Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Unique Deus Vult Siap Tampilkan Mental Pantang Menyerah di M2

Rusia terkenal dengan perlawanan dan mental yang kuat serta tegas, termasuk dengan tim esports yang akan bertanding di M2, Unique Deus Vult. Bermodal mental yang kuat, Unique Deus Vult siap menghadapi lawannya di M2.

Adapun di grup stage, tim yang dihuni oleh Lil, Sawo, Oneshot, Sunsetlover, Defender, dan Warbarbie, ini akan menghadapi Burmese Ghouls dan RSG.

Namun ada keunikan yang disampaikan Sawo selaku kapten dan didampingi Alex Lemeshev selaku manager ketika interview secara khusus dengan penulis melalui aplikasi online.

Keunikan yang dimaksud adalah fakta bahwa mereka mengaku masih belum mengetahui secara penuh mengenai kekuatan dari calon-calon lawannya dan baru mempelajari melalui rekaman pertandingan saja.

Walau begitu, Sawo mengatakan bahwa timnya akan membawa ciri khas Rusia yaitu mental yang kuat ke dalam game dan memberikan perlawanan dengan kemampuan maksimal.

Belum Banyak Skrim

Satu hal yang disampaikan oleh Sawo adalah mengenai persiapan dimana justru saat di Singapura, mereka belum banyak melakukan skrim. Baru melawan dua tim.

“Kami tidak dapat kesempatan banyak untuk skrim, tapi kami bermain melawan 2 tim, melawan tim Brazil (Dreammax) dan EVOS SG.”

“Kami tidak bermain banyak, mungkin sekitar 4-5 game dan sempat sedikit mengalami gangguan. Ketika melawan EVOS, kami tidak melihat adanya strategi khusus yang dimainkan, karena menurut kami mungkin mereka belum menerapkan.”

“Tapi, ketika berbagai tim bertanding di event besar, ini adalah saatnya “mind games”. Jadi kamu bisa saja skrim, tapi kamu tidak menunjukkan permainan atau strategi ke lawan saat skrim. Tidak banyak tim yang mau skrim saat ini.”

“Dan tidak ada yang kami siapkan dari Skrim (melawan EVOS) untuk menghadapi RSG. Tapi skrim cukup penting karena ini sudah di tahap kompetitif, lebih baik dari sekadar bermain.”

Adaptasi Early – Mid – Late Game

Ketika penulis bertanya mengenai mana yang lebih penting ketika early game, apakah farm laning atau teamfight, Sawo mengungkap jawaban yang cukup menggambarkan gameplay mereka.

Baginya, keduanya penting, namun cenderung teamfight lebih penting. Tetapi itu bukan nilai mati, karena yang namanya early stage, akan berlanjut ke mid game, bahkan ke late game, dan semua harus siap dengan hal itu khususnya dalam hal adaptasi dengan situasi yang ada.

“Keduanya penting, tetapi jika harus memilih, dia (Sawo) lebih memilih teamfight di early game. Masalahnya adalah, keduanya (laning phase dan team fight) bisa dikombinasikan. Tergantung pada situasi, dan kemampuan tim beradaptasi.”

“Bahkan ketika kamu memilih hero yang kuat di team fight early, kamu harus siap dengan mid game, lalu late game. Dan penting juga untuk tidak fokus pada early game saja, farming saja. Ini kompleks.”

Tidak Mengandalkan Counter Strat Saat Banned and Pick

Keunikan lainnya yang disampaikan oleh Sawo bersama dengan Alex adalah mengenai strategi di dalam game yang akan digunakan ketika nantinya menghadapi Burmese Ghouls dan RSG.

Bagi mereka, walau mengetahui kekuatan lawan, mustahil untuk mengandalkan counter strat (hero) saat banned and pick.

“Hampir mustahil memenangkan permainan jika hanya mengandalkan counter strategi saat banned and pick, apalagi itu tim yang kurang berpengalaman seperti kami (di M2) karena kami tidak memiliki lawan kuat di regional.”

Yakin pada Gameplay Sebagai Satu Kesatuan Tim!

Terakhir mereka mengungkapkan bahwa akan memainkan strategi dan gameplay khas mereka, dan menekankan akan melakukan yang terbaik sebagai satu kesatuan tim, dan beraksi di dalam game sebagai tim.

“Jadi tentunya kami akan berpegang pada gameplay kami, bagaimana kami bermain sebagai tim, bagaimana kami beradaptasi di dalam game, jadi tidak masuk akal kalau hanya mengandalkan counter saat banned pick.”

“Kami akan melakukan yang terbaik sebagai tim, dan beraksi sebagai tim.”

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jefri Sibarani
EditorJefri Sibarani
Follow Us