Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

(OPINI) Tim Esports Wajib Punya Pelatih Fisik Sebagai Investasi Jangka Panjang

Tak hanya pelatih yang mengatur strategi in-game, setiap tim esports baiknya wajib memiliki pelatih fisik yang memastikan setiap pemain profesional menjaga kebugaran tubuhnya.

Topik mengenai latihan fisik yang harus dilakukan para atlet esports sebenarnya sudah sering dibicarakan dari beberapa tahun yang lalu, sejak esports mulai populer di Tanah Air

Namun kini penulis ingin memaparkan pendapat pribadi yang dipadukan dengan data, mengenai kenapa organisasi esports perlu berinvestasi dengan memiliki pelatih fisik.

Hubungan Fisik dan Mental

Hubungan antara kesehatan fisik dan mental sebenarnya sudah sering dipaparkan di berbagai saluran media. Di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat, begitu kata pepatah.

Fisik dan mental saling mempengaruhi secara dua arah. Kesehatan fisik yang buruk dapat mempengaruhi kesehatan mental menjadi buruk, begitu pula sebaliknya.

Menjaga kesehatan fisik selain mengonsumsi makanan bernutrisi adalah dengan berolahraga. Sudah banyak penelitian yang membahas hubungan olahraga dengan kesehatan mental.

Siefken, peneliti dari School of Health Sciences di University of South Australia, mengatakan berbagai bentuk olahraga berpengaruh positif pada kesehatan mental dengan cara berbeda.

Penjelasan lebih detailnya adalah, setelah olahraga tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin yang berperan penting menghilangkan tekanan, rasa khawatir, hingga stress.

Seperti atlet-atlet olahraga lainnya, atlet esports membutuhkan fisik dan mental yang kuat, untuk dapat memberikan performa maksimal di setiap pertandingan.

Pentingnya Latihan Fisik Bagi Atlet Esports

Unsplash

“Kok harus olahraga? Kan turnamen esports cuma main game di depan PC atau smartphone,” 

Malahan, karena hanya duduk di depan PC atau smartphone selama berjam-jam ini lah yang membuat atlet esports wajib punya jadwal olahraga teratur.

Dilansir situs Kemenkes RI, Dr Kevin Campbell, seorang kardiolog dari North Carolina membeberkan bahaya duduk dalam durasi terlalu lama bagi kesehatan fisik.

Menurut Campbell, duduk lama mengurangi aktivitas otot, khususnya otot besar pada kaki dan punggung, yang menurunkan kemampuan tubuh untuk mengatur gula darah.

Selain itu, terjadi penurunan kemampuan tubuh mengenyahkan lemak-lemak berbahaya dalam darah. Duduk lama juga merusak fungsi pembuluh darah dan meningkatkan rasa lapar.

Dari penurunan kemampuan fisik yang sudah dipaparkan di atas, kita sudah bisa memprediksi jenis-jenis penyakit yang dapat berkembang di tubuh akibat duduk terlalu lama.

Duduk dalam waktu lama adalah hal yang tak lepas dari atlet esports. Tak hanya ketika bertanding, mereka juga biasa latihan dalam durasi yang panjang dalam sehari.

Ketika jadi bintang tamu di podcast milik Deddy Corbuzier pada 2021 lalu, salah satu bintang tim RRQ Hoshi, Lemon, membeberkan durasi latihannya sebagai pro player Mobile Legends.

Lemon mengaku biasa latihan selama delapan jam yang biasanya dilakukan dari siang sampai malam. Durasi itu masih tergolong sebentar bila dibandingkan penuturan pemain lainnya.

Mantan pro player MLBB dari tim EVOS, Donkey, pernah mengaku timnya dulu latihan hingga 13 jam dalam sehari. Durasi yang terbilang lama untuk duduk sambil memegang smartphone.

Meski begitu, harus kita akui bahwa kerja keras latihan dalam durasi panjang yang mereka lakukan selama ini telah menghasilkan prestasi di tingkat nasional hingga internasional.

Namun, sampai kapan gemerlap prestasi-prestasi itu bisa menutupi bahaya kesehatan yang mengintai, bila mereka tidak mengimbangi latihan dengan aktivitas fisik seperti berolahraga?

