FILE PHOTO: The Epic Games logo, maker of the popular video game “Fortnite”, is pictured on a screen in this picture illustration August 14, 2020. REUTERS/Brendan McDermid/Illustration/File Photo
Dalam persidangan melawan Apple dan Google, Epic Games dilaporkan menghabiskan sekitar Rp15 triliun atau ratusan juta dolar AS. Biaya yang sangat besar ini mencerminkan betapa seriusnya Epic Games dalam memperjuangkan prinsip-prinsip kebebasan bagi para developer.
CEO Epic Games, Tim Sweeney, menegaskan bahwa meskipun biaya yang dikeluarkan sangat besar, hal tersebut sepadan demi masa depan industri game yang lebih adil.
Pengeluaran besar ini bukan hanya ber-impact pada keuangan perusahaan, tetapi juga pada tenaga kerja di Epic Games. Selama proses persidangan, Epic Games terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 16% dari total tenaga kerjanya, yang berarti sekitar 830 karyawan harus meninggalkan perusahaan.
Salah satu dampak terbesar dari perseteruan ini adalah hilangnya potensi pendapatan mereka akibat pencabutan Fortnite di iOS Store. Selama empat tahun, Epic kehilangan potensi pendapatan sebesar US$1 miliar.
Meskipun demikian, Tim Sweeney tetap optimis. Menurutnya, perjuangan melawan Apple dan Google adalah langkah penting untuk memastikan kebebasan dan kemandirian bagi para developer di masa depan. Ia percaya bahwa keputusan ini akan membawa impact positif dalam jangka panjang.
Setelah melewati berbagai macam hal, Epic tetap berkomitmen untuk memperluas jangkauan platform distribusi digitalnya, yaitu Epic Games Store. Saat ini, Epic Games Store sudah tersedia di Android dan iOS untuk wilayah Eropa. Namun, hingga kini belum ada kepastian apakah Epic akan merilis portal ini di luar wilayah Uni Eropa (UE) atau tidak.
Sumber: Gamebrott