Pertarungan terasa fluid, dengan gerakan evade hingga serangan dapat dilakukan dengan mudah. (Dok. GGWP)
Jika kamu pernah bermain game Ultimate Ninja Storm-nya Naruto, gameplay Hinokami Chronicles 2 nggak jauh berbeda dengan game tersebut. Hal ini wajar mengingat kedua game memiliki developer yang sama.
Inti utama dari game ini adalah pertempuran antara karakter Demon Slayer. Ini adalah game fighting yang tidak terlalu saklek mengadopsi pakem game fighting pada umumnya.
Di medan pertempuran, kamu bisa bergerak bebas menghindari lawan. Evade dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Overall, game ini mudah dimainkan oleh pemula.
Serangan dibagi ke dalam dua tombol, dengan modifier untuk melancarkan jurus pamungkas. Kamu juga bisa melakukan swap karakter untuk mengganti gaya bertarung.
Di sisi visualisasi, Hinokami Chronicles 2 menampilkan karakter yang tampil ekspresif dan tidak kaku dalam cutscene. Visualisasi jurusnya pun sangat cantik.
Story Mode dibagi ke dalam beberapa chapter berisi beberapa stage. Terdapat beberapa mini game dan side quest yang bisa dijalani untuk mengumpulkan item koleksi.
Kekurangan dari game ini adalah kontennya yang terasa barebone. Apabila tidak demikian, game ini tidak mencoba lebih jauh untuk memasukkan ide original.
Jika mode utamanya merupakan recycle cerita Demon Slayer sejauh ini, apa insentif tambahan untuk memainkan game ini? Karena jika boleh jujur, mode free battle dan multiplayer kompetitif saja masih kurang untuk menjadi hook bagi gamer.