Lalu bagaimana dengan pendapat dari coach dan staf tim Free Fire lainnya di Indonesia? Nyong, manager Genesis Dogma, menyayangkan hal tersebut.
Apalagi, Free Fire jadi salah satu nomor game andalan Indonesia yang sudah membuahkan hasil di level internasional.
“Bisa dibilang Free Fire ada prestasi lah di luar sana. Di Vietnam itu kan emas sama Perak, berhubung itu enggak ditandingkan ada pertanyaan aja sih,” kata Nyong.
Meski merasa kecewa, ia tetap menghormati keputusan dari panitia PPE dan berharap ada perkembangan positif di masa depan.
Tabul, coach ONIC Esports merasa Free Fire dan esports kompetitif lainnya harus bisa berjalan di kompetisi level tertinggi.
“Gua berharap kalau esports untuk negeri, semua game yang kompetitifnya aktif itu harus jalan terus sih,” kata Tabul kepada RevivaLTV.
Beda lagi dengan Fayad, coach POCO Star yang memandang kondisi ini dengan lebih kritis.
“Menurut saya, data yang sampai ke staf kepresidenan nggak lengkap ya. Perlu diingat, 70% (pemain) dari 540 ribu tim adalah pemilih wajib (Pemilu) tahun depan. Mereka harus akui itu,” kata Fayad kepada GGWP.ID.
Fayad berpesan agar staf kepresidenan lebih detail lagi dalam memeriksa data Free Fire. Ia bersedia membantu menyajikan datanya jika diperlukan.