OPINI: Catatan untuk Esports-Tourism di Dota 2 Bali Major 2023

Gelaran turnamen Dota 2 Bali Major 2023 sudah berakhir pada hari Minggu 9 Juli 2023 silam dan menobatkan Gaimin Gladiators sebagai juara.
Melihat 3 hari terakhir pelaksanaan yang berlangsung di main stage Bali Major, banyak penilaian miring yang hadir khususnya di komunitas Dota 2 baik Indonesia maupun internasional.
Penilaian akan panggung yang terlihat biasa saja bahkan dinilai sebagai panggung pensi (pentas seni SMA), kursi yang disebut sebagai kursi hajatan, layar besar di stage yang sesekali mati walau sebentar, jarak antar main stage dan activity yang cukup jauh, bahkan satu hari tidak ada tayangan streaming, mengalir tak habis-habisnya.

Terakhir bahkan jumlah penonton streaming di Bali Major masih kalah banyak dibandingkan major-major sebelumnya.
Ambiance turnamen di malam hari, yang sebenarnya sangat bagus, menjadi kurang begitu bernilai.
Melihat penilaian miring serta kurang suksesnya secara angka viewership, apakah turnamen Major Dota 2 atau turnamen lain yang mengusung esports tourism akan kembali dilaksanakan di Indonesia pada waktu-waktu mendatang?

Sebenarnya, melihat konsep dari Bali Major, turnamen ini merupakan turnamen outdoor untuk Major yang pertama, serta mengangkat esports tourism.
Penulis yang hadir langsung, berkat undangan dari Predator Gaming selaku official partner monitor di Dota 2 Bali Major 2023 yang mendatangkan 130 unit layar seri Nitro VG252QZ, melihat suasana dan penampilan penonton di main stage.
Bagi penulis yang hadir, mayoritas penonton yang hadir di main stage memang terkesan santai berlibur sambil menikmati pertandingan Dota, bukan penonton enthusiast yang biasanya memiliki animo besar untuk menyaksikan pertandingan serta meluapkan hype sebagai penonton maupun pendukung salah satu tim.
Penilaian dari pemain serta talent yang penulis jumpai sepanjang main event Bali Major juga mengatakan senang serta puas dengan apa yang didapatkan di Bali Major dan menyelipkan kata “vacation” atau liburan bersamaan dengan bekerja.

Melihat dari penilaian talent dan pemain, tentu mendapatkan pengalaman di Dota 2 Bali Major dengan konsep esports tourism adalah pengalaman baru dan menyenangkan.
Tetapi bagaimana jika konsep tersebut akan digunakan kembali di kemudian hari? Bisa saja, dengan ada beberapa catatan, khususnya untuk tetap menghadirkan ambiance hype ala esports yang biasanya berlangsung di arena indoor.

Ada baiknya penyelenggara tetap menjalankan turnamen secara indoor di area wisata, jika ada.
Atau membuat bangunan semi permanen di area lapang yang luas khusus untuk main stage dan penonton di dalamnya. Seperti tenda sirkus yang besar ketika ada sirkus keliling yang memiliki rombongan besar.

Jadi konsep esports tourism bisa berjalan, yaitu diadakan di area wisata, tetapi tetap menghadirkan ambiance esports ala arena indoor.
Ya mungkin pihak penyelenggara yang jadi bekerja lebih dengan melakukan survey baik dari lokasi maupun vendor yang bisa mewujudkannya dengan biaya yang tentu tidak sedikit.
Balik ke pertanyaan, melihat penilaian di Bali Major yang lalu, apakah ada kemungkinan turnamen Major kembali hadir di Indonesia? Jawaban penulis, mungkin masih akan tetap ada.

Hanya saja lokasi penyelenggaraan bisa saja tidak lagi di Bali. Paling memungkinkan dan memiliki infrastruktur yang baik adalah di Jakarta atau Tangerang (ICE BSD).
Mengapa spesifik ICE BSD? Ingat, GESC Minor pernah dilangsungkan di sana dan berjalan sukses dengan kehadiran fans maupun rangkaian acara di dalamnya.
Tetapi untuk menjalankan konsep esports-tourism, harus memikirkan konsep arena indoor yang menghadirkan ambiance atau Hype yang meriah dari penonton esports, dan dihadirkan di area wisata. Bukan dengan “memaksakan” stage outdoor.

Satu catatan penting juga yang hadir dari pemain yang bertanding, area outdoor menambah satu tantangan atau kendala bagi pemain yaitu silau.
Tidak heran jika pada Bali Major 2023, kaca pemain benar-benar ditutup dan hanya face cam pemain yang tersedia.
Bahkan pada malam hari, area dari pemain bertanding diberi tambahan penutup di area pintu masuk yang ternyata tembus cahaya dan cukup mengganggu pemain.

Memang tantangan bertanding outdoor bukan hal mudah untuk ditaklukkan. Bahkan Bali Major 2023, yang menjadi turnamen Major pertama yang dilaksanakan outdoor, mendapatkan penilaian miring yang membabibuta dari para fans Dota 2 sendiri.