Esports Mulai Diakui Jadi Wadah Prestasi Bagi Siswa Sekolah

Dengan semakin berkembangnya esports di Indonesia, berbagai sekolah tingkat menengah mulai melihat cabang ini sebagai wadah prestasi bagi siswa-siswanya.
Pasalnya, ada prestasi dan pencapaian yang bisa dikejar melalui esports. Walaupun terdapat beberapa hal negatif dari video game, hal ini bisa disetir agar player-nya mendapatkan nilai-nilai positif dari menekuninya.
Bagaimana akademisi di dunia pendidikan memandang esports? Apakah masih terdapat stigma buruk terhadap game dan esports di sekolah?
Sekolah mulai menilai esports sebagai wadah prestasi bagi siswa-siswanya
Eny Retno Diwati, M.Pd, Kepala Sekolah SMAN 1 Turen Malang Jawa Timur melihat esports sebagai alat penyaluran minat dan bakat yang positif bagi murid-muridnya.
“Esports bisa menjadi wadah berprestasi. Kalau mereka main secara disiplin dan diawasi, orang tua tidak perlu khawatir,” ungkap Eny dalam konferensi pers bersama Akademi Garudaku.
Ia menekankan bahwa siswa yang menekuni esports bisa mengembangkan banyak life skill berguna seperti kedisiplinan, serta fokus dan kemampuan berpikir kritis.

Tentunya, hal ini tidak bisa dicapai jika siswa tidak tekun berlatih dan mendalami game yang mereka mainkan. Terlalu memforsir diri dalam berlatih juga tidak baik akhirnya.
Sarana-sarana seperti Hope Cup dan Akademi Garudaku memberikan ruang bagi para siswa untuk mengumpulkan prestasi di bidang esports, sekaligus mempersiapkan karier mereka di level profesional.
Peran penting bagi guru dan tenaga akademis adalah dengan membantu mengarahkan para siswa yang masih bermain game secara konsumtif ke arah yang lebih bermakna dan berujung pada prestasi yang membanggakan.