Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Kehilangan Banyak Pengguna, Ada Apa Dengan Threads?

Dirilis pada 5 Juli lalu, Threads tampak gagal mempertahankan para pengguna yang mulai meninggalkan sang media sosial. Ada apa ya sebenarnya?

Begitu banyak media sosial yang hadir saat ini, namun tidak sedikit juga yang gagal. Diawali dari ledakan fase pertama seperti Friendster dan MySpace menuju Mastodon dan Threads, para pengembang tampak tidak puas dengan media sosial yang ada.

Bahkan, sesuatu yang dianggap sebagai “tiruan” pun mulai bermunculan. Mastodon sendiri sering dianggap sebagai Twitter killer yang padahal mereka hanya hadir sebagai alternatif semata. Lalu, adajuga Threads yang terlihat lebih cocok dengan sebutan tersebut.

Sayangnya, popularitas sang media sosial terbaru dari Mark Zuckerberg tampaknya gagal untuk menarik minat para penggila medsos. Lantas, kira-kira apa alasan yang membuat para pengguna malas dengan Threads?

Memanfaatkan isu Twitter untuk mencari pengguna.

Pernahkah kalian berpikiran bahwa Threads tampak dirilis karena mereka menemukan momen yang tepat? Disaat Twitter tengah dilanda isu rate limit, para pengguna pun mulai bergegas mencari alternatif.

Sebagian besar konsumen dari Jepang melirik medsos berbasis fediverse, terutama Misskey. Momen seperti inilah yang ditunggu oleh Meta yang memegang media sosial raksasa seperti Facebook dan Instagram.

Hasilnya, Threads akhirnya dirilis menuju konsumen pada tanggal 5 Juli. Sayangnya, dari begitu banyak kabar yang beredar, Threads tampak kesulitan untuk mempertahankan jumlah pengguna yang awalnya terlihat bombastis.

Kurang fitur, terasa seperti produk fase alpha.

Loh, kok nggak bisa akses dari browser?
Loh, kok nggak bisa akses dari browser?

Sebagai sebuah media sosial, Threads tidak memiliki begitu banyak fitur. Faktanya, minimnya fitur ini membuat sang media sosial terasa seperti produk yang masih mentah, seakan sang pengembang terlalu terburu-buru ingin merilis produk tersebut.

Beberapa contoh yang bisa dilihat adalah tidak adanya versi browser untuk diakses dari PC, fitur hashtag yang menjadi standar medsos modern, hilangnya fitur direct atau private message, dan masih banyak lagi.

Namun, semua hal yang penulis sebutkan tidak lebih dari sekedar spekulasi saja. Masih ada begitu banyak alasan dari para konsumen untuk tetap tinggal di Twitter terlepas dari kontroversi konyol yang dilakukan oleh Elon Musk.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jefri Sibarani
EditorJefri Sibarani
Follow Us