Valorant Matikan Efek Darah di Turnamen Demi Raih Gelar "Ramah"

Dalam waktu dekat ini game esports Valorant tengah bersiap untuk menjalankan serangkaian turnamen perdana mereka. Akan tetapi, agar game tersebut di ranah esports mendapat gelar sebagai game “ramah” untuk seluruh kalangan, akhirnya diterapkanlah sebuah peraturan khusus.
Meskipun Valoran tini memiliki grafis yang lebih kartunis, berbeda dengan CS:GO yang memang merupakann salah satu pesaingnya yang memiliki grafis lebih mirip militer dunia nyata. Akan tetapi, aturan tersebut mengharuskan juta untuk mematikan efek darah di in-game-nya.
Valorant ini hadir dengan tetap berusaha untuk membuat tampilan yang diusung agar tidak menyinggung terkait kekerasan pada video game.
Sehingga dalam mengatasi hal tersebut, sebagai gantinya damage dari senjata akan berupa percikan cahaya warna-warni seperti halnya efek pukulan di game Fighting.
Peraturan tersebut harus ditaati oleh pihak ketiga atau esports organizer terpilih yang ingin menggelar turnamen Valorant. Mereka merilis guide rules tersebut di blog-nya.
Valorant ini memiliki rating untuk 16 tahun keatas di pasar UK dan T (remaja) di Amerika Serikat atau USA.

Dilansir laman Esports ID, Meskipun sejatinya efek darah dari game Valorant atau CS:GO tidak terlalu mencemaskan, namun Valorant memiliki alasan tersendiri mengapa mereka tetap berusaha untuk lebih meminimalisir luka-luka yang berlebihan di dalam game-nya.
“Kami ingin game esports kami bisa di akses semua orang dan itu artinya menjangkau semua kalangan sebisa mungkin,” terang Whalen “Magus” ucap senior director of global esports Riot Games, Whalen Rozelle.
Menurut ia, hanya dengan mematikan unsur darah nantinya dapat mengundang lebih banyak sponsor lagi untuk bergabung dalam ekosistem esports Valorant kedepannya.
“Kami memiliki mimpi besar untuk menjadikan game ini bisa menjadi game esports, dan kami sangat senang untuk memulai perjalanan panjang ini dengan para pemain kami,” ucapnya
“Fokus utama kami sejak awal adalah membentuk kemitraan dengan para pemain, kreator konten, penyelenggara turnamen, dan pengembang untuk membantu kami membangun ekosistem Valorant.” timpal Rozelle.
Kira-kira, apakah Valorant dapat meraih gelar atau title “ramah” tersebut?