Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

7 Fakta Akaza Vs Tanjiro dan Giyu di Demon Slayer Infinity Castle

Akaza Vs Tanjiro
Akaza Vs Tanjiro (peakpx.com)
Intinya sih...
  • Tanjiro menunjukkan perkembangan pesat melalui teknik Hinokami Kagura
  • Kolaborasi antara Tanjiro dengan Hinokami Kagura dan Giyu dengan Water Breathing menciptakan harmoni api dan air
  • Pertarungan tidak hanya fisik, tapi juga ideologi, memunculkan filosofi penting tentang kekuatan dan kelemahan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pertarungan antara Tanjiro Kamado, Giyu Tomioka, dan Akaza di Infinity Castle Part 1 menjadi salah satu momen paling epik dalam Demon Slayer. Pertarungan ini tidak hanya menghadirkan duel sengit antara manusia dan iblis, tetapi juga menyingkap sisi emosional dan filosofis dari para karakternya.

Bagi Tanjiro, ini adalah kesempatan membalas dendam atas kematian Rengoku Kyojuro, sementara Giyu berjuang untuk melindungi rekan setimnya. Di sisi lain, Akaza tidak hanya memperlihatkan kekuatan Upper Rank Tiga, tetapi juga menyingkap kisah tragis di balik kehidupannya. Berikut 7 fakta menarik tentang duel ini.

1. Peningkatan Luar Biasa Tanjiro

Akaza Vs Tanjiro
Akaza Vs Tanjiro (peakpx.com)

Dalam pertarungan ini, Tanjiro menunjukkan perkembangan pesat melalui teknik Hinokami Kagura. Ia berhasil menebas lengan Akaza dengan Fire Wheel, lalu menggunakan Fake Rainbow untuk melukai wajahnya. Giyu sendiri terkejut, menganggap kemampuan Tanjiro sudah setara Hashira. Bahkan, Akaza mulai mengingat kata-kata Rengoku tentang Tanjiro yang “tidak lemah”.

Inilah yang membuat Akaza mengakui keberadaan Tanjiro dengan mengaktifkan Compass Needle, tanda dimulainya pertarungan serius. Fakta ini menarik karena memperlihatkan bagaimana tekad, emosi, dan pengalaman pahit bisa mempercepat perkembangan seorang Demon Slayer. Pertarungan ini bukan hanya duel fisik, tapi juga simbol pertumbuhan Tanjiro menuju titik krusial sebagai calon penerus pilar.

2. Kolaborasi Api dan Air

Akaza Vs Tanjiro
Akaza Vs Tanjiro (peakpx.com)

Giyu Tomioka segera masuk ke arena dengan Water Breathing: Flowing Dance untuk menahan serangan Akaza. Ketika Akaza meluncurkan pukulan beruntun dengan Disorder, Giyu menangkisnya dengan teknik ciptaannya sendiri, Eleventh Form: Dead Calm. Momen ini sangat penting karena Akaza mengakui bahwa ia belum pernah melihat teknik tersebut dari Hashira Air sebelumnya.

Kolaborasi antara Tanjiro dengan Hinokami Kagura dan Giyu dengan Water Breathing menciptakan harmoni api dan air yang saling melengkapi. Serangan Tanjiro yang frontal sering ditutupi oleh teknik Giyu yang tenang dan terukur. Fakta ini menunjukkan kekuatan kerja sama antar-Hashira dan rekan mereka, serta bagaimana dua gaya bertarung yang berbeda bisa berpadu melawan iblis sekuat Akaza.

3. Filosofi Kekuatan dan Kelemahan

Akaza Vs Tanjiro
Akaza Vs Tanjiro (peakpx.com)

Salah satu momen berkesan adalah ketika Akaza memuji perkembangan Tanjiro, namun sekaligus menyinggung bahwa Kyojuro Rengoku tewas dengan sia-sia. Hal ini memicu kemarahan Tanjiro yang akhirnya menyampaikan filosofi penting, “yang kuat seharusnya melindungi yang lemah.”

Kata-kata ini mengguncang batin Akaza, memunculkan kilasan masa lalunya saat masih menjadi manusia bernama Hakuji. Fakta ini menarik karena memperlihatkan bahwa pertarungan tidak hanya fisik, tapi juga ideologi. Akaza yang selalu menganggap kelemahan sebagai aib justru mulai terguncang ketika Tanjiro menyinggung masa lalunya. Filosofi inilah yang menjadi titik awal runtuhnya keyakinan Akaza, menjadikan pertarungan ini lebih emosional daripada sekadar duel mematikan.

