Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan DCEU Masih Belum Bisa Menyamai Kesuksesan MCU, Setuju Enggak?

Fakta bahwa Marvel Cinematic Universe (MCU) saat ini jauh lebih sukses daripada DC Extended Universe (DCEU) tidak terbantahkan. Cara paling mudah menilai kesuksesan sebuah waralaba media adalah melihat jumlah pendapatannya.

Bila melihat daftar film terlaris sekaligus berpendapatan terbesar sepanjang masa yang dirilis situs IMDb per Sabtu, 21 Mei 2022, ada empat film MCU di jajaran 10 besar. Bila diperluas jadi 50 besar, terdapat 10 film MCU di daftar ini.

Di daftar yang sama, film DCEU tertinggi ada di peringkat 24 yaitu Aquaman, yang disusul Wonder Woman di peringkat ke-85. Lalu apa yang membuat film-film MCU mendapat penerimaan yang lebih masif dari DCEU?

DCEU vs MCU

DCEU adalah waralaba media yang merilis berbagai film dan serial televisi superhero dengan kisah yang saling berkaitan. Semua karakter dan kisah di DCEU diadaptasi dari DC Comics. DCEU diproduksi oleh DC Films dan dimiliki oleh Warner Bros. 

MCU adalah waralaba media yang merilis berbagai film dan serial televisi superhero dengan kisah yang saling berkaitan. Semua karakter dan kisah di MCU diadaptasi dari Marvel Comics. MCU diproduksi oleh Marvel Studios dan dimiliki oleh Disney.

DCEU memulai waralaba mereka dengan film Man of Steel (2013). Sementara MCU dimulai dengan film Iron Man (2008). Hingga tulisan ini dibuat DCEU sudah merilis 11 film dan satu serial televisi. Sementara MCU sudah merilis 28 film dan enam serial televisi.

5 Alasan DCEU Masih Belum Bisa Menyamai Kesuksesan MCU

Ada beberapa alasan yang membuat DCEU hingga saat ini masih belum bisa menyamai kesuksesan waralaba saingannya yaitu MCU. Beberapa alasan ini disajikan dari perpaduan data dan sudut pandang penulis pribadi.

Meski begitu, penulis akan mencoba memaparkan poin-poin di bawah seobjektif mungkin. Berikut pembahasannya.

1. Terlambat memulai

Bila dibandingkan MCU, DCEU terlambat memulai waralaba media mereka. MCU dimulai dengan film Iron Man yang dirilis tahun 2008, sementara DCEU baru dimulai lewat film Man of Steel yang dirilis tahun 2013.

Di tahun rilisnya Man of Steel, MCU sudah merilis tujuh film yang mendapat penerimaan positif dari para penggemar, termasuk The Avengers (2012). Ketika DCEU baru memulai semesta saling terkoneksi yang mereka bangun, MCU sudah mendapat penggemar setia.

2. Kurang konsisten

Konsistensi adalah faktor terbesar dari kesuksesan setiap film dan serial MCU yang diproduksi oleh Marvel Studios. MCU memang tidak sempurna, ada beberapa proyeknya yang mendapat penerimaan kurang maksimal seperti The Incredible Hulk (2008) dan Thor The Dark World (2013).

Namun sejak Iron Man pertama, MCU terlihat sudah memiliki perencanaan yang cukup matang, tentang ke mana arah alur cerita MCU ke depannya. MCU konsisten dengan alur cerita setiap film mereka yang saling berkaitan.

Di sisi lain, DCEU terlihat kurang konsisten mulai dari tone hingga keterkaitan kisah di film-filmnya. DCEU kurang bisa menyajikan konsistensi dan sensasi yang sama di setiap filmnya yang berada di satu universe.

Sejauh ini DCEU telah beberapa kali mengubah arah dan tone film mereka. Belum lagi di waktu yang sama, ada beberapa karakter DC Comics yang mendapat film solo yang berada di luar alur cerita DCEU, seperti Joker (2019) dan The Batman (2022).

