Akhirnya Tutup, Inilah Alasan Kenapa Skype Akhirnya Gagal!

- Skype dulunya adalah program voice dan video call paling populer.
- Semenjak diakuisisi Microsoft, masalah demi masalah mulai bermunculan.
- Disaat yang sama, kompetitor terlihat lebih menarik, seperti Zoom Meetings dan Discord.
Mencari messenger yang bisa berdiskusi melalui teks hingga berbicara melewati voice dan video? Di era yang sudah modern ini, mungkin opsinya sudah ada beragam, dari yang difokuskan untuk gamer seperti Discord hingga yang lebih umum macam Zoom. Pilihannya banyak, tidak didominasi oleh satu program saja.
Dulunya, saat konsumen ingin berbicara secara langsung melalui internet, jawaban paling jelas berasal dari sebuah program yang sempat populer bernama Skype. Sekarang, para netizen pun sudah melupakan program usang ini hingga akhirnya tutup pada tanggal 5 Mei kemarin.
Lantas, kenapa bisa program yang namanya hingga masuk kamus Oxford ini bisa gagal? Padahal, dulunya messenger satu ini sangat populer, lho!
Diakuisisi Microsoft, Masalah Mulai Tampil.

Pada bulan 2011 lalu, Microsoft mengakuisisi Skype, yang saat itu sudah memiliki 100 juta pengguna aktif. Gerakan ini dilakukan oleh Microsoft untuk mendominasi pasar voice call disaat produk mereka sendiri, Windows Live Messenger Service, dianggap sebagai produk gagal.
Selama dua tahun semenjak akuisisi terjadi, tidak ada perubahan signifikan yang terjadi. Di tahun 2013 lah isu mulai bermunculan. Dengan transisi dari peer-to-peer yang mengandalkan koneksi langsung antar pengguna menuju server berbasis cloud, mulai lah terlihat masalah seperti koneksi yang berakhir tidak stabil.
Memang, peer-to-peer sendiri dianggap sebagai solusi yang kurang elegan dan stabil, namun ironisnya metode yang digunakan oleh Skype sejak lama ini justru lebih stabil ketimbang cloud server milik Microsoft sendiri.
Bahkan, di saat para konsumen baik gratis maupun berbayar mulai komplain, Microsoft malah enggan mendengarkan teriakan para pengguna. Malahan, Microsoft di tahun 2016 lebih memfokuskan diri untuk merilis Microsoft Team sebagai pengganti Skype.
What happened to Skype next? Di tahun 2017 sendiri, mulai terlihat perubahan pada tampilan yang malah membuat konsumen semakin geram, mendorong mereka untuk berpindah ke kompetitor.
Skype Bukanlah Satu-Satunya Messenger!

Untungnya, semenjak begitu banyak isu yang terjadi, sudah ada cukup banyak alternatif yang ada. Contohnya, di masa pandemi COVID, Zoom menjadi alternatif menarik yang jauh lebih stabil ketimbang Skype. Bahkan, program ini lebih kaya secara fitur yang membuat Skype terasa seperti program usang.
Selain itu juga, dalam urusan messenger yang lebih spesifik, ada Discord yang menghadirkan fitur seperti voice call dalam bentuk channel. Discord juga menambahkan banyak fitur seperti screen sharing hingga video call.
Skype sudah bukan satu-satunya lagi program yang menawarkan voice call dan video call yang bisa dilakukan secara ramai-ramai. Tidak heran apabila Microsoft akhirnya menutup Skype dan meminta para konsumennya untuk bertransisi menuju Teams.