Fakta Menarik Acts of Blood, Game Action Indonesia Terbaru
Intinya sih...
Acts of Blood adalah game beat 'em up buatan Indonesia dengan cerita balas dendam, aksi brutal, dan nuansa lokal yang kental.
Gameplay intens dengan mekanik beat 'em up brutal, dukungan sistem kustomisasi, dan cerita emosional di Bandung versi distopia.
Mendapat sorotan global dan demo gratis di Steam, Acts of Blood dirilis pada musim panas 2026 untuk PC melalui Steam.
Kota Bandung yang biasa kita kenal karena udaranya yang sejuk dan budaya kreatifnya, kini berubah jadi dunia distopia penuh darah, pengkhianatan, dan pertempuran brutal. Inilah yang ditawarkan oleh Acts of Blood, sebuah game beat 'em up buatan Indonesia yang bikin gamer lokal dan internasional sama-sama penasaran.
Dikembangkan oleh Eksil Team, game ini merupakan bentuk cinta terhadap cita rasa lokal yang dikemas dalam gameplay penuh aksi tangan kosong, tembakan, dan parkour liar. Mengambil inspirasi dari The Raid sampai gameplay ala Sifu, semua digabungkan dengan rasa khas Indonesia yang sangat terasa.
Kalau kamu cari game action Indonesia dengan nuansa lokal yang berbeda dari biasanya, Acts of Blood bisa jadi kejutan paling berdarah, dan paling segar, yang kamu temukan.
Latar Cerita: Dendam, Keluarga, dan Kota yang Hancur
Di balik pertarungan berdarah-darah ini, Acts of Blood menyuguhkan cerita yang emosional dan penuh konflik. Kamu akan bermain sebagai Hendra, seorang mahasiswa yang hidupnya berubah drastis setelah keluarganya dibantai oleh rival bisnis sang ayah. Tak ada lagi ruang untuk keadilan legal—Hendra memilih jalan balas dendam di tengah kota yang sudah jadi ladang kekuasaan dan korupsi.
Bandung di game ini bukanlah Bandung yang kita kenal. Versi distopianya nampak suram, dan kekacauan menyelimuti hampir setiap sudutnya. Tapi justru di sinilah letak pesonanya, Acts of Blood berhasil memadukan storytelling kelam dengan identitas lokal yang kuat.
Cerita ini tidak hanya jadi latar yang menarik, tapi juga pondasi yang solid untuk segala macam kekerasan yang bakal kamu alami di sepanjang permainan.
Gameplay: Mekanik Beat ‘Em Up Brutal
Satu hal yang langsung terasa saat memainkan Acts of Blood adalah intensitas pertarungannya. Game ini mengusung gaya beat 'em up yang cepat, penuh darah, dan nyaris tanpa ampun. Hendra tak hanya mengandalkan tangan kosong, senjata seperti pisau, tongkat, hingga senjata api seperti pistol dan senapan bisa digunakan dalam pertempuran.
Gameplay ini juga didukung oleh sistem kustomisasi, kita bisa mengganti pakaian Hendra sesuai selera, menambah nuansa personal di setiap waktunya.
Sorotan Global: Berhasil Menarik Audiens Global
Acts of Blood sukses menarik perhatian dunia saat trailer gameplay-nya ditayangkan di ajang bergengsi Summer Game Fest 2025. Media global seperti IGN bahkan menyebut game ini sebagai perpaduan antara Sifu dan The Raid—pujian besar untuk game indie dari Indonesia.
Keberhasilan tampil di panggung global juga membuka peluang besar bagi Eksil Team untuk menembus pasar internasional. Ini merupakan momentum yang membuktikan bahwa game dari Asia Tenggara, terutama Indonesia, punya tempat di industri game dunia.
Dubbing Autentik & Demo Gratis: Rasa Indonesia yang Kental
Salah satu keunikan Acts of Blood yang paling disukai pemain di Tanah Air adalah penggunaan dubbing Bahasa Indonesia penuh, lengkap dengan frasa gaul sehari-hari seperti "bacot lo anjng". Ini memberi kesan otentik dan dekat bagi gamer Indonesia, sekaligus menjadi elemen eksotis yang disukai gamer luar negeri karena terasa segar dan berbeda.
Untuk menjangkau lebih banyak pemain, Eksil Team sendiri sudah merilis demo gratis di Steam. Di sini, kamu bisa menjajal arc cerita utama, mencoba mode arena, dan mengeksplorasi fitur kustomisasinya.
Tim Kecil, Proyek Besar: Perjuangan di Balik Layar
Di balik semua hype dan respons positif, Acts of Blood adalah hasil kerja keras tim kecil beranggotakan hanya 9 orang, dipimpin oleh Fajrul FN. Proyek ini dikerjakan sebagai passion project, bukan pesanan publisher besar. Keterbatasan SDM tidak menghalangi mereka menciptakan game dengan skala produksi yang ambisius.
Keberanian tim ini menyisipkan kekerasan eksplisit, yang mana membuat game ini memiliki rating dewasa. Tapi semua itu dilakukan bukan untuk sensasi semata, melainkan sebagai bagian integral dari tone cerita dan gameplay yang ingin disampaikan.
Jadwal Rilis: Musim Panas 2026, Steam Jadi Panggung Utama
Rilis penuh Acts of Blood dijadwalkan pada musim panas 2026 untuk PC melalui Steam. Dengan basis penggemar yang terus tumbuh dan hype yang belum mereda, game ini diprediksi akan menjadi salah satu rilisan lokal paling signifikan dalam industri game Indonesia.
Baik gamer lokal maupun internasional kini menantikan bagaimana kisah Hendra akan berakhir, dan apakah Acts of Blood mampu menandai tonggak baru bagi game-game buatan anak bangsa? Kita pantau saja!
FAQ
Apa itu game Acts of Blood?
Acts of Blood adalah game beat 'em up buatan Indonesia yang berlatar di Bandung versi distopia dengan tema balas dendam, aksi brutal, dan nuansa lokal.Kapan game Acts of Blood dirilis?
Versi penuh dijadwalkan rilis pada musim panas 2026 di PC melalui Steam.Apakah Acts of Blood tersedia dalam Bahasa Indonesia?
Ya, game ini sepenuhnya menggunakan dubbing Bahasa Indonesia dengan frasa lokal yang autentik.Di mana bisa mencoba demo Acts of Blood?
Demo gratis tersedia di Steam.Siapa pengembang game Acts of Blood?
Game ini dikembangkan oleh Eksil Team, sebuah studio kecil asal yang dipimpin oleh Fajrul FN.
Dengan latar Bandung yang unik, cerita balas dendam yang kuat, gameplay brutal, serta sentuhan cita rasa Indonesia yang kental, game ini berhasil menarik perhatian gamer lokal dan internasional. Eksil Team membuktikan bahwa tim kecil dari Indonesia mampu menciptakan game berkualitas yang mampu bersaing di panggung global.
Dirilis pada musim panas 2026 dan demo gratisnya sudah tersedia di Steam, Acts of Blood adalah salah satu game lokal yang sangat layak untuk kamu ikuti dan dukung. Bagi pecinta game aksi yang mencari pengalaman baru dengan rasa lokal yang kuat, game ini wajib ada di wishlist kamu. Sudah coba demo-nya?