Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

7 Fakta Aplikasi World yang Menghebohkan Warganet

aplikasi world
aplikasi world (worldcoin.com)
Intinya sih...
  • Tawaran Rp800 Ribu untuk Pindai Retina: Ancaman bagi Keamanan Data Biometrik
  • World App dan Ekosistem World: Lebih dari Sekadar Aplikasi Biasa
  • Cara Kerja Verifikasi Orb: Teknologi Tinggi yang Menimbulkan Keraguan

Dalam beberapa minggu terakhir, Aplikasi World App mendadak viral di Indonesia karena menawarkan bayaran Rp800.000 untuk pemindaian retina mata. Tawaran ini membuat masyarakat berbondong-bondong mendaftar demi mendapatkan uang dengan mudah.

Namun di balik janji manis tersebut, muncul berbagai pertanyaan serius mengenai keamanan data pribadi, terutama data biometrik yang sangat sensitif. Pemerintah pun turun tangan, menyelidiki dan menangguhkan layanan ini sementara. Artikel ini akan membahas tujuh fakta penting tentang World App yang perlu kamu ketahui sebelum ikut-ikutan.

1. Tawaran Rp800 Ribu untuk pindai retina

aplikasi world
aplikasi world (worldcoin.com)

Aplikasi World App menarik perhatian besar karena menawarkan Rp800.000 kepada siapa pun yang bersedia melakukan pemindaian retina melalui perangkat bernama Orb.

Tawaran ini tampak sederhana: cukup datang, pindai mata, dan dapatkan uang. Namun, metode ini melibatkan pengumpulan data biometrik tingkat lanjut, termasuk gambar beresolusi tinggi dari mata, wajah, dan tubuh. Imbalan uang cepat ini justru memunculkan kekhawatiran, karena masyarakat rela memberikan data sensitif demi uang tunai, tanpa memahami sepenuhnya bagaimana data tersebut digunakan dan diamankan oleh penyedia layanan tersebut.

2. World App dan ekosistem World

aplikasi world
aplikasi world (worldcoin.com)

World App bukan aplikasi biasa. Ia merupakan bagian dari ekosistem digital yang lebih besar bernama World, terdiri dari empat komponen: World ID, World App, World Coin, dan World Chain. World App berfungsi sebagai dompet digital untuk menyimpan World ID, identitas digital pengguna dan aset kripto seperti World Coin.

Selain itu, pengguna juga bisa mengakses berbagai mini app melalui platform ini. Sistem ini dirancang untuk menjawab tantangan identitas manusia di era AI, namun penggunaan teknologinya yang sangat invasif menimbulkan lebih banyak tanya daripada jawaban.

3. Cara kerja verifikasi Orb

aplikasi world
aplikasi world (worldcoin.com)

Orb bukan sekadar pemindai mata. Alat ini dilengkapi teknologi tinggi yang merekam gambar detail dari wajah, tubuh, dan mata pengguna. Tak hanya itu, berdasarkan formulir persetujuan, World juga melakukan deteksi detak jantung, pernapasan, dan tanda vital lainnya menggunakan radar doppler tanpa kontak.

Semua data ini digunakan untuk menciptakan IrisHash, kode unik berbasis iris yang diklaim tersimpan lokal dan tidak dibagikan. Namun, dengan banyaknya data yang dikumpulkan, muncul keraguan apakah teknologi ini benar-benar proporsional dengan tujuannya: sekadar membuktikan bahwa kamu manusia.

4. Fakta World Coin

aplikasi world
aplikasi world (worldcoin.com)

World Coin adalah mata uang kripto dari ekosistem World yang bisa diklaim gratis oleh siapa saja yang lolos pemindaian Orb.

Koin ini bisa digunakan dalam World Chain untuk membayar biaya transaksi, bertransaksi di aplikasi mini, atau dalam game yang terintegrasi.

Kedengarannya menarik, tapi untuk mendapatkannya, pengguna harus menyerahkan data biometrik lengkap. Ini menimbulkan pertanyaan, apakah nilai World Coin setara dengan risiko kehilangan privasi seumur hidup? Apalagi jika mekanisme penyimpanan dan keamanan datanya tidak sepenuhnya transparan atau diaudit secara independen.

5. Pemerintah bekukan operasi World App

aplikasi world
aplikasi world (worldcoin.com)

Viralnya World App di Indonesia langsung memantik perhatian Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Pemerintah kemudian membekukan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) untuk layanan World ID dan World Coin.

Penelusuran menemukan bahwa PT Terang Bulan Abadi, pihak yang menjalankan kegiatan World App di Indonesia, belum terdaftar resmi sebagai penyelenggara sistem elektronik.

Lebih mengejutkan lagi, mereka menggunakan badan hukum lain, PT Sandina Abadi Nusantara, untuk mengajukan izin. Hal ini dinilai sebagai pelanggaran serius yang berpotensi membahayakan masyarakat.

6. Respon perusahaan TFH

aplikasi world
aplikasi world (worldcoin.com)

Tools for Humanity (TFH), perusahaan di balik World, merespon pembekuan tersebut dengan menyatakan telah menghentikan layanan verifikasi di Indonesia secara sukarela. Mereka mengklaim telah mengadakan diskusi intens dengan pemerintah dan melakukan kampanye edukatif sebelum peluncuran.

TFH menegaskan bahwa teknologi mereka hanya bertujuan memverifikasi bahwa pengguna adalah manusia di tengah maraknya deepfake dan pencurian identitas. Namun, pernyataan itu belum cukup meredam kekhawatiran publik, karena hingga kini belum ada audit independen terhadap teknologi mereka maupun proses pengolahan data yang dijalankan.

7. Risiko privasi biometrik

aplikasi world
aplikasi world (worldcoin.com)

Data biometrik seperti retina, detak jantung, dan wajah adalah data yang tidak bisa diganti. Sekali bocor, dampaknya bisa seumur hidup. World memang mengklaim bahwa data tidak disimpan dan dihapus setelah digunakan, tapi tidak ada pihak ketiga yang membuktikan hal itu.

Bahkan data tersebut sempat digunakan untuk melatih jaringan neural AI mereka, yang menimbulkan pertanyaan besar soal etika dan izin. Di Indonesia, regulasi perlindungan data mewajibkan prinsip minimisasi, proporsionalitas, dan transparansi hal-hal yang tampaknya belum dipenuhi secara utuh oleh World.

Share
Topics
Editorial Team
Mecca Medina
EditorMecca Medina
Follow Us