Sega Menjual Relic Entertainment dan PHK 240 Karyawan

Sega menjual Relic Entertainment sebagai bagian dari restrukturisasi besar-besaran dan PHK 240 karyawan di seluruh studio mereka di Eropa.
Keputusan ini diambil karena penurunan permintaan yang ditandai oleh perubahan tren konsumen dan ketidakpastian ekonomi, diperparah oleh dampak pandemi COVID-19 dan tekanan inflasi.
Setelah Sega menjual Relic Entertainment, maka perusahaan ini akan menjadi independen dengan bantuan investor eksternal.
Meskipun begitu, Relic memastikan kepada para penggemar bahwa mereka akan terus mendukung game yang sudah ada, termasuk update mendatang untuk Company of Heroes 3.

Industri video game masih mengalami gelombang PHK di tahun 2024 dengan perkiraan lebih dari 8.000 pekerjaan hilang.
Reformasi struktural, seperti yang dijelaskan oleh Sega, bertujuan untuk menyesuaikan diri dengan lanskap yang berubah dengan cepat dan meningkatkan profitabilitas.
PHK ini akan memengaruhi beberapa entitas di bawah payung Sega Eropa, termasuk Sega Europe, Creative Assembly, dan Hardlight.
Namun, proyek-proyek yang sedang berjalan seperti Total War dan proyek-proyek lain yang belum diumumkan di Creative Assembly tetap tidak terpengaruh.
Jurgen Post, direktur manajemen Sega Europe, menekankan pentingnya merampingkan operasi dan fokus pada kekuatan inti untuk mengarungi masa depan.

Meskipun keputusan ini disayangkan dan menimbulkan stres bagi karyawan yang terkena dampaknya, Sega berjanji untuk memberikan dukungan berupa kompensasi pemutusan hubungan kerja, bimbingan karier, dan akses ke sumber daya yang diperlukan.
Perubahan ini menandai perubahan penting bagi Relic, yang telah berada di bawah kepemilikan Sega sejak tahun 2013.
Keputusan untuk menjadi independen membuka kemungkinan baru bagi studio ini, memungkinkannya untuk menentukan arahnya sendiri sambil tetap berkomitmen untuk memberikan pengalaman bermain game yang luar biasa.
Namun, PHK dan penjualan studio yang berkelanjutan mencerminkan tantangan yang lebih luas yang dihadapi industri game.