Hasil Riset UI dan MABAR: Main MLBB Dapat Kembangkan Kepribadian Pelajar

Riset terbaru yang dikeluarkan oleh UI dan MABAR, menghasilkan bahwa bermain game kompetitif MLBB, dapat mengembangkan kepribadian pelajar.
Kekhawatiran orang tua dan guru terhadap dampak bermain game pada pelajar, kini ada solusinya. Hasil riset MABAR Esports Students Athlete Research menunjukkan bahwa, bermain game kompetitif dapat membantu pelajar mengembangkan kepribadian.
Riset ini sendiri memusatkan kepada salah satu game esports yang kini sedang digandrungi di Indonesia, MLBB. Sehingga, populasi yang dicari adalah pelajar yang bermain game Mobile Legends secara kompetitif, kasual, dan nggak main gamenya.
Riset UI dan MABAR Membandingkan Kompetitif Gamer, Kasual Gamer, dan Non-Gamer dalam game MLBB

Dilansir dari press release yang didapatkan oleh GGWP.ID, riset ini dilakukan oleh Tim Laboratorium Cognition, Affect, and Well-Being (CAW Lab) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) bersama MABAR.com, platform game kompetitif khusus pelajar.
Riset ini dilakukan dengan membandingkan tiga grup pelajar. Adapun tiga grup tersebut adalah pelajar kompetitif gamer, pelajar kasual gamer, dan pelajar non-gamer. Dalam riset ini, ketiga grup tersebut mendapatkan tugas-tugas yang sama untuk mengukur kemampuan kognitif dan psikologisnya.
Hasil Riset Menunjukkan Bahwa Main MLBB Dapat Kembangkan Kepribadian Pelajar

Hasilnya didapati kecenderungan bahwa bermain game kompetitif lebih baik daripada bermain game kasual. Ada beragam hasil menarik yang ditemukan dari riset ini.
1. Ada empat aspek kognitif dan psikologis utama yang dimiliki pelajar kompetitif gamers.
Hal tersebut dijelaskan oleh Psikolog Dr. Dyah T. Indirasari, M.A, Ketua Tim Peneliti dari CAW Lab Fakultas Psikologi Universitas Indonesia saat pemaparan hasil riset di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi di Jakarta, Kamis (1/9).
“Setidaknya ada empat aspek kognitif dan psikologis utama, di mana pelajar kompetitif gamer lebih unggul dibandingkan grup lainnya. Pertama, pada aspek kontrol respons yang membuat orang lebih fokus. Kedua, akurasi yang jauh lebih tinggi.”
“Ketiga, kemampuan regulasi emosi yang lebih baik. Dan, keempat adalah kepribadian yang tidak impulsif dan tidak rentan stres,” jelasnya.
2. Sebagai bekal yang kuat untuk mengembangkan kepribadian pelajar
Ketua CAW Lab Fakultas Psikologi UI Agnes Nauli S.W. Sianipar, M.Sc., Ph.D menambahkan aspek-aspek tersebut merupakan bekal yang kuat dalam mengembangkan kepribadian yang baik bagi individu.
Apalagi aspek kognitif seperti fungsi kontrol respons juga merupakan hal yang sangat mendasar dalam berbagai proses belajar akademik, olahraga, dan musik.
“Terdapat sejumlah anggapan bahwa generasi muda saat ini merupakan generasi stroberi atau lembek. Kami menemukan bahwa esports justru dapat meningkatkan grit pelajar.”
“Dalam psikologi, grit dapat ditingkatkan bila seseorang memiliki tujuan, minat terkait tujuan tersebut, dan usaha yang kuat. Ketiga aspek tersebut terdapat di esports. Hasil riset juga menunjukkan bahwa grit dapat meningkatkan kemampuan regulasi emosi melalui esports,” ungkap Agnes.
3. Sebagai wadah aktualisasi diri dan pembentukan identitas
Dari hasil penelitian ini pula didapati bahwa kompetitif gamers menggunakan esports, khususnya pada game Mobile Legends, sebagai wadah aktualisasi diri dan pembentukan identitas.
Dyah menjelaskan dalam fase Perkembangan Psikososial, mewadahi minat pelajar di masa remajanya berperan penting membantu mereka membentuk identitas yang lebih positif.
Oleh karena itu CEO dan Co-Founder MABAR.com, Aziz Hasibuan, menilai wadah esports dapat menjawab kekhawatiran orang tua maupun guru terkait dampak bermain gim.
“Dari hasil riset ini, kami merekomendasikan agar sekolah melakukan intervensi pada minat bermain gim pelajar dengan memfasilitasi dan menjadikan sekolah sebagai Esports Development Center untuk Student Athlete.”
“Dengan demikian, pelajar bisa memahami bagaimana mengarahkan hobinya bermain gim untuk mengembangkan karakternya, bukan sekadar kebutuhan hiburan,” jelas Aziz.
4. Esports dapat mendukung siswa miliki profil pelajar pancasila
Hasil riset MABAR Esports Student Athlete Research juga menunjukkan, bahwa kekuatan karakter-karakter positif pada grup pelajar kompetitif gamers dapat menjadi fondasi pembentukan profil Pelajar Pancasila.
Hal tersebut sesuai dengan Visi Kemendikbud 2020-2024 yang berisikan enam elemen profil. Mulai dari Bernalar kritis; Kreatif; Mandiri; Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia; Bergotong royong; dan Berkebinekaan global.
“Untuk dapat mencapai profil Pelajar Pancasila, dibutuhkan sejumlah elemen kunci karakter yang perlu dikembangkan. Ini, berkaitan erat dengan kemampuan kognitif dan psikologis.”
“Sebagai contoh, grit atau daya juang yang baik, bisa memperkuat kemandirian pelajar karena dapat melatih kesadaran diri, minat, situasi yang dihadapi, kemudian meregulasi diri dan berusaha keras mencapai tujuan. Hal ini memperkuat rekomendasi kami tentang pentingnya mewadahi esports, sehingga pelajar tidak bermain gim diam-diam dan tanpa arah,” sambung Aziz.