanlah isapan jepol belaka loh. Nyatanya, ada anak kecil yang memang benar-benar dibesarkan oleh hewan liar di dunia nyata.

Tak percaya? Simak kisah beberapa anak kecil yang dibesarkan oleh hewan di bawah ini!

1. Marina Chapman

independent.co.uk

Lewat bukunya yang berjudul “The Girl with No Name“, seorang wanita Inggris kelahiran Kolombia, Marina Chapman, mengisahkan bagaimana ia diasuh oleh monyet capuchin sejak berumur 5 tahun. Bagaimana kisahnya?

Waktu ia berusia 5 tahun, Chapman diculik lalu dilepaskan begitu saja di hutan belantara di Kolombia. Saat itulah, ia bertemu dengan gerombolan monyet capuchin yang kemudian mengasuhnya layaknya anak sendiri.

Prosesnya pun tidak mudah. Chapman mengaku ia tadinya diacuhkan oleh para monyet. Sampai suatu hari, ia keracunan tamarinda dan diselamatkan oleh monyet capuchin. Barulah para monyet menerimanya. Monyet-monyet capuchin mengajarkan Chapman cara bertahan hidup dan berburu, sehingga ia bisa tetap hidup.

Sampai akhirnya pada usia 10 tahun, Chapman akhirnya ditemukan oleh para pemburu. Ia malah dijual ke rumah bordil di Cucuta. Dalam bukunya, Chapman mengaku bahwa ia sudah kehilangan bahasa manusia dan lebih ingat bahasa monyet.

Karena tidak dapat berbahasa manusia pada waktu itu, Chapman melarikan diri. Untuk beberapa waktu, Chapman menggelandang di jalan sampai akhirnya menjadi bawahan sekelompok mafia. Saat 14 tahun, seorang tetangga bernama Maruja menyelamatkan Chapman dari mafia tersebut dan mengirimnya ke Bogota.

Di Bogota, Chapman diadopsi sebagai anak. Pada 1977 Chapman kemudian dikirim sebagai seorang pengasuh ke Bradford, Inggris. Di sana, ia menetap dan menikah hingga memiliki dua putri.

Seorang profesor asal Kolombia, Carlos Conde, membenarkan kesaksian Chapman melalui uji reaksi Chapman saat melihat foto keluarga pengadopsinya dan sekelompok monyet capuchin.

2. Sasha T.

marcianitosverdes.haaan.com

Dilansir oleh Daily Mail, pada Juni 2012, pekerja sosial Rusia di Rostov menemukan Sasha di sebuah kandang kambing kotor nan dingin. Ternyata, Sasha yang malang ditinggalkan oleh ibunya yang berusia 40 tahun, Marina.

Untungnya, sang kambing tidak menganggap Sasha sebagai makanan. Malahan, Sasha riang bermain dan tidur bersama kambing-kambing tersebut.

Namun, saat dibawa ke rumah sakit, para dokter mengatakan bahwa Sasha kekurangan nutrisi, dengan berat hanya sepertiga dari berat normal anak di usianya. Salah satu dokter yang menanganinya, Natalya Simonina, menceritakan bagaimana dampak Sasha setelah dirawat oleh kambing-kambing.

Simonina mengatakan bahwa Sasha menolak tidur di ranjang dan lebih memilih di kolong. Ia takut Sasha mengalami trauma karena ia sangat takut pada orang dewasa. Saking takutnya, Sasha melempar barang dan memecahkan jendela.

Belum lagi, lingkungan dingin dan kotor tersebut secara tidak langsung memengaruhi perkembangan otak Sasha. Bocah berusia 2 tahun tersebut tidak dapat bicara layaknya manusia, dan saat diberikan mainan, ia tidak memainkannya.

3. Natasha Mikhailova

dailymail.co.uk

Pada 2009, pekerja sosial Siberia menemukan bahwa seorang gadis belia berusia 5 tahun bernama Natasha Mikhailova, ditelantarkan oleh orangtuanya.

Natasha hidup bersama ayah, ibu, dan kerabat lainnya. Hanya saja, orangtua Natasha tidak mengurusnya dengan benar. Ia menempatkan gadis berusia 5 tahun tersebut bersama anjing dan kucing liar di rumahnya.

Selama lima tahun, gadis ini tinggal bersama anjing dan kucing tanpa sepengetahuan orang-orang,” papar salah satu pekerja sosial.

Para tetangga yang merasa khawatir akhirnya menghubungi pihak perlindungan anak Siberia. Salah satu polisi yang menjemput Natasha, Larisa Popova, tidak tega melihat keadaan Natasha yang begitu kotor.

Saya hampir pingsan dengan baunya,” tutur Popova.

Setelah dibawa ke pusat rehabilitasi anak, para relawan kaget dengan bagaimana Natasha sering melompat ke arah mereka dan bermain layaknya seekor anjing. Natasha tidak berjalan dengan dua kaki, melainkan dengan tangannya juga.

Saat mereka meninggalkan Natasha sebentar, sang gadis akan menggedor pintu dan menggonggong. Ia juga tidak begitu suka bermain dengan anak-anak sepantaran dengan cara mendesis ke arah mereka. Pada waktu makan, Natasha akan memakan makanannya seperti anjing, yaitu dijilat!

Saat ditanya mengenai Natasha, kepala pusat penelitian tersebut, Nina Yemelchugova, mengatakan bahwa Natasha tidak menderita keterbelakangan mental. Ia hanya kurang asupan sosial dengan sesama manusia dan lebih banyak bersama anjing.

Kedua orangtua Natasha, Victor Lozhkin (27) dan Yana Mikhailova (25), akhirnya ditangkap atas tuduhan penelantaran anak. Diketahui, mereka sudah tidak mengurus Natasha selama dua tahun sebelum ditemukan.

Sumber: idntimes.com

Share
Topics
Editorial Team
D.L.Tommy
EditorD.L.Tommy
Follow Us