Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Bos Team Vitality Punya Solusi Soal Kurangnya Turnamen MLBB Ladies

team-vitality-turnamen-mlbb-ladies-featured.jpg
Team Vitality di MWI 2024. (Popline.id)
Intinya sih...
  • Team Vitality hanya mengikuti 1 turnamen MLBB ladies di tahun 2025
  • Danny Engels mendorong kolaborasi antara Moonton dan tim lain untuk menciptakan kesempatan bermain lebih banyak bagi para player perempuan
  • Scene MLBB ladies Indonesia adalah yang paling maju di seluruh dunia menurut Danny Engels

Danny Engels, Corporate Director Team Vitality, hadir secara online di MPL ID S15 untuk berbagi insight seputar keterlibatan Team Vitality di scene MLBB Indonesia, khususnya di divisi men dan ladies.

"Pertumbuhan di Indonesia sangat besar. Tantangan bagi tim dan Moonton adalah untuk membangun model bisnis yang sustainable dan juga scalable," ujar Engels.

"Saya percaya bahwa penting sekali untuk menjaga fokus pada aktivitas di level grassroot, lokal, dan akademi. Saya melihat scene esports barat terlalu fokus pada produk tier 1, sehingga kesulita membawa talenta baru ke dalam liga," sambungnya.

Meski demikian, saat ini scene MLBB ladies yang digeluti oleh Team Vitality sendiri kekurangan turnamen untuk diikuti. Sejauh ini, Team Vitality baru mengikuti 1 turnamen ladies saja di tahun 2025 ini.

Menghadapi masalah tersebut, bagaimana cara Team Vitality mendukung divisi MLBB ladies-nya di tengah kekurangan turnamen resmi?

1. Alasan Team Vitality baru mengikuti satu turnamen di 2025

Indonesia-Masih-Kekurangan-Scene-Turnamen-MLBB-Ladies-featured.jpg
Team Vitality tidak mengikuti MDL ID S11 karena Cinny menyelesaikan kuliahnya. (Dok. GGWP)

Danny Engels sendiri mengaku terkejut dengan kurangnya turnamen MLBB ladies dari pihak 3rd party, apalagi mengingat tahun ini tidak akan diadakan WSL. Karenanya, Team Vitality hanya mengikuti turnamen BOG Season 1 dan sukses menjadi juaranya. Lalu bagaimana dengan MDL ID?

"Kami juga menghadapi keadaan tidak terduga karena kami mendapatkan invite ke MDL (season 11), yang menurut saya merupakan panggung yang menarik untuk tim ladies melawan tim pria. Namun, karena Cinny harus menyelesaikan studinya, kami tidak bisa bertanding di MDL," ungkap Engels.

Menurutnya dan juga tim, memaksakan Team Vitality untuk bergabung dengan MDL ID S11 dengan pemain pengganti tidak masuk akal, karena akan merusak chemistry tim.

"Karena ini, kami kehilangan kesempatan untuk bertanding di MDL saat itu, sehingga kami tidak punya turnamen untuk diikuti," sambungnya.

2. Team Vitality mendorong kolaborasi antara Moonton dan tim lainnya

team-vitality-turnamen-mlbb-ladies-1.jpg
Danny Engels ingin ada kolaborasi lebih intens antara Moonton dengan tim MLBB ladies. (Esports Insider)

Untuk mengatasi masalah ini, Engels berharap ada kolaborasi nyata antara Moonton dan stakeholder terkait, seperti tim dengan divisi ladies, untuk menciptakan kesempatan bermain lebih banyak bagi para player perempuan.

"Menurut saya, hal yang menarik adalah kolaborasi yang kami punya dengan Moonton untuk mencari tahu bagaimana caranya kita bisa meningkatkan scene ladies. Saya sangat ingin melakukan ini dengan rekan-rekan tim lain," ujarnya.

"Mari kita berkumpul dengan ONIC, Team Liquid, Team Falcons, dan mencari tahu apa yang bisa kita lakukan bersama untuk saling mendukung satu sama lain. Mungkin kita bisa mengadakan turnamen bersama dan mengembangkan scene ladies," sambung Engels.

Engels menambahkan, Team Vitality dapat membagikan banyak pengalaman mereka di scene barat untuk mendorong perkembangan scene MLBB ke arah yang lebih positif.

3. Scene MLBB ladies Indonesia adalah yang paling maju di seluruh dunia

team-vitality-turnamen-mlbb-ladies-2.jpg
Team Vitality menjadi juara BOG Season 1. (Dunia Games)

Lebih lanjut lagi, keyakinan Engels terhadap divisi ladies Team Vitality didasari oleh kondisi scene MLBB ladies yang sangat maju, mengalahkan scene ladies dari game esports lain.

"Kalian memiliki scene esports ladies yang paling maju dan paling berkembang. Bahkan jika kita bandingkan dengan VALORANT Game Changers yang sangat bagus dalam level arena, level kompetitif yang saya lihat di Mobile Legends tidak ada tandingannya sejauh ini," puji Engels.

"Kita harus mendorong ini lebih lanjut untuk menunjukkan scene esports ladies dan menyampaikan kisah mereka kepada dunia. Mereka tidak hanya harus terlihat di Asia Tenggara, tapi juga di Eropa (dan regional lain) misalnya," pungkasnya.

Bagaimana pendapat kamu sendiri soal scene MLBB ladies di Indonesia saat ini? Apa saja yang menurut kamu bisa lebih ditingkatkan?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mecca Medina
EditorMecca Medina
Follow Us