Coffee Talk Tokyo membawa pemain ke sebuah kafe tengah malam baru, tetapi anehnya tetap familier, yang kali ini berada di sebuah jalanan kecil di Tokyo.
Dengan sejumlah karakter baru (dan satu-dua karakter lama), Coffee Talk Tokyo akan menyajikan tema dan alur cerita baru kepada para penggemar.
Sekali lagi, pemain berperan sebagia sang Barista, yang akan menerima pesanan dari para pelanggan.
Beberapa dari mereka adalah Kenji, seorang karyawan biasa yang mendekati masa pensiunnya, Vin, sang asisten Barista yang dihantui oleh bencana dari masa lalu, dan Ayame, hantu yang mencoba menjalani kehidupannya (yang kedua).
Selain para pelanggan baru, Coffee Talk Tokyo akan kembali menghadirkan soundtrack lofi dari Andrew “AJ” Jeremy, composer dari gim-gim Coffee Talk sebelumnya.
Tak hanya itu, Anna Winterstein, salah satu penulis Coffee Talk Episode 2: Hibiscus & Butterfly, turut kembali.
Kimitaka Ogawa, penerjemah dari dua game Coffee Talk terdahulu, kini juga bergabung ke dalam tim penulis.
Fitur latte art ditingkatkan dengan penambahan sprinkle stencil, begitu juga dengan aplikasi sosial media Tomodachill yang memungkinkan pemain melihat kabar dari karakter-karakter terdahulu.
“Kami senang sekali dapat melanjutkan tawa dan tangis di dunia Coffee Talk melalu Coffee Talk Tokyo,” ujar Shintaro Kanaoya, CEO dari Chorus Worldwide.
“Coffee Talk dan Coffee Talk Episode 2 dicintai oleh para pemainnya di seluruh dunia, dan kami tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk menyajikan pendekatan baru untuk seri ini,” ujarnya.
“Kami di Toge Productions sangat bersemangat untuk memperkaya dunia Coffee Talk dengan mitra erat kami, Chorus Worldwide,” kata Kris Antoni Hadiputra, CEO Toge Productions.
“Coffee Talk adalah gim yang penting dan sangat personal bagi semua orang di Toge dan kami tak sabar untuk melihatnya dibawa ke kota yang baru dan tak kalah menarik,” papar Kris.