Apalagi, tidak sedikit atlet esports yang kini juga berkarier sebagai konten kreator. Mereka biasanya melakukan live streaming di sela-sela kesibukan latihan dan pertandingan.

Itu membuat durasi duduk dalam waktu lama mereka semakin bertambah. Ini yang menjadi alasan pentingnya keberadaan pelatih fisik di setiap organisasi esports professional.

Pelatih Fisik Bisa Menjadi Investasi Jangka Panjang Tim Esports

ONIC Esports di MPL ID Season 10. Foto: GGWP.ID

Kesadaran mengenai pentingnya kesehatan fisik atlet esports sebenarnya sudah menjadi perhatian beberapa organisasi esports sejak lama dengan mewajibkan pemainnya berolahraga.

Namun berdasarkan pemantauan penulis, urgensi latihan fisik ini baru diseriusi oleh tim-tim yang terbilang besar. Itu sebabnya, faktor ini butuh pantauan dan bantuan semua pihak.

Dari pihak organisasi esports misalnya, merekrut pelatih fisik yang khusus melatih kebugaran player bisa disadari sebagai langkah awal sekaligus investasi jangka panjang.

Sementara itu pihak penyelenggara turnamen, apalagi yang sudah berstatus franchise league, dapat membuat aturan yang mendukung gerakan menyehatkan ini.

Misalnya, aturan yang mewajibkan tim esports untuk memiliki tak hanya pelatih in-game namun juga pelatih fisik, jika ingin bisa bertanding di kejuaraan mereka.

“Lalu kenapa harus punya pelatih fisik? Kan sudah diwajibkan untuk olahraga,” Jawabannya adalah untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Masih ingat hubungan fisik dan mental, kan?

Dengan meng-hire pelatih fisik, organisasi esports dapat menjaga kesehatan fisik dan mental pemain mereka sekaligus. Kalau kata pepatah, sekali mendayung, dua pulau terlampaui.

Pelatih fisik professional memiliki pengetahuan untuk menyesuaikan latihan berdasarkan karakteristik tubuh, usia, keadaan fisik, dan masalah kesehatan dari tiap individu.

Kita sudah melihat beberapa pemain esports lokal maupun internasional yang mengaku mengalami gangguan kesehatan akibat pola hidup mereka selama menjadi pro player.

Tak sedikit dari mereka yang harus berhenti alias pensiun di usia muda. Padahal hal itu bisa dicegah dengan mengimbagi pola latihan dengan kegiatan fisik yang terpantau oleh pelatih.

Kembali ke manfaat pelatih fisik di tim esports, faktor kesehatan mental atlet esports yang berkaitan erat dengan kesehatan fisik mereka juga tidak boleh dipandang sebelah mata. 

Seiring perkembangannya, dunia esports akan semakin kompetitif dan penuh tekanan. Tak hanya di dalam pertandingan, tekanan juga bisa berasal dari out-game.

Ditambah lagi kini, esports telah merambah ke dunia entertainment, di mana para pro player telah sekaligus menjadi influencer dan idola bagi banyak orang.

Keterkenalan mereka bagaikan pisau bermata dua yang di satu sisi membuat mereka rentan dari paparan ujaran kebencian dan lain-lain, yang bisa mempengaruhi mental.

Baru-baru ini, dua pemain ONIC Esports yaitu Kiboy dan CW mengaku tim mereka sudah memiliki pelatih fisik sejak lama, yang mewajibkan mereka latihan fisik dua minggu sekali.

Di samping itu, ONIC juga berinvestasi dengan mendatangkan psikolog yang secara khusus melatih mental para pemain di tim Landak. Lalu bagaimana performa ONIC musim ini?

Meski penulis tidak memiliki bukti secara langsung hubungan pelatih fisik dan mental yang dimiliki ONIC Esports, tim ini nyatanya selalu menampilkan performa yang konsisten.

Di MPL ID musim ini, ONIC Esports performa konsisten dan kedisiplinan ONIC juga diakui para analis serta key opinion leader (KOL) di pro scene Mobile Legends.

Yakin cuma kebetulan? Ikuti terus informasi terbaru dan terudpate seputar game, esports, dan pop culture di GGWP.ID, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
rien
Editorrien
Follow Us