Di dunia game, nama Ryosuke Horii bukanlah sosok asing bagi para penggemar seri Like a Dragon (atau dikenal juga sebagai Yakuza di luar Jepang). Sebagai Game Producer dan Director di Ryu Ga Gotoku Studio, Horii telah lama terlibat dalam pengembangan berbagai judul penting dalam franchise ini, termasuk Yakuza Kiwami, Yakuza Kiwami 2, hingga proyek ambisius terbaru seperti Like a Dragon Gaiden.
Di Tokyo Game Show 2025, GGWP mendapat kesempatan berbincang langsung dengan Horii mengenai dua judul yang sangat ditunggu-tunggu: Yakuza Kiwami 3 versi terbaru serta proyek terbaru mereka, Dark Ties.
Dalam wawancara ini, ia bercerita tentang tantangan menjaga warisan seri klasik, inovasi di sistem pertarungan, hingga bagaimana game ini tetap ramah untuk pemain baru tanpa mengorbankan kedalaman yang dicintai para veteran.
Apa yang membuat judul terbaru ini berbeda dari seri sebelumnya, baik dari sisi identitas maupun gameplay?
Ada banyak pemain yang memiliki keterikatan emosional yang kuat dengan Yakuza 3 versi orisinal. Jadi ketika membuat versi baru, tantangan utamanya adalah menemukan keseimbangan: sejauh mana elemen klasik dipertahankan, dan sejauh mana dilakukan pembaruan.
Contohnya karakter Rikiya Shimabukuro. Dia sangat populer di versi lama, namun kini kami memperkenalkannya dengan wajah dan elemen baru.
Itu tantangan besar, tapi kami percaya pemain akan merasakan sensasi segar saat mengenal kembali sosok Rikiya dalam versi terbaru ini.
Risiko kreatif apa yang diambil dalam desain fighting kali ini?
Di Yakuza Kiwami 3, kita menampilkan sosok Kiryu muda tahun 2009. Gaya bertarungnya mencerminkan sisi penuh tenaga dari masa mudanya. Berbeda dengan Like a Dragon Gaiden di mana Kiryu lebih stylish dan bahkan bisa menggunakan drone, di 2009 jelas hal itu belum ada.
Sementara di Dark Ties, ada tambahan mekanik baru berupa button khusus yang memungkinkan pemain melakukan serangan dengan menggunakan musuh sebagai pijakan untuk melompat dan melanjutkan combo. Itu elemen baru yang kami hadirkan dalam desain fighting.
Side mission apa yang menurut Anda akan mengejutkan pemain?
Saya rasa yang paling seru adalah Tsuppari no Ryu. Ini benar-benar gila dan seru banget. Intinya, Kiryu mengumpulkan berbagai karakter untuk melawan kelompok lainnya. Menariknya, setiap karakter yang dikumpulkan punya kepribadian khas, dan gaya bertarung Kiryu di sini dibuat sangat flamboyan. Saya rasa pemain akan sangat terhibur dengan pengalaman bermain di side mission ini.
Bagaimana caranya agar cerita tetap mudah diikuti pendatang baru, namun tetap memenuhi ekspektasi pemain veteran?
Kami menambahkan fitur ringkasan cerita agar pemain baru bisa memahami kisah sebelumnya. Selain itu, kami sengaja menjaga agar desain gameplay tidak menjadi terlalu sulit.
Menurut saya, Yakuza 3 orisinal adalah salah satu judul dengan tingkat kesulitan pertarungan paling tinggi dalam seri ini. Maka di versi baru, kami menurunkan hambatan itu agar lebih ramah pemain baru.
Kita ke pertanyaan terakhir yang lebih seru, jika franchise Yakuza adalah sebuah nightlife experience, kira-kira kegiatan apa yang cocok menggambarkan game ini?
Kalau harus diibaratkan, saya akan menyebutnya seperti malam di pantai Okinawa.
Saya pribadi pernah beberapa kali berkunjung ke Okinawa, dan suasana malam di pantai sana sangat tenang, penuh bintang, dan romantis. Duduk di tepi pantai dengan segelas bir, melupakan pekerjaan yang melelahkan, sambil menatap langit penuh bintang. Itulah nuansa yang ingin saya bawa ke dalam game ini.
Apa pesan penutup Anda untuk para penggemar, khususnya di Asia Tenggara?
Yakuza Kiwami 3 kali ini menurut saya benar-benar berisi hal terbaik dari seri Like a Dragon. Kami sadar banyak sekali fans di Asia Tenggara yang menikmati karya kami, dan itu membuat kami sangat senang. Semoga kalian terus mendukung, dan kami berjanji akan selalu menghadirkan pengalaman terbaik di seri-seri berikutnya.