Para pegawai menyebut sudah ada town hall/meeting dimana manajemen sangat terbuka dengan kondisi Anantarupa Studios. (facebook.com/Lokapala.Anantarupa)
Berdasarkan wawancara GGWP dengan pegawai Anantarupa Studios yang menolak untuk diidentifikasi, serta wawancara lainnya yang dilakukan oleh VICE, terdapat beberapa itikad baik dari manajemen untuk memberikan kejelasan seputar kondisi studio saat ini.
Pada tanggal 22 April 2025, diadakan sesi town hall atau pertemuan antara manajemen dengan pegawai, dimana manajemen mengungkap beberapa informasi yang sebelumnya tidak diketahui para pegawai. Informasi tersebut menyangkut kondisi keuangan studio, pencarian investasi, serta keresahan lain dari para pegawai.
"(CEO) Ivan dan (COO) Diana menjelaskan mengapa studio kehabisan dana, serta menceritakan runutan kejadian hingga bulan November 2024. Itu adalah momen saat kita menyadari ada permasalahan finansial," ujar Yusdi Saliman, Lead Programmer Anantarupa Studios kepada VICE.
Yusdi menjelaskan, manajemen juga menceritakan usaha mereka untuk mengamankan dana demi memenuhi kewajibannya kepada pegawai, serta alasan mengapa upaya tersebut akhirnya gagal maupun tertunda.
"Sejauh yang saya amati, manajemen tidak berusaha untuk berbohong atau cuci tangan. Mereka mengakui kesalahan mereka, serta menjelaskan alasan di balik keputusan yang berujung pada situasi saat ini," jelasnya.
Ia juga menambahkan, CEO dan COO sudah tidak menerima gaji lebih lama dari para pegawai. Mereka juga membantu membayarkan gaji pegawai yang sangat terdampak, melalui dana pribadi mereka sendiri.
Pegawai yang diwawancarai oleh GGWP sendiri mengapresiasi langkah yang diambil oleh manajemen karena telah transparan dengan para pegawai. Namun, ia juga cukup menyayangkan karena diskusi town hall ini baru terjadi di akhir bulan April 2025.
Menurutnya, jika manajemen dapat lebih terbuka sejak awal, seawal pada bulan November 2024 saat permasalahan gaji pegawai mulai mengemuka, permasalahan ini tidak akan menjadi berlarut-larut sampai sekarang.
Hal yang sama juga dibenarkan oleh Yusdi. "Meeting menyeluruh pada hari pertama krisis akan sangat membantu meringankan kekhawatiran pegawai, dan memberikan gambaran jelas posisi studio saat ini. Namun, manajemen memiliki alasan untuk tidak mengadakan meeting tersebut. Saya mengerti posisi mereka, dan menghargai keputusan tersebut," ungkapnya.