Hatinya Mulia, 3 Karakter Attack on Titan Ini Tidak Cocok Dibenci
Karakter Attack on Titan memang menjadi pembahasan yang menarik saat ini. Apalagi saat ini rilisan final season part kedua sudah bisa dinikmati. Mengekspresikan kebencian terhadap karakter Attack on Titan telah menjadi hobi favorit beberapa bagian dari penonton. Alur cerita anime dan manga ini telah menghasilkan begitu banyak kontroversi sehingga banyak pendapat terbelah.
Soal karakter Attack on Titan yang dibenci pun ada beberapa penggemar yang memiliki pandangan berbeda. GGWP.ID punya pandangan nih soal karakter yang tidak cocok dibenci padahal mereka mungkin melakukan banyak kesalahan.
Penasaran? Berikut ulasan lengkapnya untuk kita bahas satu per satu gengs!
Annie Leonhart
Annie Leonhart adalah anggota tim penjelajah yang dicintai sampai identitasnya sebagai Female Titan terungkap. Dia tidak ragu untuk membunuh tentara yang pernah bekerja dengannya, membuktikan bahwa merebut kembali Founding Titan dan dedikasinya kepada Marley adalah dua topik yang ada di kepalanya.
Annie berjuang mati-matian, kejam, berharap untuk melarikan diri dengan atau tanpa Eren Jaeger, tapi sayangnya dikalahkan dan memenjarakan diri dalam Kristal hardening menjadi pilihannya. Seperti kebanyakan pejuang, Annie hanya mentolerir misinya untuk melindungi keluarganya di rumah tanpa memikirkan kehormatan militer.
The Puppet King Fritz
The Puppet King Fritz adalah pria tak dikenal yang duduk di takhta Paradis atas nama Rod Reiss. Usianya yang lanjut memastikan bahwa dia tidak dapat mengambil bagian dalam diskusi kabinet kerajaan, secara efektif membuatnya menjadi boneka yang malang.
Yang disebut Fritz sama sekali tidak menyadari sekelilingnya, membuktikan bahwa dia tidak memiliki peran untuk dimainkan dalam drama politik Pulau Paradis. Nasib terakhirnya tidak diketahui, tetapi dia mungkin digulingkan dan dipenjarakan, jika tidak dieksekusi mati oleh para pembencinya.
Gabi Braun
Gabi Braun bisa dibilang sebagai karakter Attack on Titan yang paling dibenci. Dia xenophobia sampai ke titik kebrutalan tanpa pandang bulu, baik verbal, emosional, atau fisik. Dia menolak untuk membuka matanya terhadap realitas Paradis untuk waktu yang lama, menggambarkan pola pikirnya yang sempit.
Namun, Gabi adalah seorang anak yang sangat menderita sebagai konsekuensi dari tindakan dan pilihannya, secara bertahap dia mencoba membangun dirinya menjadi karakter yang terhormat menggunakan kegagalan sebagai batu loncatan untuk menjadi lebih dewasa.
Sumber: CBR
