Stellar Blade Kena Gugat Karena Masalah Nama

Pada awal tahun 2024, Stellar Blade, game action RPG yang dibuat oleh developer SHIFT UP, berhasil mencuri perhatian dunia. Kecepatan gameplay serta karakter utamanya, Eve, yang digambarkan dengan “style” memukau, menjadi daya tarik besar bagi para gamer. Namun, di tengah popularitasnya yang terus melonjak, game tersebut harus menghadapi masalah serius berupa tuntutan hukum terkait nama yang digunakan.
Latar Belakang Gugatan Stellar Blade

Beberapa bulan setelah dirilis, SHIFT UP harus menghadapi gugatan dari Griffith Chambers Mehaffey, seorang pemilik perusahaan film yang berbasis di Louisiana, Amerika Serikat. Mehaffey, pemilik perusahaan bernama Stellarblade, mengklaim bahwa nama game tersebut melanggar hak atas nama perusahaannya.
Gugatan tersebut resmi diajukan, mengangkat isu bahwa penggunaan nama Stellar Blade oleh SHIFT UP dianggap merugikan brand perusahaan Mehaffey yang sudah eksis sejak tahun 2010.
Kronologi Penggunaan Nama Stellar Blade
Pada awalnya, SHIFT UP menamai proyek game ini dengan sebutan Project Eve ketika pertama kali diumumkan pada tahun 2019. Namun, seiring perkembangan game, nama tersebut berubah menjadi Stellar Blade pada tahun 2022. Masalah mulai muncul ketika SHIFT UP secara resmi mendaftarkan nama Stellar Blade sebagai merek dagang untuk video game pada tahun 2023.
Di sisi lain, Mehaffey mengklaim bahwa nama perusahaannya, Stellarblade, telah digunakan dalam industri multimedia dan film sejak tahun 2011. Mehaffey bahkan telah memiliki situs web resmi, stellarblade.com, sejak tahun 2006, yang digunakan untuk berbagai aktivitas bisnisnya.
Setelah mengetahui perubahan nama dari Project Eve menjadi Stellar Blade, Mehaffey segera mengajukan Surat Penghentian Penggunaan Nama kepada SHIFT UP pada pertengahan tahun 2023.
Detail Tuntutan

Tuntutan dari Mehaffey tidak hanya mencakup nama, namun juga menyasar logo game Stellar Blade yang dianggap memiliki kemiripan dengan logo perusahaan Stellarblade milik Mehaffey. Menurut Mehaffey, kemiripan ini menyebabkan kebingungan di kalangan pengguna internet yang berusaha mencari informasi tentang perusahaannya.
Lebih lanjut, Mehaffey menuntut agar SHIFT UP dan Sony, yang berperan sebagai penerbit game, untuk menghentikan semua penggunaan nama Stellar Blade. Selain itu, ia juga meminta agar seluruh material promosi yang terkait dengan gamenya dihancurkan. Tuntutan Mehaffey pun termasuk kompensasi finansial atas kerugian yang ia klaim terjadi akibat kesamaan nama tersebut, serta biaya pengacara.
Hingga artikel ini ditulis, belum ada tanggapan resmi dari SHIFT UP maupun Sony PlayStation terkait tuntutan yang diajukan oleh Mehaffey. Apakah mereka akan mengganti nama game atau justru bakal melawan tuntutan yang diajukan di pengadilan, masih belum bisa dipastikan. Bagaimana menurut kamu?