Streamer Korea Ini Ditemukan Tewas, Pelaku Ternyata Penggemar Setia

Seorang influencer sekaligus streamer populer TikTok, Yoon Ji-Ah, ditemukan meninggal dunia secara tragis di Muju, Jeolla Utara, pada 11 September 2025.

Kabar ini mengejutkan para penggemarnya, terutama karena dugaan kuat bahwa pelakunya adalah penggemar setianya sendiri.

Dilansir dari The Express Tribune pada Jumat (10/10/2025), wanita berusia 27 tahun dengan lebih dari 300 ribu pengikut itu ditemukan dengan bekas memar dan tanda cekikan di tubuhnya.

Berdasarkan hasil penyelidikan awal, pihak berwenang menduga Ji-Ah diserang sekitar 30 menit setelah menyelesaikan live streaming terakhirnya.

Sebelumnya, ia sempat melakukan siaran langsung di Pulau Yeongjong, Incheon, yang berjarak sekitar tiga jam dari lokasi ditemukannya jasad sang influencer.

Tersangka utama dalam kasus ini adalah seorang pria berusia 50-an bernama Choi, yang ternyata memiliki identitas ganda.

Di dunia maya, ia dikenal dengan nama “Black Cat”, sosok yang selama ini berpura-pura sebagai CEO sukses di bidang IT. Namun di balik citra mewah itu, Choi ternyata terlilit utang besar dan telah kehilangan rumahnya.

Menurut laporan, Choi merupakan salah satu penggemar setia Ji-Ah yang kerap memberikan donasi besar hingga mencapai 100 juta won (sekitar Rp1,1 miliar).

Namun, hubungan antara keduanya mulai memburuk setelah Choi menunjukkan sikap posesif dan mengontrol. Keluarga Ji-Ah bahkan mengungkap bahwa sang streamer sempat mengeluh merasa tidak aman akibat tekanan dari pria tersebut.

Rekaman CCTV pada 11 September memperlihatkan Ji-Ah dicegah oleh Choi sekitar pukul 3.27 pagi. Dalam rekaman itu, Choi tampak memohon agar Ji-Ah tetap menjalin hubungan dengannya, beberapa saat sebelum peristiwa tragis itu terjadi.

Polisi berhasil menangkap Choi pada 13 September. Awalnya, ia menyangkal keterlibatan dalam kasus tersebut, namun akhirnya mengaku setelah jenazah Ji-Ah ditemukan.

Pernyataan Choi yang berubah-ubah membuat publik semakin geram dan kembali menyoroti risiko besar yang dihadapi para kreator konten, terutama dari penggemar obsesif yang melampaui batas kekaguman.

Kasus ini kini tengah menjadi sorotan nasional di Korea Selatan, sekaligus menjadi peringatan keras tentang bahaya relasi tidak sehat antara kreator dan penggemar di dunia digital.