[OPINI] Melatih Mental Atlet Esports Bukan Sekadar Membakar Semangat Bertanding

Mentalitas pemain atau atlet esports profesional adalah salah satu hal yang membedakan dengan gamer biasa. Sisi mental harus diasah oleh setiap pro player atau atlet esports.
Persiapan mental, biasanya, menitikberatkan pada motivasi pemain untuk meraih kemenangan. Sebenarnya tidak salah, tetapi tidak 100 persen tepat.
Menurut penulis, mental yang dipersiapkan oleh pemain atau atlet esports bukan hanya untuk meraih kemenangan. Bisa saja mental menghadapi penonton dan panggung pertandingan.

Banyak aspek mental lainnya yang juga harus diperhatikan seperti mental untuk bermain sportif, mental bermain bagus, mental menghibur penonton, bahkan sampai persiapan untuk menemukan cara fokus menghadapi serta di dalam pertandingan.
Selama ini metode membakar semangat masih diagung-agungkan akan membentuk mental pemain menjadi juara. Tetapi menurut penulis, yang pertama dipersiapkan justru dari dalam individu pemain.
Sebagai manusia yang kompleks, bisa saja seorang pemain mendapat pengaruh dari hal di luar game atau di luar pertandingan yang menggoyangkan mental bertanding seorang atlet.

Kita tidak pernah tahu apakah seorang pemain ada masalah pribadi, masalah keluarga, atau bahkan masalah sosial yang sedang dihadapi.
Oleh karena itu, peran orang terdekat atau orang yang percaya ataupun seorang ahli (psikolog) sangat penting. Pemain setidaknya bisa mengeluarkan sisi pribadi yang sekiranya bisa mempengaruhi fokus serta mentalitas bertanding dengan pertama bercerita.
Tahap bercerita ke orang yang tepat, apalagi ke sosok yang bisa menangani individu, akan membuat pemain bisa melepaskan permasalahan individu yang bisa mengganggu persiapan diri.

Jika individu tersebut tidak bisa melepaskan permasalahan yang dihadapi, di luar pertandingan, motivasi untuk membakar mental bertanding seperti apapun tidak akan 100 persen bisa diserap.
Berikutnya adalah penentuan arah mental bertanding dari pemain yang tidak kalah penting. Setiap orang tentu ingin meraih kemenangan. Mungkin hal ini yang membuat metode membakar semangat guna meraih kemenangan menjadi pilihan paling umum yang diterapkan.
Tetapi pada tahap tertinggi dari sebuah kompetisi, kemampuan pemain atau skill tentu sudah tidak dipertanyakan, sehingga mental menjadi pembeda yang menentukan arah kemenangan.
Nah untuk meraih kemenangan, cara membakar semangat sebenarnya bukan satu-satunya jalan. Ada cara lain untuk mempersiapkan mental bertanding dari para atlet.
Ambil contoh, ketika pemain berada di tier atas, ada satu pepatah yang bisa digunakan untuk mempersiapkan mental yaitu “musuh terbesar adalah diri sendiri”.
Tidak jarang seorang atlet justru melakukan kesalahan karena terlalu percaya diri sehingga membuat keputusan yang kurang tepat. Pengambilan keputusan yang kurang tepat bukan selamanya tentang kesalahan strategi.
Ketika mental bertanding memang dipersiapkan dengan tepat, maka tujuan pemain bertanding akan semakin fokus untuk meraih kemenangan dengan efektif dan tanpa kesalahan.
Metode mengasah mental bertanding juga bisa dilakukan dengan mengingatkan pemain atas nilai dasar sportivitas dalam sebuah pertandingan. Meraih kemenangan tetapi dengan cara yang tidak sportif tentu akan mencoreng seorang pemain kan?
Pengenalan atas nilai sportivitas, mengukur kemampuan diri, hingga membakar motivasi bertanding, menurut penulis, tidak bisa dilepaskan atas pengalaman hidup dan juga karakter dari individu seorang atlet esports.
Oleh karena itu, menurut penulis, untuk mengasah mental pemain harus mengenal karakter individu terlebih dahulu. Dengan mengetahui karakter individu pemain, persiapan mental bertanding akan maksimal.

Jadi tidak heran jika hingga saat ini, sosok yang tepat untuk melatih mental pemain harus memiliki pemahaman akan ilmu psikologi terlebih dahulu, seperti yang diterapkan oleh tim CSGO Astralis tahun 2017, tim Dota 2 OG pada tahun 2019, Bigetron Alpha pada tahun 2021, dan ONIC Esports saat ini.