4. Kebangkitan Demon Slayer Mark Giyu

Akaza Vs Tanjiro
Akaza Vs Tanjiro (peakpx.com)

Dalam pertempuran sengit, Giyu akhirnya membangkitkan Demon Slayer Mark di wajahnya. Dengan kekuatan ini, kecepatannya meningkat drastis, bahkan sempat menebas sebagian leher Akaza. Akaza sendiri mengakui peningkatan kekuatan tersebut, menyadari bahwa Giyu kini bisa bertarung setara dengannya.

Fakta ini menegaskan bahwa pertarungan melawan Upper Rank bisa menjadi pemicu kebangkitan mark bagi para Hashira. Namun, ada harga yang harus dibayar: bangkitnya mark sering kali berarti umur pendek bagi penggunanya. Momen ini bukan hanya memperlihatkan peningkatan kekuatan Giyu, tapi juga pengorbanan besar yang dipertaruhkan demi kemenangan. Kebangkitan Giyu semakin menegangkan jalannya duel, karena kini pertarungan mencapai level yang benar-benar seimbang.

5. Rahasia Dunia Transparan

Akaza Vs Tanjiro
Akaza Vs Tanjiro (peakpx.com)

Tanjiro berhasil mengakses Transparent World, sebuah kondisi di mana semua gerakan lawan bisa terlihat jelas dengan mengabaikan niat membunuh. Dalam keadaan ini, Akaza tidak bisa membaca gerakan Tanjiro dengan Compass Needle. Hal ini membuat Tanjiro mampu menebas leher Akaza dengan Hinokami Kagura: Setting Sun Transformation.

Fakta ini sangat penting karena memperlihatkan warisan ajaran ayah Tanjiro, Tanjuro Kamado, yang akhirnya ia wujudkan di medan perang. Dunia Transparan menjadi kunci kemenangan, sesuatu yang bahkan Hashira sulit capai. Ini adalah salah satu bukti bahwa Tanjiro memiliki bakat dan determinasi luar biasa, menjadikannya ancaman nyata bagi iblis tingkat atas seperti Akaza.

6. Tragedi dan Penebusan Akaza

Akaza Vs Tanjiro
Akaza Vs Tanjiro (peakpx.com)

Pertarungan ini juga membuka kisah tragis Akaza, yang dulunya bernama Hakuji. Ia pernah menjadi anak malang, lalu murid setia Keizo, dan tunangan dari Koyuki. Ingatan tentang orang-orang yang ia cintai muncul kembali saat Tanjiro mengingatkannya akan nilai melindungi yang lemah.

Dengan penuh penyesalan, Akaza akhirnya memilih untuk menghancurkan dirinya sendiri menggunakan teknik pamungkasnya. Fakta ini memperlihatkan sisi manusiawi di balik monster menakutkan. Alih-alih mati sebagai iblis, Akaza berakhir sebagai Hakuji, pria yang pernah berjuang demi orang yang ia cintai. Momen ini menjadikan pertarungan tersebut salah satu yang paling emosional dalam Demon Slayer, karena penebusan dosa akhirnya tercapai.

7. Akhir yang Menggetarkan Hati

Akaza Vs Tanjiro
Akaza Vs Tanjiro (peakpx.com)

Setelah pertempuran panjang, Akaza benar-benar hancur dan diselamatkan oleh kenangan terakhir bersama Koyuki. Ia menolak pengaruh Muzan dan memilih disambut dalam pelukan kekasihnya. Tanjiro dan Giyu yang hampir tewas akhirnya selamat, meski keduanya pingsan akibat luka berat.

Fakta ini menarik karena menegaskan perbedaan antara Akaza dan iblis lainnya: ia mampu menemukan kembali sisi manusianya dan menolak kehendak Muzan. Akhir kisah Akaza memberikan nuansa tragis sekaligus indah, meninggalkan kesan bahwa bahkan iblis terkejam pun masih memiliki sisa kemanusiaan. Pertarungan ini pun tidak hanya diingat sebagai duel sengit, tetapi juga sebagai kisah penebusan yang menyentuh hati pembaca dan penonton.

Share
Topics
Editorial Team
Doni Jaelani
Mecca Medina
Doni Jaelani
EditorDoni Jaelani
Follow Us