Mungkin hal tersebut tak jadi masalah bagi penggemar superhero garis keras, namun bisa jadi membuat bingung para penggemar superhero awam, mengenai alur kisah DCEU yang sebenarnya harus mereka ikuti.

3. Terlalu buru-buru

DCEU juga terkesan terlalu terburu-buru untuk bisa menyaingi waralaba saingannya tersebut. MCU secara pelan tapi pasti membangun pondasi cerita dengan memperkenalkan satu persatu karakter nya terlebih dahulu.

Barulah karakter-karakter MCU yang sudah mencuri hati penggemar itu kemudian ditampilkan dalam satu film yang sama. Hal yang dilakukan DCEU malah sebaliknya. Penggemar yang belum diberi kesempatan mengenal latar belakang para superhero tiba-tiba diberikan film team-up.

4. Karakter DCEU terlalu powerful

Alasan selanjutnya yang bisa menjadi penghambat kesuksesan DCEU menyaingi MCU adalah karakter superhero mereka yang terlalu overpower (OP). DCEU membuka semesta mereka dengan kisah Superman di Man of Steel.

Superman sebenarnya adalah salah satu superhero paling ikonik yang pernah ada. Sayangnya kekuatan Superman kerap membuat sutradara dan penulis cerita kesulitan membuatnya menjadi karakter yang relatable.

Karakter Superman di DCEU terkesan terlalu dua dimensi dan kurang kompleks. Sebenarnya hal ini masih bisa diatasi bila sutradara dan penulis cerita bisa mengembangkan kisah Superman dengan lebih baik.

Di sisi lain, MCU membuka semesta mereka di phase pertama dengan dominasi karakter superhero yang manusiawi dan ‘membumi’. Sebut saja Iron Man, seorang manusia biasa yang digambarkan memiliki masalah pribadi yang mungkin dirasakan orang pada umumnya.

Penggemar MCU diajak mengikuti perkembangan karakter Tony Stark dari seorang playboy jenius yang kesepian dan egois, menjadi seorang pahlawan yang rela mengorbankan nyawa demi keselamatan seluruh semesta.

Pengembangan karakternya yang sangat relatable itu akhirnya bisa sangat menyentuh dan menginspirasi penonton. Hal yang sama juga terjadi pada karakter Captain America bahkan karakter dewa seperti Thor.

MCU baru memperkenalkan karakter dengan tingkat powerful yang menyerupai Superman di phase ketiga lewat film Captain Marvel (2019).

5. Kurang fan-service

Alasan terakhir DCEU masih belum bisa menyaingi kesuksesan MCU adalah kurangnya fan-service. Beberapa film DCEU dianggap mengecewakan para penggemar komik DC. Banyak yang menilai Warner Bros kurang menganggap penting masukan dan keinginan para penggemar.

Studio Warner Bros dilaporkan beberapa kali mengubah banyak alur cerita yang telah dibuat sutradara, yang sebenarnya sangat dinantikan para penggemar. Penggemar komik DC mungkin baru benar-benar terpuaskan dengan fan-service lewat Justice League: Snyder Cut atau Zack Snyder’s Justice League (2021).

Sebaliknya, MCU terlihat konsisten menyajikan proyek untuk memuaskan para penggemar superhero Marvel. Para sutradara, penulis, dan produser film dan serial MCU juga terlihat sebagai penggemar berat superhero, yang membuat mereka benar-benar memahami apa yang mereka kerjakan.

Adegan Captain America menggunakan Mjolnir milik Thor dan seluruh Spider-Man: No Way Home adalah contoh fan service yang sukses dilakukan MCU, yang memuaskan para penggemar setianya.

Sebagai penikmat dari dua waralaba raksasa ini, penulis merasa DCEU masih memiliki peluang yang sangat bear untuk menyamai bahkan mengungguli kesuksesan MCU bila mereka konsisten dengan satu tone dan alur cerita yang dipilih.

Kamu setuju dengan poin-poin di atas? Ikuti terus informasi terbaru dan terupdate seputar game, esports, dan pop culture di GGWP.ID, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
rien
Editorrien
Follow Us