Impresi Singkat Snowbreak Containment Zone, Bukan Game Mobile!

Rubrik impresi singkat kali ini akan mengulas sebuah game yang masih berada dalam fase CBT bernama Snowbreak Containment Zone. Apakah game ini worth it untuk dimainkan pada bulan Juli nanti?
Sejak tanggal 30 Mei kemarin, Amazing Seasun Games mulai membuka fase CBT untuk game terbaru mereka, Snowbreak Containment Zone. Game ini seringkali disebut sebagai The Division versi Anime oleh para penggila gacha.
Usai mendapatkan akses CBT, penulis mulai mencoba menjajal game ini. Dengan waktu yang cukup terbatas, inilah impresi singkat untuk Snowbreak Containment Zone.
GG Banget: alur pertarungan serba cepat.

Satu hal yang membuat game ini ditunggu-tunggu oleh para pemain adalah kombinasi dari third-person shooter, gacha, dan waifu. Ketika disatukan, genre ini masih belum dieksplor oleh para pengembang gim gacha.
Dalam Snowbreak Containment Zone, konsep permainannya dibuat simpel; tembak lawan, hindari proyektil lawan. Mengingat game ini juga menggabungkan elemen bullet hell ala Touhou, tantangan terbesar umumnya datang dari proyektil lawan.

Mekanika ini menghasilkan sistem pertarungan yang mengajak pemain untuk terus bergerak non-stop. Ditambah lagi, semakin dalam progress kalian, bertambahnya jumlah lawan yang hadir akan mulai mempersulit permainan dan refleks kalian akan jadi penentu.
Hilangnya elemen penting dari shooter seperti jump dan crouch akan membuat sebagian pemain merasa kebingungan. Namun, konsep gameplay yang berbeda membuat kedua opsi tersebut terasa tidak dibutuhkan which is good.

Selesai dari alur cerita utama, kalian juga bisa menikmati mode permainan lain, seperti Dispatch yang akan menjadi fokus utama dalam end-game. Selain itu, ada juga Gigalink yang merupakan opsi co-op bersama dua pemain lain.
Selebihnya, Snowbreak Containment Zone memiliki pola permainan yang identik seperti game gacha lainnya. Login harian, misi harian, mengumpulkan material untuk upgrade, hal tersebut akan menjadi keseharian kalian.
Satu isu kecil untuk misi material, penulis tidak menemukan opsi auto clear yang akan menjadi masalah besar untuk pemain yang tidak memiliki banyak waktu setiap harinya. Hal ini terasa aneh mengingat Punishing Gray Raven dengan kombat yang begitu memuaskan memiliki fitur tersebut.
Kurang GG: dari grafis, hingga kontrol mobile yang buruk.

Sayangnya, sebagai sebuah game yang bisa disebut hampir matang, game ini memiliki begitu banyak kekurangan. Salah satu yang terlihat jelas datang dari grafis yang terlihat seperti proyek game Unity pemula.
Grafis yang ditawarkan terkesan murahan, karakter terlihat seperti sebuah model plastik dibandingkan karakter sungguhan. Dunia yang ditampilkan juga terasa hampa, seakan memang didesain sebagai arena pertarungan dibandingkan dengan setting akhir dari dunia yang ingin disampaikan.

Isu lain datang dari rate gacha yang sangat disayangkan. Untuk mendapatkan operative atau karakter baru, kalian harus siap-siap melawan rate sebesar 1,86% untuk empat karakter SSR yang tersedia.
Masalah ini semakin diperdalam dengan sistem gacha pool ala Genshin Impact yang menyatukan senjata dengan karakter. Dan lebih anehnya lagi, dalam banner untuk karakter, kalian hanya bisa mendapatkan senjata dengan rarity R saja.

There’s more. Jika kalian berencana untuk memainkan game ini di ponsel pintar kalian, sebaiknya kalian mengurungkan niat tersebut. Kontrol ala TPS serba cepat ini terasa begitu kaku saat bertransisi dari PC menuju mobile.
Snowbreak membutuhkan kecekatan para pemain untuk terus mengarahkan senjata menuju kepala musuh sembari bergerak tanpa henti. Sistem seperti ini tidak diterjemahkan secara matang pada versi smartphone.
Versi mobile juga tampaknya tidak dioptimisasikan secara sempurna. Dalam pengaturan paling rendah pun, POCO X3 Pro milik penulis masih tidak sanggup menjalankan game dengan framerate yang konsisten. This game isn’t made for mobile.
Good game, not for everyone.

Sulit rasanya untuk merekomendasikan game ini. Ekspektasi tinggi penulis saat mendengarkan kata “The Division versi anime” langsung runtuh ketika melihat mekanika seperti lompat atau cover yang nyatanya absen dari game ini.
Namun, jika kalian memang tertarik untuk mencari sebuah game dengan genre shooter dibalut dengan waifu, kalian tentu akan cocok dengan game ini. Ada begitu banyak tantangan yang bisa kalian jajal saat kalian mulai memasuki zona end-game.