Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Meluruskan Salah Kaprah, Ini Fakta Lisensi Game di Steam dan GoG!

Dengan aturan baru yang mulai berlaku, Steam mulai memperjelas bahwa para konsumen hanya membeli lisensi untuk game saja. Hal ini pun, secara tiba-tiba, membuat sebagian gamer khawatir.

Hal ini juga semakin diperburuk dengan sebagian oknum kreator yang mulai mengabari informasi ini sembari menyebarkan misinformasi. Dalam isu ini juga, mereka mulai memberikan alternatif, seperti contohnya GoG.

Namun, sistem lisensi game, baik dari Steam dan GoG, nyatanya tidak sesimpel pepatah “kalian tidak memiliki apapun dan kalian akan tetap bahagia”. Ada begitu banyak salah kaprah yang tampaknya harus diluruskan.

Steam Menjual Lisensi Sudah Sejak Dulu!

Seperti yang kita ketahui, perubahan aturan ini mulai berlaku baru-baru ini. Namun, faktanya Steam sejak dari awal memang hanya menjual lisensi untuk game saja! Tapi bukan berarti lisensi ini akan hangus dalam 10 tahun!

Bahkan, nyatanya kata menjual lisensi sebenarnya sudah berlaku jauh sebelum Steam ada. Faktanya, kalian membeli disc untuk Playstation ataupun cartridge untuk Nintendo DS hanya sekedar lisensi saja. Bedanya, produk-produk ini bersifat fisik yang bisa kalian simpan terus.

Valve sendiri berkomitmen untuk terus memberikan yang terbaik untuk para konsumen. Bahkan, untuk game yang sudah dicabut peredarannya pun sebenarnya masih bisa kalian unduh ulang dan mainkan selama kalian membeli game tersebut sebelum di-delist.

Gabe Newell bahkan sempat membicarakan mengenai kemungkinan Steam akan gulung tikar. Disaat hal ini terjadi, Gaben memiliki rencana untuk menghadirkan sebuah client dengan DRM Steam yang dimatikan, memungkinkan game untuk dimainkan tanpa perlu terhubung secara online.

GoG, Sebenarnya Tidak Berbeda Dari Steam.

GoG yang merupakan singkatan dari Good old Gaming mulai dilirik sebagai alternatif menarik. Pasalnya, GoG menawarkan satu fitur paling menarik, yaitu menyediakan sebuah installer yang bisa kalian simpan sekalipun penjualan game dicabut.

Well, sebenarnya hal ini tidak ada bedanya dengan Steam. GoG tetap hanya sekedar menjual lisensi game saja. Bedanya, GoG menghadirkan solusi bebas DRM yang membuat proses bermain semakin mudah.

Padahal, di Steam sendiri proses tersebut dipersingkat dengan menyediakan game secara langsung. Para konsumen di GoG juga harus mengunduh ulang installer jika sewaktu-waktu mereka menghapus file lama karena alasan tertentu.

Lantas, apa yang terjadi jika sewaktu-waktu GoG tutup karena rendahnya minat pembeli dan kalian lupa untuk mengunduh sisa installer yang ada? Well, ini akan bergantung pada sang pendiri GoG apabila mereka berkomitmen untuk menyediakan hosting untuk game yang kalian beli nantinya atau tidak.

Dikait-kaitkan dengan The Crew.

Entah darimana asalnya hal ini, namun sebagian orang mulai menyamakan isu ini dengan The Crew yang sempat dicabut secara paksa. Well, sayangnya kontroversi ini tidak bisa dibandingkan secara apple to apple.

Pertama, masalah The Crew ini bukanlah salah Steam! Steam hanya sebatas menjual lisensi game ini saja. Sekalipun sebuah game dicabut dari Steam, para gamer tetap bisa memainkan game tersebut selama game yang dicabut mendukung offline play.

Kedua, lisensi The Crew yang dicabut secara paksa nyatanya hadir dari Ubisoft sendiri. Sang perusahaan ini tidak hanya mematikan server untuk bermain, namun juga mencabut hak kepemilikan dari para gamer.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Jaelani
EditorDoni Jaelani
Follow Us